"Assalamualaikum kalian nungguin aku, gak? Ih gak mau ga suka gelay!" timbrung Nani yang baru datang dari toilet.
"Jan lebay deh lo." Itu suara Sulas.
Sebelum terjadi aksi tabok menabok, Ulfa langsung berdiri di tengah-tengah dengan mata yang masih lekat menatap mading.
Helaan napas terus terdengar dari bibir mungil Ulfa, ia memijit pelipis berharap ada sesuatu yang dapat menghibur gundah dalam dadanya.
Dia mendapat teror dari salah satu mahasiswa di kampus ini. Betul-betul mengganggu ketenangannya.
Sam? Pria itu bak hilang ditelan bumi, terakhir kali datang ke kampus saat pertama belajar di kelas Ulfa setelah itu Sam lenyap begitu saja.
Mirda yang baru datang langsung menyenggol bahu Nani, alisnya naik sebelah seolah mempertanyakan raut datar sahabatnya itu.
"Kenape dia?" tanyanya pelan nyaris tak terdengar.
Nani menggedikkan bahu, "Minikitihik."
"Fa, lo oke?" Sulas buka suara diikuti tangannya memegang bahu kanan Ulfa membuat si empunya tubuh sedikit terperanjat.
"Ga papa," kilah Ulfa ketika diberi tatapan penuh tanya dari tiga temannya.
Sambil memilin rambut Ulfa beranjak dari posisinya berdiri menuju kelas, sepanjang jalan ada saja yang menatap tiga cewek di belakang Ulfa seolah mempertanyakan mengapa hawa di sekitar Ulfa meredup tak seperti biasa.
"Bentar deh bentar!" tahan Nani menghalang jalan Ulfa.
"Napa dah?"
"Jangan bilang lo lagi galau gara-gara Pak Sam kagak nongol tiga hari ini."
Ulfa menggedikkan bahu acuh meski dalam hati sedikit membenarkan karena kehadiran Sam sedikit berpengaruh untuk mood-nya.
"Fa, lo serius jatuh cinta sama Pak Sam? Umurnya 33 wey! Lu masih 22 taon," peringat Mirda tiba-tiba sudah berdiri di samping kiri Ulfa.
"Cinta datang tiba-tiba, huoooo!" senandungnya sambil meninggalkan tiga cewek yang mulai cengo menghadapi tingkah absurdnya.
"Gue barusan nemu postingan lama yang di-privat di akun lama seseorang. Lo tau apa isinya?"
"Apa?"
"Foto Ulfa yang nyaris gak pake baju lagi diapit dua mahasiswa lulusan tiga tahun lalu, kayaknya pas semester satu. Gila, sih."
"Serius?"
"Iyaaa, gue tadi udah ambil fotonya trus share ke grup kelas, lo liat aja sendiri."
Langkah Ulfa berhenti tepat di depan dua cowok sedang ngerumpi. Tatapannya yang semula dingin kini berubah membara penuh dendam juga emosi, telapak tangannya mengepal kuat siap menghajar siapa pun itu.
"Lo tadi ngomongin apa, hah?!" tanya Nani menyerobot langkah Ulfa dan berdiri paling depan menantang dua cowok yang kini menatap balik.
Tatapan salah satunya beralih ke Ulfa, menatap dari atas sampai bawah lalu tertawa kecil.
"Gue gak nyangka, di balik tubuh lo yang terbungkus rapi ternyata udah pernah dinikmati orang lain. Cihhh!" cowok itu meludah seolah Ulfa sangat menjijikkan jika dilihat.
Kepalan tangan Ulfa makin mengerat, tatapannya tak beralih meski cowok itu bergerak mendekat. Cowok dengan name tag Zaki itu mengusap bahu Ulfa lalu turun ke tangan dan menariknya kuat membuat tangan itu dengan sangat terpaksa menempel di wajahnya.
"Lo bisa beri gue kehangatan?" godanya disertai tawa cekikian dari yang satunya lagi.
"Woles dong, Fa! Lo kan udah biasa ngelayanin yang beginian, hhahaha becanda!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHASISWI BUCIN (END)
Humor"Pak, kayaknya mata Bapak ini lampu merah, deh." Ulfa menatap Sam sambil tersenyum sebelah. Sam menoleh acuh, "Lampu merah?" "Iya, tiap ngeliatnya saya jadi berhenti terus," sambungnya sambil cengengesan "Mau belajar apa gombal, heh?" tanya Sam jeng...