Tarik napas, embuskan.
Thanks for 5k readers and 1k vote! Kalian the best😘Btw, nikmatin ceritanya karena part ini mayan panjang.
Baper-baperan.
Siap liat Ulfa dan Sam jadian?
Baca bismillah dulu moga gak ada kejadian absurd di sela-sela feel romantisnya.
*
*
*"Kata orang ya, Fa. Bodoh itu ga boleh diperlihatkan biar yang lain ga ketularan bodoh," celoteh Nani sembari memilih pakaian di lemari besar milik teman sehidup tidak sematinya.
"Kata orang ya, Nan. Kalau mau nasehatin tuh jangan sama orang bodoh kek gue, ga bakal didengerin," sungut Ulfa yang sudah jengah mendengar komentar-komentar buruk Nani tentang pakaiannya yang hampir semua didominasi warna hitam.
Jujur, Ulfa sangat ingin menyeleding kepala Nani saking geramnya. Namun urung, dia lagi butuh bantuan.
"Seriusan lo ga ada heels? Betina bukan lo?" geram Nani merasa frustasi melihat barang-barang temannya.
Ulfa menggaruk tengkuk sambil menguap, membalikkan tubuh menjadi tengkurap seraya menumpukan dagu di antara lipatan punggung tangan yang disatukan sedangkan sendal yang seharusnya di lantai malah diletakkan di kasur, "Gue cewek ... tapi spesies cewek kek gue langka makanya Pak Sam sayang."
"Geli gue Njing," sahut Nani sambil bergidik ngeri.
Ulfa mendengkus, "Nganan aja jomlo satu ini."
Giliran Nani yang menggeram, "Fa, nanya dong."
"Nanya apa?" tanggap Ulfa cepat.
"Rasanya main-main di alam baka gimana?" tanya Nani dengan watedos yang mampu membuat Ulfa lepas kendali, melayangkan sendal rumahan bermotif bunga putih ke arah kawan laknatnya.
"Sialan!"
Nani terkekeh geli, "Soalnya liat muka lu gue jadi inget akherat, sumpah. Apalagi kalau deket-deket atau naik motor sama lo, beuh jatah hidup gue di dunia berkurang drastis."
"Inget, Nan. Temen juga bisa bantu lo mencapai Surga. Kalau lo sadis terus pas lu kepleset di titian rambut belah tujuh kagak gue tolongin." Ulfa mendumal rondom sambil mengubah posisinya menjadi duduk santuy.
Nani menaruh celana plisket berwarna merah maron dan carding rajut berwarna senada ke kasur. "Kadang gue heran, kok bisa ya manusia suci kek gue berteman sama monyet ragunan kek elu," celotehnya.
"Kadang gue juga heran, kok bisa ya ada hewan melata yang berani deketin gue. Biasanya mereka pada insecure ngeliat kecantikan gue, kok lo enggak, ya?" sahut Ulfa.
'Tuk!'
Botol minyak telon mendarat ke jidat Ulfa dengan selamat sentosa, "Ngatain gue hewan melata lu?"
"Mengakui?" tanya Ulfa tengil sambil sesekali jemarinya mengusap kening yang terkena lemparan Nani.
"Bisa gak sih lu cepet-cepet balik ke alam lo lagi? Capek gue ngadepin tingkah lo, Fa. Tar bibir gue ga tahan kebaca ayat kursi lenyap lo."
"Si Anying!"
Ulfa balas melempar bantal, guling, sekalian dengan jam beker di nakas ke arah Nani. Seketika kamar Ulfa penuh teriakan dan cacian.
"Arghhh mati aja lu mati mati mati!" Ulfa memiting kepala Nani.
"Hueek! Ketek lu bau anyinglah! Bauu!"
"Maklumin, deodoran gue abis dari seminggu lalu," balas Ulfa tanpa dosa, terus memiting kepala Nani tepat di keteknya.
Mampus, bau kan kek belacan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHASISWI BUCIN (END)
Humor"Pak, kayaknya mata Bapak ini lampu merah, deh." Ulfa menatap Sam sambil tersenyum sebelah. Sam menoleh acuh, "Lampu merah?" "Iya, tiap ngeliatnya saya jadi berhenti terus," sambungnya sambil cengengesan "Mau belajar apa gombal, heh?" tanya Sam jeng...