Thanks for 10k readers! Makasih banyak buat suport positif kalian. Semoga cerita ini bisa menghibur meski banyak kebagongan di dalamnya.
*
*
*Seperti yang Sam bilang. Hari ini Ulfa pulang sendiri tanpa diantar olehnya dengan alibi ada urusan lain dan dia masih kesal karena kelakuan Ulfa pada mahasiswa itu. Sam berjanji sorenya ke mall sebagai gantinya.
Ulfa melangkah menuju parkiran yang terletak satu lokasi dengan halaman kampus yang luasnya luar biasa. Diam-diam gadis itu mengagumi desain unik yang dapat dilihat tiap langkah, belum lagi mahasiswa tergolong ramah banyak di kampus itu.
"Omaygaaat!" pekik Nani membuat dirinya menjadi pusat perhatian.
"Kita di mana ini?!" sambung Mirda merentangkan kedua tangan mengenai wajah Ulfa yang sedang menahan diri untuk tak ikut-ikutan.
"Jadi kita di ... biasalah!" sambung Ulfa sembari mengibaskan rambut membuat Nani mengerjap pelan karena ia berdiri tepat di belakangnya.
Sulas berjalan lebih dulu, mungkin bosan melihat tabiat tiga sahabat karibnya itu. Kelakuan mereka terbilang abnormal. Saat gadis lain menjaga image, mereka malah memutuskan kemaluan, ah ralat, urat malu sendiri.
"Ga pulang sama pacar?" sindir gadis berwajah oval dengan garis bibir indah. Nani.
Ulfa mengeluarkan HP kemudian menunjukkan chatan terakhirnya dengan Sam. Nani terbahak paham sedangkan Mirda hanya dapat menghela napas berat melihat betapa tak peduli temannya itu dengan kemarahan Sam.
"Sekarang mau ke mana, nih? Mumpung masih siang," tanya Sulas sudah berdiri dengan pintu mobil terbuka siap dimasuki olehnya.
Mirda melirik dua temannya, "Cafe baru Abang gue aja gimana? Itung-itung narik pelanggan buat datang." Usulan Mirda mendapat anggukan.
"Secara ga langsung lo mengakui kalau kami ini cakep, makanya pelanggan pada dateng," celetuk Nani tertawa renyah melihat delikan tajam dari Mirda.
"Najis banget, ya!"
"Udah ah berantem terus tar jodoh gue gak tanggung loh," lerai Ulfa, ia sudah masuk ke mobil entah kapan Mirda dan Nani pun tak sadar.
"Amit-amit!" pekik Nani dan Mirda serentak sambil mengetuk pelan dahi dan paha bergantian dengan kepalan tangan.
Empat sahabat bernyanyi riang selama perjalanan. Mobil yang membawa mereka lenyap di persimpangan jalan membuat seseorang sedari tadi mengintip lekas keluar dari tempatnya bersembunyi.
Satu tangannya menceluk saku mengambil HP. Seringaian di bibirnya menandakan akan ada bencana buruk yang akan terjadi dalam kehidupan pasangan baru itu, sangat pasti.
Setelah mengirim pesan ancaman, ia membuka kartu lalu mematahkan benda kecil nan pipih itu. Alisnya terangkat sebelah dengan senyum mengerikan tak pudar di bibirnya.
***
'Ting!'
Pesan masuk membuat Ulfa tersadar dari lamunan. Lekas memeriksa HP, dia juga bosan menunggu makanan yang seharusnya diantar dari tadi.
Dari temannya. Saat akan mematikan layar, sebuah pesan masuk sekitar 15 menit lalu terlihat berada di urutan nomor tiga karena nomor Sam disematkan paling atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHASISWI BUCIN (END)
Humor"Pak, kayaknya mata Bapak ini lampu merah, deh." Ulfa menatap Sam sambil tersenyum sebelah. Sam menoleh acuh, "Lampu merah?" "Iya, tiap ngeliatnya saya jadi berhenti terus," sambungnya sambil cengengesan "Mau belajar apa gombal, heh?" tanya Sam jeng...