♥d u a l i m a♥

3.5K 411 13
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim yang menjalankannya. Salam toleransi untuk agama lain.
Satu kata dari gue, "Semangat puasanya, Mblo."
*
*
*

"Gue tau lo udah capek dengan beban-beban berat yang gue kasih ke elo selama ini, tapi ga gini cara lo akhiri semuanya, gue capek harus nyambungin semuanya seperti sedia kala. Please jangan baperan, ini tugas lo yang udah seharusnya nanggung beban berat ini," lirih Ulfa menatap tali jemuran yang udah putus dua lengkap dengan pakaian yang berceceran di bawahnya serta tiang penyangga tumbang.

"Lo sebenernya ada masalah idup apa sama gue? Kenapa lu selalu bikin gue kerja dua kali? Tau gak?" Ulfa mengambil kaus oblongnya lalu menunjuk-nunjuk bagian yang kotor, "Gue capek dengan semua drama ini, gue capeeek! Masa iya gue harus nyuci lagi! Mana mesin cuci rusak! Mbok Inem pulang kampung. Arghhh! Emaaak!"

Ulfa mengeluh frustasi. Bukan apa, hanya saja hari ini ada janji bertemu dengan tiga sahabat bobrok yang belum tahu kabar menggemparkan tentang hubungannya dengan sang dosen.

'Ting!'

Satu pesan masuk membuat notifikasi berbunyi. Ulfa mengelap tangannya ke baju karena masih ada sisa-sisa air pas mengeringkan cucian tadi.

Pak Sam❤

[Lagi apa?]

[Marah-marah sama jemuran]


[Marah kenapa hm?]

[Tiangnya ambyar huaaaa]

[Yaudah cuci lagi]

[Capek]
[Enak banget nyuruh nyuci]

[Mau saya bantu?]

[Bantu apa? Bantu cuci ulang? Hayu]

[Doa. Saya alergi deterjen]

"Hilih bicit. Bilang aja males." Ulfa mencibir lalu menaruh HP-nya ke meja yang tersedia di sana.

"Andai gue punya kekuatan, gue ubah buaya darat di muka bumi ini jadi kodok," seloroh Ulfa ngawur.

Entahlah, makin banyak cobaan bukannya banyak istigfar malah makin ngawur omongannya. Maklumkan saja, spesies miring di muka bumi ini memang makin banyak.

Ulfa mengambil baskom lalu memasukkan baju-baju kotor ke dalamnya, membawa kembali ke samping mesin cuci kemudian memasukkan air secukupnya disertai deterjen dua genggam.

"Bismillah, mari kita coba cuci ulaaang!" kata Ulfa meniru logat bicara anak sultan di tiktok.

Selama mencuci, tak henti bibir seksi itu menggumam tanda kekesalan sudah sampai ke ubun-ubun. Dia terus memberos bagian-bagian yang kotor dengan kekuatan seribu tangan ala-ala iklan di TV.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya selesai juga. Gadis ayu itu menguncir kuda rambut sebahunya, menyingsing lengan baju lalu mengangkat baskom berisi penuh pakaian.

"Gila, belum apa-apa gue udah lolos praktek jadi babu."

Selesai menjemur ulang. Ulfa melesat ke dapur mengambil botol air mineral dalam kulkas lalu meneguknya cepat.

MAHASISWI BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang