♥s e p u l u h♥

6.1K 811 36
                                    

Cebelum itu, ayo liat duyu pidionyah biar bisa cenyum di awal celita.
~Anak Tetangga

Gak vote artinya gak menghargai ketikan author!_-

***

"Kalau lo suka hati tepuk tangan!"

'Proook! Proook! Preeet!'

"Berisik heh!" sewot Ulfa sambil menyingkirkan buku-buku tebal di mejanya. "Bisa gak sih sehariii aja lo pada gak ganggu gue, ngantuk nih!"

"Beudooo ahmaaad!" sahut Mirda alay.

"Hilih bicit!" cerca Ulfa malas.

Nani langsung duduk di meja Ulfa tanpa memedulikan si empunya yang memasang wajah gusar. Dia mengambil handphone dan mulai bergaya, sesekali memotret teman-temannya.

"Sabar! Lipstik gue kurang merah!" tahan Sulas saat Nani mengarahkan kamera padanya.

Sulas memoles bibir dengan lipstik merah mencolok membuat tiga temannya menatap ngeri. Mau tidak mau Nani tetap memfotonya juga.

"Kek cabe tau gak!" cibir Mirda geli melihat tampang Sulas yang lebih mirip tante-tante.

"Gue cabe seger, lu cabe bekas diinjek," kata Sulas menohok tanpa memedulikan raut kesal Mirda.

"Iyaa bully teros sampai Bapak gue jadi Presiden selanjutnya!" sindir Mirda keki.

Nani dan Ulfa saling tatap dan berakhir mengangguk seolah mereka sedang bertelepati. Dua cewek itu lekas beranjak dari tempat, memilih kabur sebelum jadi penonton keributan antara Sulas dan Mirda tentunya.

"Hay, Fa!" sapa Leo ketika melihat Ulfa melintas di depannya.

"Hay juga ganteng." Ulfa menyahut tak lupa mengedipkan sebelah matanya.

"Ulfa ditegur, gue enggak. Emang ya pilih kasih, yang good looking selalu di depan," sindir Nani sambil menyikut perut Ulfa dengan sikunya.

"Haha, sorry, gue cuma ngeliat Ulfa doang, ga nyadar ada lo di sini," kilahnya menggaruk tengkuk cengengesan.

Nani hanya beroh iya saja tanpa peduli perasaan tersisihnya lagi.

"Dari mana lo?" tanya Leo yang tentunya ditujukan untuk Ulfa.

"Kelas bro, biasa dua cewek bahenol itu berantem lagi. Paling lagi baku tinju di dalam." Ulfa melipat tangan sambil mengode Nani agar mereka lekas ke kantin. Lapar.

"Gue lagi gak latihan, nih. Mumpung kosong, kantin skuy, gue traktir," ajak Leo bersemangat juga penuh harapan.

"Ayoook!" Bukan Ulfa yang menjawab.

"Ya udah, itung-itung gue ngehemat uang bulanan," kata Ulfa seraya mengikuti langkah Nani yang rupanya sudah berjalan lebih dulu.

Leo menyetarakan langkahnya dengan sang pujaan, sejak semester satu dia tertarik dengan sosok Ulfa. Namun, mereka terpisahkan karena jurusan yang berbeda. Ulfa Sosiologi, Leo komputer.

MAHASISWI BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang