♥l i m a♥

7K 883 68
                                    

"Fa, ngapain masuk?" tanya Alfi, ia membuka helm lalu menyisir rambut dengan jemarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fa, ngapain masuk?" tanya Alfi, ia membuka helm lalu menyisir rambut dengan jemarinya.

Untuk sebagian cewek, mungkin bakalan baper sampai pingsan dan berakhir stalking akun sosial media si Alfi. Beda cerita kalau ceweknya model Ulfa, dapat dilihat sekarang cewek yang memakai celana training biru juga baju kaus bermotif pelangi itu tampak siap memuntahkan sisa makanan yang belum sempat dicerna mesin penggilingan dalam perutnya.

"Jangan masuk, ah," larang Alfi mengekori Ulfa yang belum melewati pintu kaca otomatis mall.

"Ngapa, sih? Jangan bilang lo gak bawa duit! Gue kebiri lo!" tegas Ulfa seraya mengambil dompet di saku belakang Alfi.

Oh, aman. Isinya penuh.

Cowok itu hampir melayangkan tabokan kalau tak ingat sedang di mana. Dia menunjuk plang kuning berlingkar hitam, di dalam lingkarannya ada gambar anjing yang disilang.

"Lo gak boleh masuk, karena apa? Karena hewan peliharaan ga diizinin masuk ke mall," celoteh Alfi dengan wajah tengilnya.

"Bang ...."

"Apa?"

"Sat!"

Ulfa mengibaskan rambut seraya berjalan masuk ke mall sesak pengunjung, tempat pertama yang ia tuju yakni deretan baju-baju mahal tanpa diskon.

"Allah, hamba baru aja dapat rezeki, lah rezekinya surut disedot tuyul ya Allah," rengek Alfi lemas.

Mau marah pun tak akan bisa karena dia memang berjanji akan membawa Ulfa ke mall karena tadi malam tidak menemaninya ke acara kampus.

Alfi juga kena imbas amukan Ulfa. Adiknya itu melempar semua buku di rak, mungkin kalau kuat, Ulfa sudah mengangkat lemari dan menimpakannya pada Alfi. Ngeri memang, Alfi merasa bersalah lupa mengisi bensin, karena itulah dia berjanji meski rada tidak ikhlas.

Masalahnya Alfi tau Ulfa akan menggesek black card-nya tanpa peduli betapa susah Alfi meminta bokap transfer ke rekening. Sampai rela jadi tukang cuci piring selama seminggu pula.

"Bang, yang ini apa yang ini?" Ulfa mengangkat dua baju sambil tersenyum penuh harapan, berharap si abang memberinya jawaban.

Alfi mengerutkan kening. "Lah, ini motif dan ukurannya sama aja," komentarnya sambil melihat size dan gambar yang ada pada baju, "Cuma beda warna doang, elaaah."

Ulfa memberengut, "Nih, ya, Bang. Lo harus tau, warna itu juga harus senada sama kulit, masalahnya gue ga tau yang senada sama kulit gue itu yang mana." Sudut bibir adik Alfi itu tampak tertarik ke bawah.

"Perasaan dua-duanya cocok buat lo," tambah Alfi sambil melirik-lirik jam tangan di sebelah deretan baju.

"Ishhh, makanya gue bingung, yang mana? Aduuuh." Ulfa memijit dahi, pening.

Lebay!

"Yaudah dua-duanya aja," imbuh Alfi sambil berjalan dengan mata penuh binar mendekati jam yang masuk dalam daftar barang yang harus Alfi miliki.

MAHASISWI BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang