♥d u a e m p a t♥

3.8K 476 7
                                    

Gilaaa, pembaca naik pesat. Gue ucap syukur banyak-banyak, moga ini cerbung bisa tembus perfilman.
Aamiin!
Sebelum baca, ucapkan bismillah dulu biar gak baper. Dah gitu aja.
Bismillahirrahmanirrahim hedsot! Hia!
*
*
*

Ulfa menepuk-nepuk tangannya yang masih lembap, tisu tak terlalu menyerap air bekas cuci tangannya tadi. Ulfa menghela napas berat sambil membuka pintu toilet.

"Eh pocong!" latahnya.

Sam mengernyit, "Ada pocong ganteng kayak saya?"

"Gak ada, sih, Pak." Ulfa nyengir, "Tapi kalau Bapak modar baru deh ada spesies pocong cakep."

"Sembarangan." Sam menempeleng kepala Ulfa menggunakan buket bunga yang ia pegang, Ulfa meringis seraya memegangi pipinya yang tak terlalu sakit.

"Belom apa-apa udah KDRT aja nih si Bapak," celotehnya sembari melangkah lebih dulu menuju lift.

Saat sampai di lift Sam menghadang pintu yang nyaris tertutup dengan tangan, menarik pergelangan tangan gadis yang sudah merangkap menjadi pacarnya keluar dari lift menuju balkon.

"Sakit?" tanya Sam setelah mereka sampai di balkon, tangannya bergerak mengusap pipi kekasihnya sambil tersenyum geli.

"Lagian main tempeleng aja, gak inget ini udah jadi calon bini? Masih aja diperlakukan kek bawahan, hih," rutuk Ulfa menatap lekat wajah pria yang masih setia mengusapi pipinya.

"Iya maaf, ya, Sayang."

Apa tadi?

Sayang?

Yihaaa! Ulfa rasanya mau koprol jungkir balik terjun dari balkon!

"Lah, diem? Kenapa? Saya salah ngomong?" Sam kebingungan menatap wajah kekasihnya.

Ulfa yang sedari tadi menahan senyum langsung mencari objek lain agar tatapan mereka tak bersibobrok, membiarkan Sam menikmati wajahnya lewat tatapan dengan jemari yang terus bergerak mengusap punggung tangannya.

Kenapa Sam? Kenapa dirimu jadi seromantis ini? Padahal baru kemarin itu tangan diinjek tanpa perasaan.

"Fa?"

"Hmm?"

"Jangan cuek, saya minta maaf sekiranya tadi bikin kamu sakit," paparnya bersungguh-sungguh.

Gadis di depannya itu tampak tersenyum kecil, "Gak sakit, Pak. Lagian saya keliatan kayak marah? Engga, 'kan?"

"Yaudah saya tempeleng lagi biar sakit, mau?"

"Pak, pengen banget adu jontos sama saya? Hayu, di mana? Lapangan lebar, 'kan? Ayok." Ulfa gemas sendiri mendengar jawaban Sam diluar ekspetasi.

"Haha, udah baru jadian jangan nyari pasal." Sam membawa tubuh gadisnya ke dalam dekapan, memberi kehangatan lewat pelukan karena desau angin terasa sedikit mencucuk tulang.

Ulfa balas memeluk tubuh tegap Sam, membiarkan keheningan mendominasi keadaan mereka saat ini. Sam yang tengah menikmati angin sepoi-sepoi dan Ulfa yang tampak diam mengulum senyum mengetahui fakta bahwa Sam memang seromantis ini.

"Pak."

Sam merespon ucapan Ulfa dengan menundukkan kepala, menatap wajah yang juga tengah mendongak sambil menumpukan dagu ke dadanya yang bidang.

MAHASISWI BUCIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang