NB&AG || Part 25

103K 14.2K 389
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

.
.
.
.
.

H A P P Y  R E A D I N G  !


“Kak Rio!”

“Eh, iya, Na. Ada apa?”

Masih ingat Rio, kan?

Reina berdiri di koridor sekolah. Ia sedang berhadapan dengan Rio Bagaskara yang notaben-nya adalah teman dari Galang sejak SMP.
Ia akan bertanya sedikit tentang masa lalu Galang.

Reina berdehem. “Kakak tau apa aja tentang, Galang? Yang aku gak tau gitu?”

Rio mengerutkan dahinya. “Maksud, lo? Tentang apa?”

Reina menghela nafas. “Ya apa aja, Kak! Kehidupan dia sebelum masuk SMA. Kakak tau apa aja? Katanya teman Galang dari SMP,” ucap Reina tegas.

Oke, Rio sekarang pusing menghadapi cewek yang di depannya ini.

“Yang gue tau tentang Galang ... Dia pinter dari dulu, dia sopan, dia gak pernah pacaran dan yang jelas, dia dulu gak culun kayak sekarang. Maksudnya, penampilannya gak sesesederhana kayak sekarang, gak pake kacamata juga.”

“Oke, gue ke kelas dulu, ya." Reina mengangguk.

Reina berpikir sedikit tentang ucapan Rio barusan.

Reina hendak berjalan menuju kelasnya. Tetapi,

“Tunggu!” Rio membalikkan badan menghadap Reina.

“Gue inget ... Galang itu punya adek cowok. Tapi sekarang gak keliatan, gak tau deh, ke mana. Gue juga bukan teman deket galang."

Reina mengangguk.

Jujur, ia sedikit terkejut dengan ucapan Rio. Sebelumnya ia belum perna melihat adik dari Galang selama ia mengunjungi rumah Galang. Ya, ia akan bertanya soal ini pada Galang.

“Ya, lo tanyanya jangan ke Galang lah, dia ya gak bakal jawab!”

Reina sudah kembali ke tempat duduknya di kantin tadi. Ia menceritakannya pada Raisa.

Reina meletakkan telunjuknya di dagu. “Kok, bisa?”

“Dodol deh!"

“Gini, gue males ngejelasinnya, lo kan, udah kenal tuh, sama bundanya galang. Jadi, lo tanya ke bundanya aja lah, lebih pasti.”

“Hm, oghey!”

Reina masih memikirkan ucapan Rio tadi, ia sangat kepo siapa adik Galang tersebut. Mengapa ia belum perna melihat bentukannya?

Sungguh memikirkan Galang saat ini adalah passion-nya.

Tringggg! Tringgg!

“Noh, Masuk!” Reina mengangguk.

Reina dan Raisa berjalan santai menuju kelasnya. Hari ini ada ulangan harian matematika. Biasalah! Ini sungguh membuat Reina muak! Haruskah ia berpikir keras untuk mata pelajaran laknat ini? Sepertinya tidak.

Mungkin ia punya slogan baru. ‘Kerjakan yang gampang, tinggalkan yang susah!’

Ia sangat mudah menyerah untuk saat ini. Tapi tidak akan menyerah untuk menyelidiki misteri di kehidupan Galang. Katakanlah bahwa dia bucin. Lebih tepatnya penasaran.

“Ulangan harian ya, anak-anak," ucap Pak Budi dengan semangat. Sedangkan muridnya lesu semua.

“Ulangan teros!” sindir Reina.

“Hei, hei, hei! Apa katamu?!” sahut Pak Budi.

“Iya, iya, iya!” jawab Reina dengan menirukan nada bicara Pak Budi.

“Mau ikut ulangan atau keluar?”

“Ya, mending saya ke-“

“ULANGAN PAK! REINA MURID PINTAR, HARUS IKUT ULANGAN!” celetuk Raisa dengan wajah penuh dosanya.

“Matematika, ilmu yang mematikan ....” Reina bernyanyi dengan nada lirih.

“REINA ...!”







[JANGAN LUPA VOTE SESUDAH MEMBACA! KOMEN JUGA BOLEH!]

***
TBC!

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang