NB&AG || Part 39

90.5K 12.1K 283
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

.
.
.
.
.

H A P P Y  R E A D I N G  !



Reina memberhentikan mobilnya tepat di depan pagar menjulang tinggi dan elegan itu. Seperti biasa, ia menjemput Galang untuk pergi ke sekolah.

Galang membuka pintu mobil Reina. Ia memasuki mobil dengan santai.

“Pagi, Rein,” ujar Galang.

“Pagi, Sayang,” balas Reina dengan mengedipkan sebelah matanya.

Nakal,” batin Galang.

Reina menancap gas mobilnya. Ia menyusuri jalan raya jantung kota negara ini.

“Lang, menurut lo, gue nyanyi apa, ya?” tanya Reina.

“Reina pengen nyanyi lagu apa?” tanya Galang balik.

Reina menggeleng sebagai jawaban.

Keduanya masih memikirkan lagu apa yang cocok untuk Reina nyanyikan.

Hingga suara radio dari mobil Reina mengintrupsi.

“Makna cinta,” ucap Galang dan Reina bersamaan.

Lagu makna cinta yang dinyanyikan oleh Rizky Febian itu masih mengalun indah di mobil Reina.

Hingga tanpa sadar Galang menyanyikan tiap bait-bait lagu itu.

“Denganmu ... Ku mengerti arti cinta ....”

“Arti cinta sesungguhnya ....”

“Tumbuh di setiap saat ....”

“Dan mengerti makna cinta ....”

“Makna cinta yang abadi ....”

“Kan kujaga cinta ini ....”

Galang menatap Reina sejenak. Ia tersenyum.

Kini Galang diam dan Reina yang menyanyikan bait-bait lagu selanjutnya.

“Sudah dengan berbagai cara ....”

“Agar tak terlewatkan hari yang indah ....”

“Banyak hal yang tlah, kita le ... wa ... ti ....”

“Di setiap harinya ....”

Saat reff Reina dan Galang bernyanyi bersamaan.

“Denganmu ... Ku mengerti arti cinta ....”

“Arti cinta sesungguhnya ....”

“Tumbuh di setiap saat ....”

“Dan mengerti makna cinta ....”

“Makna cinta yang abadi ....”

“Kan kujaga cinta ini ....”

Lagunya berhenti berputar. Tak terasa mereka sudah sampai di sekolah.

Reina menatap Galang. “Suara lo bagus. Gue suka."

Sebelum Reina keluar dari mobilnya. Reina berpesan pada Galang. “Beneran jagain cinta gue, ya.”

***

Pelajaran pertama sedang berlangsung di setiap kelas.

Reina memperhatikan papan tulis dengan serius. Ia senang, pagi hari ini sangat membahagiakan. Ia berharap, tiap-tiap harinya ia seperti ini bersama Galang.

Reina tersenyum menatap papan tulis. Sesekali ia melontarkan pertanyaan pada guru di depan yang sedang menyampaikan materi.

Raisa menatap Reina yang cengengesan sendiri.

Raisa menyenggol siku Reina kemudian mengangkat satu alisnya seperti isyarat yang sedang bertanya ‘kenapa?’ hal itu hanya dijawab gelengan oleh Reina.

“Sarap sia,” ujar Raisa pelan.

Guru di depan mengintrupsikan untuk mengerjakan soal di buku paket.

Reina pun bergegas membuka buku paketnya. Ia mengajak Raisa juga untuk mengerjakannya bersama. Ia peka sebagai teman. Pasti Raisa tidak paham dengan yang barusan guru di depan jelaskan.

“Gue kerjain nomor 1 sampe 10. Lo kerjain nomor 11 sampe 20,” titah Reina dengan senyuman.

Raisa bergerak tuk menempelkan punggung tangannya ke dahi Reina.

“Gak panas,” ucap Raisa sendiri.

“Emang,” singkat Reina.

Keduanya kembali fokus dengan bukunya masing-masing.

***

“Gue ke ruang musik dulu, ya,” pamit Raisa pada Reina.

“Mau ngapain?” tanya Reina.

“Belajar gitaran. Sama kevin,” jawabnya kemudian langsung lari terbirit-birit meninggalkan Reina sendiri di kelas.

Ia tak mau mendengarkan ocehan Reina.

Reina beranjak dari kursinya. Ia berjalan menuju ruang guru. Sebelum itu, Reina mengirimkan pesan pada Galang, agar menunggunya di kantin saja.

“Permisi, Bu,” ujar Reina sopan.

“Masuk, Na.” Reina berjalan menuju Bu Anggun. Guru seni budaya di kelasnya.

“Saya ke sini ingin bertanya, Bu.”

“Iya, silahkan,” jawab Bu Anggun.

“Kalau saya nyanyinya colabs sama Raisa, gak papa, Bu? Saya yang nyanyi, Raisa yang main gitarnya,” jelas Reina.

“Gak papa, buat sebagus mungkin. Lagunya bebas, ya,” jelas Bu Anggun.

“Terima kasih, Bu. Saya pamit dulu,” pamit Reina sopan. Kemudian ia berjalan menuju ruang musik.

Ia meneliti ruang musik yang sepi. Sepertinya tidak ada orang.

Namun suara dari dalam mengintruksi Reina. Ya, Reina melihat sosok itu. Dua orang. Sungguh pikiran Reina melayang saat ini.

“ASTAGHFIRULLAH!”









[JANGAN LUPA VOTE SESUDAH MEMBACA! KOMEN JUGA BOLEH!]

***
TBC!

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang