NB&AG || Part 31

98K 13.4K 379
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

.
.
.
.
.

H A P P Y  R E A D I N G  !




Malam hari telah tiba. Kini, Reina sedang berkutat dengan dandanannya di meja rias.

Ia menyisir rambutnya. Menyemprotkan parfum vanila favoritnya ke seluruh tubuh. Hari ini ia memakai pakaian simple. Hanya celana jeans hitam dengan hoodie berwarna milo. Suasana hari ini cukup dingin. Jadi, ia memutuskan untuk memakai hoodie yang cukup tebal.

Ia mengambil ponsel di nakas dan memasukkan ke dalam sling bag-nya. Ia rasa cukup rapi untuk bermain timezone malam ini.

Brumm! Brumm!

Derum motor Reina menggema di depan rumah Galang. Ia memang sengaja membawa motor hari ini. Ia ingin merasakan angin malam Jakarta bersama Galang. Ia ingin merasakan rasa pacaran yang sesungguhnya.

Galang melihat Reina yang melambaikan tangan dari motornya.

Motor Reina bertengger rapi di depan rumah Galang. Motor hitam metalic itu sangat memancar di hadapan Galang.

“Kamu ... Bawa motor?” tanya Galang.

“Ya iyalah, pake nanya lagi,” jawabnya dengan memutar kedua bola mata malasnya.

Galang mengangguk. Ia berjalan menuju belakang jok motor Reina. Sebelum itu,

“Eitss, mau kemana, lo?”

“Du-duk,” jawabnya kikuk.

“Enak aja, lo! Lo lah, yang bawa motornya,” ucap Reina tegas. Kan, ia ingin berpacaran ria seperti yang lain. Cowoknya yang membawa motor, bukan ceweknya! Sangat tidak peka manusia di depannya ini.

Galang mengangguk. Tak ingin membuat Reina kesal. Ia berjalan menuju motor Reina.

Galang mengode Reina dengan dagu agar segera duduk di jok belakang.

Reina duduk dengan tepat. Ia memegang ujung jaket Galang agar tidak terjatuh.

Outfit Galang pun sama dengan Reina. Hanya celana jeans hitam dan jaket army yang dibaluti kaos putih di dalamnya.

Reina merasa, malam ini cukup sepi. Ia merasakan angin malam menusuk kulit wajahnya. Ia semakin mengeratkan pegangannya ke jaket Galang.

Galang tersenyum memandang wajah sumringah Reina dari kaca spion. Jika dipikir, ia sudah lama tak menggunakan motor. Entah terakhir kali kapan. Ia tak mau memikirkan itu.

***

Reina menyusuri arena timezone. Ia menyari permainan tembak-tembakan. Ia melihat sosok seperti yang ia kenal. Tepat sekali, sosok itu menoleh ke Reina.

“RAISA!” teriak Reina menggema di seluruh arena timezone.

Sang pemilik nama menyadari bahwa Reina yang meneriakinya.

Raisa berlari entah kemana. Ia menyeret tangan Kevin yang baru saja keluar dari toilet.

“Kenapa, sih?” tanya Kevin sambil berlari dengan Raisa.

“Ada Reina,” jawabnya dengan nafas yang tersenggal-senggal.

Kevin menoleh ke belakang. Ia mendapati Reina yang berlari menujunya dengan menggandeng Galang yang kebingungan.

Apakah ini film action yang sedang syuting?

“WOY! JANGAN KABUR, LO!”

Sebanyak pasang mata memandangi aksi mereka. Sungguh ini tontonan gratis yang asik.

Raisa berhenti berlari. Ia tak kuat untuk berlari lagi. Ia dan Kevin sama-sama menetralkan detak jantungnya dan mengatur nafasnya.

“Akhirnya ....”

Reina bertumpu pada kedua lututnya. Ia dan Galang sama-sama mengatur nafas.

“Ikut gue!” Raisa mengangguk pasrah. Seperti anak yang sedang ketauan main diam-diam pada ibunya.

***

Ternyata Reina membawa Raisa dan Kevin ke arena timezone.

“Adu tembak-tembakan sama gue! Yang kalah, traktir makan!” ajak Reina.

Deal?” Reina menyalurkan tangannya ke Raisa.

Deal!” Raisa mengangguk mantap.

Mereka membeli koin sebanyak-banyaknya. Reina dan Raisa sama-sama memasukkan koin mereka ke dalam mesin tembak-tembakan itu.

Reina menundukkan badannya dan menutup matanya satu agar fokus ke titik tembak.

“Satu ... Dua ... Tiga ....”

Dor! Dorr!

Poin pertama tercetak di layar monitor milik Reina.

Keduanya main dengan serius tanpa memperdulikan kedua cowok yang terbengong di belakangnya.

“Terus kita ngapain?” tanya Kevin pada Galang.

Galang hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia terus memandangi Reina yang sedang fokus dengan permainannya. Sesekali kekasihnya itu tersenyum dan bersorak gembira.

“Yey! Gue menang!” teriak Reina sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.

Ia berlari menuju Galang. Ia menerjang Galang hingga hampir terjungkal ke belakang. Untung Galang menahannya dengan sigap.

Bagaikan dunia milik berdua. Beberapa pasang mata memandangi aksi dua sejoli itu yang senang bersenang ria.

Fix! Traktir kita sekarang!”










[JANGAN LUPA VOTE SESUDAH MEMBACA! KOMEN JUGA BOLEH!]

***
TBC!

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang