NB&AG || Part 40

94.8K 12.3K 278
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

.
.
.
.
.

H A P P Y  R E A D I N G  !



Reina melihat Raisa yang berada di kukungan Kevin. Membuat pikirannya negatif akan kejadian ambigu ini. Terlihat sangat jelas, tangan kanan kevin yang menahan pinggang Raisa, dan kedua tangan Raisa yang mengalung di leher kevin.

Terlihat sangat jelas raut wajah Kevin dan Raisa jika terkejut. Keduanya harus menjelaskan apa yang terjadi!

Reina tidak mau jika terjadi apa-apa terhadap sahabatnya. Walaupun Reina dan Raisa bertemu pada awal SMA, tak bisa dipungkiri bahwa Raisa lah teman yang paling asik dan tulus menurut Reina. Dibanding teman yang lain, Raisa lah yang paling berarti baginya.

“LO APAIN TEMEN GUE?!” teriak Reina seraya menghampiri keduanya.

Kevin dan Raisa membenarkan posisinya masing-masing. Pasti Reina memikirkan hal yang tidak-tidak. Pikir keduanya.

“Gak ngapa-ngapain kok, tadi dia kepleset, jadi gue bantu pegangin badannya biar gak jatoh. Eh malah kepleset. Jadinya badan gue ngehimpit badan Raisa,” jelas Kevin pada Reina.

Reina tak menanggapi penjelasan Kevin. Ia menatap tajam keduanya.

Reina menggapai tangan Raisa membawanya pergi dari ruang musik.

“Lo gak papa kan, Sa?” tanya Reina penuh kekhawatiran. Ia meneliti setiap inci dari tubuh Raisa. Takut ada yang kurang.

“Cie ... Ada yang khawatir nih, sama gue,” goda Raisa.

“Heh! Masi mending gue khawatirin. Gue gak mau ya, lo dipegang-pegang sama Kevin,” sarkas Reina dengan pelototan tajamnya. Ia ingin tahu, jika ia benar-benar mengkhawatirkan teman laknatnya ini.

“Gue gak papa, Na. Tadi gue emang beneran kepleset kok,” kata Raisa jujur, dengan mengusap kedua lengan Reina.

Reina mengangguk. “Oh, iya. Jangan lupa! Gue sama lo duet. Lagu Rizky Febian yang judulnya makna cinta. Minta ajarin noh, sama kevin kunci-kunci gitarnya. Jangan mojok aja!”

“Ye, yang suka mojok tuh, lo sama galang!” tuduh Raisa dengan pelototannya. Mana mungkin ia mojok with Kevin. Bisa-bisa ia khilaf. Canda khilaf.

“Oh iya, bebeb gue. Kelupaan!” ucap Reina histeris. Ia lupa jika Galang sedang menunggunya di kantin.

“Gue ke bebeb dulu ya. Jangan lupa lagunya, makna cinta!” ucap Reina tergesa-gesa. Kemudian ia berlari menuju kantin. Meninggalkan Raisa yang menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Kalo udah cinta, yang pinter pun bisa jadi goblok.”

***

Reina berhenti berlari tepat di hadapan sosok cowok yang sangat menyebalkan. Kehadirannya membuat mood Reina buruk.

“Hai, Cantik!” sapa cowok itu.

“Mau apa lo?” ketus Reina.

“Kalo ... Mau lo, gimana?” balas Devon dengan seringai di bibirnya.

Ya, cowok menyebalkan itu Devon. Masih ingat dengannya? Kalau tidak, silahkan buka part 17 kalau tidak salah. Di sana, Reina bertengkar dengan Devon.

Awalnya, cowok itu sudah tidak mengganggu Reina lagi. Tetapi, mengapa sekarang tiba-tiba muncul lagi?

Reina menghiraukan jawaban Devon. Ia berjalan menuju meja Galang.

“Gilang, sama dengan Galang." suara Devon mengintrupsi dari belakang.

Reina tanpa membalikkan badannya, ia tetap melangkah maju ke meja Galang. Dengan menimang-nimang perkataan Devon barusan. Gilang? Siapa dia?

“Enak, Lang?” tanya Reina yang sudah duduk di depan Galang. Ia memperhatikan Galang makan dengan hikmat. Sepertinya enak sekali makanan yang disantap oleh Galang.

“Enak. Mau?” ujarnya polos. Galang menyeruput es teh-nya.

“Enggak.”

Reina membalikkan badannya sedikit. “Bu Yeti! Tempe crispy-nya dua! Gak pake lama!” teriak Reina dari meja duduknya.

“Ashiap!” balas Bu Yeti dengan mengacungkan satu jempolnya.

Reina kembali menghadap ke Galang. “Siapa, Gilang?” tanya Reina to the point. Ia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya ini.








[JANGAN LUPA VOTE SESUDAH MEMBACA! KOMEN JUGA BOLEH!]

***
TBC!

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang