NB&AG || Part 45

94.5K 12.4K 422
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

.
.
.
.
.

H A P P Y  R E A D I N G  !

Reina bersenandung kecil menuju kelasnya. Ia mengeratkan pegangannya pada tas ranselnya. Sedari kemarin ia terus memikirkan permasalah Galang. Ia ingin segara menuntaskan ini semua. Ia juga akan melunasi janjinya pada Bunda Galang yang menginginkan Galang berubah menjadi Galang yang dulu.

Ia memasuki kelasnya dengan senyum sumringah. Pandangannya jatuh pada Raisa yang sedang memainkan ponselnya sembari tersenyum sendiri. Sedikit terlihat seperti orang tidak waras.

“Hai, Raisa!” sapa Reina seraya meletakkan tasnya di bangku samping Raisa.

“Hai, Reina!” balas Raisa tak kalah antusias. Mereka seperti Spongebob dan Patrick kala bertemu.

“Ngapain lo ketawa-ketawa sendiri?” latihan gila?” tanya Reina yang sudah terduduk di samping Raisa.

“Lo harus tau! Fix harus tau karena gue lagi seneng banget!” ucap Raisa antusias dan diakhiri teriakan. Seluruh pasang mata melihat ke arah mereka berdua.

“Apa liat-liat? Gue colok nih, mata lo!” sungut Reina yang tak suka menjadi sorotan.

“Udah, udah, jangan marah. Gue udah pacaran sama, kevin!” jelas Raisa dengan raut wajah senangnya.

“Udah tau,” balas Reina.

“Loh, kok tau. Tau dari mana?” tanya Raisa keheranan.

“Siapa sih, yang gak tau adegan uwu-uwuan lo kemarin di belakang gudang,” sindir Reina sedikit melirikkan matanya ke Raisa.

What?! Lo liat gue uwu-uwuan!”

***

Galang berada di perpustakaan, mengingat ujian akhirnya kurang satu bulan lagi, dan mempersiapkan dirinya menuju perguruan tinggi.

Ia membenarkan kacamatanya yang merusut. Matanya menangkap Rio yang sedang berjalan menuju rak buku. Terlihat ia sedang memilih-memilih buku.

Teman yang dulu cukup dekat dengannya, kini menjadi seorang pengkhianat. Teman yang dulu ia percayai, kini mengingkari.

Memang benar, sebuah pertemanan tak mengukur lama atau cepatnya, tapi sebuah kepercayaan dan ketulusan ketika berteman tanpa adanya iri dan kebencian.

“Rio!” seru Galang seraya melangkahkan kakinya menuju tempat Rio berdiri.

“Eh, Iya, Lang. Kenapa?” tanyanya.

“Lama, gak pernah main,” ucap Galang.

“Iya nih, lo pacaran mulu, sih,” jawab Rio sedikit terkekeh.

“Gue yang pacaran mulu, apa lo yang gak suka sama, gue?”

***

Bugh!

Suara pukulan terdengar dari sudut perpustakaan. Tentu saja akan hal itu membuat seluruh orang yang berada di perpustakaan terlonjak kaget dan segera menghampiri asal suara tersebut.

“REINA!” teriak petugas perpustakaan. Guru itu melerai Reina yang berusaha menghajar Rio terus menerus. Reina seperti kesetanan dibuatnya.

Flashback On

“Gue yang pacaran mulu, apa lo yang gak suka sama, gue?” tanya Galang santai.

“Lo ngomong apa, sih. Jangan mentang-mentang kita udah lama gak ngobrol bareng, lo jadi nyudutin, gue!”

Reina mendengar semua obrolan mereka berdua dari balik lemari buku. Ia mengamati jawaban dari Rio.

“Nama adik lo, siapa?” tanya Galang.

“Ngapain lo, nanya-nanya adik, gue?” sungut Rio. Raut wajahnya menandakan kekesalan terhadap Galang.

“Mau gue bunuh!”

Wajah Rio memerah mendengar ucapan Galang. Ia hendak melayangkan bogeman mentahnya tapi sebelum itu ia terdapat serangan mendadak dari arah belakang.

Bugh!

Reina pelakunya. Ia tak segan-segan untuk melayangkan pukulannya untuk Rio.

“Adik lo, kan, yang udah ngebuli adiknya, Galang?!” tanya Reina dengan pelototan tajamnya.

“Ngarang dari mana, lo?” Rio tanya balik seraya terkekeh santai.

Bugh!

Flashback Off

“REINA!”

“Ke lapangan sekarang! Lari dua puluh kali!” ujar petugas perpustakaan yang diketahui bernama Bu Tina.

Tepat jam 12 siang Reina berdiri di tengah-tengah lapangan. Terik matahari menyengat hingga kulitnya yang paling dalam. Bulir-buliran keringat mulai terlihat di dahi dan pelipis Reina.

Reina melihat Galang yang berjalan ke arahnya dengan sebotol air mineral di tangannya. Reina keheranan dibuatnya. Tumben sekali, Galang meninggalkan pelajaran demi dirinya. Percaya diri sekali. Memang iya, kan? Demi siapa Galang seperti ini jika bukan demi Reina.

Galang menyodorkan air mineral kepada Reina. “Minum,” ucap Galang singkat.

“Makasih,” jawab Reina dengan senang hati. Kekasih lugunya ini mampu membuat hatinya berbunga-bunga walau dengan hal sederhana.

Galang menggandeng tangan Reina untuk mengikutinya menepi ke teras kelas. Di sana dingin, cocok untuk sedikit berbicara dengan Reina. Ia tidak peduli jika ada guru yang mengetahui hukuman Reina terhenti secara terpaksa.

“Kenapa, Lang?” tanya Reina lembut. Ia memutar botol minumnya dan meneguknya hingga tinggal setengah. Ia haus berdiri di tengah lapangan yang panasnya menyengat.

“Jangan nonjok orang sembarangan, gak baik,” ujar Galang.

“Iya, iya.”

Di balik koridor yang sepi itu terdapat lelaki yang menatap kebencian pada Galang. “Bodoh!” batin lelaki itu.










[JANGAN LUPA VOTE SESUDAH MEMBACA! KOMEN JUGA BOLEH!]

***
TBC!

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang