NB&AG || Part 29

98.1K 12.9K 159
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

.
.
.
.
.

H A P P Y  R E A D I N G  !



Ting!

Ponsel Raisa bunyi, menandakan adanya pesan yang masuk.

Ia membuka ponselnya dan tertera.

+62xxxxxxxxxx
Save, kevin.

Entah perasaan apa yang bergejolak di hatinya. Rasanya berbunga-bunga sekali.

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.

Gak! Gue gak boleh suka, sama kevin,” batin Raisa.

Baru saja ia ingin menaruh ponselnya kembali. Tetapi,

“Itu yang di belakang, kenapa senyum-senyum sendiri?”

Sontak seluruh isi kelas menatap ke Raisa.

Reina pun menatapnya dengan pandangan yang tajam. Sesekali ia menaik turunkan alisnya seolah-olah bertanya ‘Kenapa’. Tapi dibalas hanya dengan anggukan oleh Raisa menandakan 'Gak papa’.

“Ah, gak papa, Bu,” jawabnya cengengesan.

Guru itu menghela nafasnya. “Liat ke depan semuanya!”

***

Reina menelusuri koridor kelas 12, hari ini Reina akan mengajak Galang untuk ke rooftop sebentar, ia rasa sudah cukup lama tak berbincang dengan Galang. Kekasihnya itu sungguh tidak peka dengannya. Chat di whatsapp saja tidak. Kalau kalian jadi Reina, kesal tidak?

“Lang!”

Galang yang baru saja keluar dari kelasnya. Melihat Reina yang berlari ke arahnya. Ia membawa buku paket tebal, niatnya ia ingin membaca buku itu di perpustakaan.

“Ikut gue!” Reina langsung menarik tangan Galang menuju rooftop.

Ia berlari kecil dengan Galang di lorong yang cukup sepi. Ia tertawa, ia tersenyum. Ingatannya berputar pada kejadian yang di cafe waktu itu. Disaat ia dan Galang bersembunyi dari Polisi.

Sesampainya di rooftop Reina duduk di bawah tanpa alas apapun. Ia mengajak Galang untuk duduk di sampingnya juga.

Reina nampak menikmati suasana seperti ini. Entah mengapa langit Jakarta hari ini sungguh cerah, namun tak menampilkan panas. Angin sepoi-sepoi itu terus menerpa wajah Reina. Rambutnya bergerak ke kiri dan ke kanan mengikut arus angin.

“Lang,” panggilnya.

Galang menoleh. “Iya?”

Reina merubah posisi duduknya, kini ia menghadap ke Galang.

“Ada yang lo sembunyiin dari, gue?” tanya Reina penuh keseriusan.

Galang tersenyum kecut. “Gak ada.”

“Kalo lo belom bisa percaya sama gue, gak papa kok. Gue juga gak maksa buat lo cerita masalah atau masa lalu ke gue."

Galang bungkam. Ia mencoba tuk memahami Reina. Tapi nyatanya ia tak mampu mengungkit atau menceritakan masa lalunya. Terlalu sakit untuk ia mengingatnya.

“Mungkin, kamu bakal tau, tapi gak sekarang.”

Reina mengotak atik ponselnya. Ia mendapati pesan dari Raisa.

Raisa Istri Hamis
Lo kemana na?
Sini ke kantin cepetan!
Gue mo ngomong!
Penting pake bangett!

Reina mematikan ponselnya. Ia melihat Galang sejenak. Tak ada kebohongan di matanya. Ia mencoba tuk memahami Galang.

“Ayo, turun!” Reina melihat buku yang Galang genggam. “Mau ke perpus, ya?” Galang mengangguk.

“Oke, gue anterin,” ucapnya sambil tersenyum manis pada Galang.

***

Raisa di kantin sendirian. Ia menatap bakso dan es tehnya di depan mata. Tetapi, sangat tidak nafsu jika makannya sendirian. Ia ditinggalkan oleh Reina. Teman memang lupa jika sudah memiliki kekasih.

“Hai, Ra."

Tanpa pamit Kevin duduk di depan meja Raisa. Ia membawa semangkok bakso dan es tehnya. Ia tersenyum manis ke Raisa. Ah, tolong Raisa. Jangan sampai ia baper!

“Ah, iya-iya,” jawabnya sedikit gugup.

Raisa membuka ponselnya. Ia memberi pesan ke Reina agar temannya itu cepat menghampirinya.

“Lo mau gak, temenan sama gue?” tanya Kevin di sela-sela ia menyantap baksonya.

“Boleh-boleh aja, kok.”

Kevin mengangguk. “Kenapa gak dimakan baksonya?”

“Gue nunggu, Reina.”

“Pulang sekolah, mau gak main timezone sama gue?” ajak Kevin.

Raisa tersenyum senang ia sudah menganggukkan kepalanya. “Bol-“

“Gak, boleh!” Reina menggebrak meja kantin itu di hadapan Raisa dan Kevin. Mereka berdua terkejut dengan kehadiran Reina.

Selepas mengantarkan Galang ke perpustakaan ia langsung bergegas menuju kantin.

“Lo pasti mau macem-macem kan, sama temen gue!” tuduh Reina tanpa akhlak.

“Na, Na, udah!” lerai Raisa.

“Gak, Sa! Lo gak boleh baper sama alligator yang satu ini!”

Malu sudah Raisa. Mau di taruh di mana mukanya. Temannya yang satu ini sangat akhlakless sekali.

“Lo pasti ada niat jelek kan, sama bestie gue!” Reina menuduh Kevin lagi, dengan menekankan kata bestie di akhir kata.

Kevin tak menjawab semua tuduhan Reina, ia pusing, ia melenggang pergi. Entah tujuannya ke mana.

Reina duduk di depan Raisa dan menyeruput es teh milik Raisa. Tenggorokkannya kering akibat meneriaki Kevin.

Sebelum Raisa bercakap ponsel Reina berbunyi.

Ia membuka ponselnya dan membuka pesan.

Bunda Galang
Nanti pulang sekolah jadi kan, Na?
Bunda tunggu di CafeKu ya













[JANGAN LUPA VOTE SESUDAH MEMBACA! KOMEN JUGA BOLEH!]

***
TBC!

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang