NB&AG || Part 43

89.2K 12.2K 788
                                    

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!]

.
.
.
.
.

H A P P Y  R E A D I N G  !


Reina berjalan menuju parkiran motor. Hari ini ia memang sengaja membawa motor, karena ia dan Galang akan menyelidiki kasus adiknya dulu.

Reina menaiki motornya.

“Rein, tunggu!” teriak Galang dari arah belakang. Reina melihatnya dari kaca spion motornya.

Galang menaiki jok belakang motor Reina. Kemudian Reina menyalakan motornya dan pergi dari lingkungan sekolah.

***

Di sisi lain ada Raisa yang bersenandung kecil menuju ruang musik. Ia berniat tuk mengunjungi Kevin sebentar. Ia ingin berterimakasih karena bimbingannya selama seminggu ini, membuahkan hasil yang sangat maksimal.

Raisa berada di depan pintu ruang musik, ia mendengarkan percakapan beberapa orang di dalam.

“Gue ngedeketin raisa cuma buat bales dendam.”

Deg!

Raisa sangat mengerti pemilik suara itu. Kevin.

Balas dendam katanya?

Bodoh! Dirinya merasa bodoh saat ini. Ia terperangkap oleh jebakan Kevin.

Pelupuk matanya tak kuat lagi untuk menahan air yang berlinang. Tetes demi tetes air mata mengalir di kedua pipi Raisa. Ia tak kuat menahan rasa ini. Ia butuh Reina.

Raisa melenggang pergi dari tempat yang banyak kenangannya dengan Kevin.

“Awalnya sih, gitu. Lama-lama gue jadi suka beneran,” ucapnya pada teman sekelasnya yang diketahui bernama Tio dan Dion.

“Ye ... Jadi demen. Repot kalo main sama hati mah,” ujar Tio.

Dion mengangguk seraya menanggapi, “Bener. Tembak buruan! Keburu ditikung tetangga.”

***

Motor Reina berhenti di taman kota. Niatnya, mereka akan membeli minuman sebentar. Sore ini sangat panas, membuat keduanya meneteskan peluh-peluh keringat dari pelipis dan dahi.

Galang membeli minum di sebrang jalan sedangkan Reina menyalakan ponselnya karena dari tadi berdering terus tanda ada yang menelponnya.

Ia membelalakkan mata ketika membuka room teleponnya.

Raisa istri hamis (30) panggilan tidak terjawab.

Reina langsung menelpon balik ke nomor Raisa.

Tak berlangsung lama telponnya pun langsung dijawab oleh Raisa.

“Sa, lo kenapa?” tanya Reina penuh kekhawatiran.

“Hiks, lo—ke rumah gue ya, sekarang.”

“Iya-iya. Gue ke rumah lo sekarang!”

Reina beranjak dari tempatnya menuju Galang yang sedang memegang kedua botol minum air mineral di tangan.

“Kita ke rumah raisa, sekarang!”

***

Reina mengetuk pintu rumah Raisa yang sepi itu.

Kedua orang Raisa memang jarang pulang ke rumah karena mengurusi perusahaannya di luar kota. Raisa hanya tinggal dengan satu pembantu dan satu sopir. Raisa sangat kesepian. Maka dari itu, ia selalu mengeluarkan keabsurdan dan ketidakjelasannya di sekolah. Reina yang selama ini menjadi tempat curhatnya.

“RAISA!”

“Gak usah teriak-teriak! Rumah gue bukan wisata rumah hantu!” sahut Raisa dengan isak tangisnya.

“Emang rumah hantu tuh, wisata, Sa?” tanyanya kebingungan.

Reina duduk di atas kasur milik Raisa. Ia mengambil guling untuk menopang kedua tangannya.

“Ih, kok malah bahas wisata, sih! Kan, gue mau cerita!” kesal Raisa.

“Oh, iya-iya.” Reina manggut-manggut.

“Yaudin cerita, buruan!” lanjutnya.

Berbicara mengenai Galang. Ia tadi pulang duluan menggunakan motor Reina. Reina meminta Galang untuk menjemputnya nanti.

“Kevin. Dia gak serius sama gue, Na. Dia Cuma balas dendam ke lo lewat, gue!” adunya seraya meraung-raungkan tangisnya.

“Emang dia perna bilang, mau seriusin, lo?” tanya Reina.

“LO KELUAR MENDING DARI RUMAH, GUE!” teriak Raisa frustasi. Bukannya menenangkan, sahabatnya itu malah mengejekknya. Tolong tenggelamkan ia ke rawa-rawa sekarang!

“Wah-wah! Beraninya tuh si, Kevin! Liat aja, Sa. Besok gue bogemin sampe mampus!”

Raisa masih terus menyumpal hidungnya dengan tissue. Ia merasakan dadanya sesak karena terus menangis.

Mengapa, ketika ia telah serius tapi malah dikecewakan? Ini sama halnya dengan ketika aku nganu tapi dia gak nganu.








[JANGAN LUPA VOTE SESUDAH MEMBACA! KOMEN JUGA BOLEH!]

***
TBC!

Nerd Boy & Absurd Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang