BARNET (Pemimpin dalam bahasa America) salah satu geng motor kota Jakarta. Geng yang paling ditakuti dan disegani oleh yang lainnya.
Geng motor ini berbeda dari geng motor lain. Mungkin, kebanyakan geng motor lain akan melakukan perbuatan yang negatif, namun geng Barnet sebaliknya. Memang benar geng motor ini suka mengikuti balapan, kebut-kebutan di jalan, namun setiap sebulan sekali geng ini selalu rutin untuk melakukan BAKSOS, dan setiap dua bulan sekali selalu mengadakan touring bersama geng motor lainnya yang menganggap mereka kawan bukan lawan.
Kini keempat anggota inti sedang berkumpul di markas Barnet. Mereka menganggap markas nya itu seperti rumah kedua untuk pulang. Tak jarang mereka menginap dan menghabiskan banyak waktunya di markas dibandingkan di rumah. Jika dilihat, markas nya ini cukup besar, awalnya markas ini sebuah gedung tua yang tidak terawat, namun dengan kreatif anggota geng Barnet mensulap nya seperti rumah yang layak untuk ditempati.
"Tumben nih markas sepi banget kayak hati gue," ucap Raynald, memang markas ini sepi tak ada seorangpun kecuali mereka berempat.
"Iya nih boss, kira kira pada kemana ya?" tanya Daniel, ia pun ikut penasaran.
" Gak tau," balas Argen singkat, padat, jelas.
"Elah boss boss kurangin ngapa cueknya, mana ada cewek yang mau sama lu. Buru belajar sama Daniel noh, belajar humoris biar bisa luluhin hati cewek," saran Titan.
"Bukannya di ajarin humoris, malah di ajarin buat jadi playboy kalau sama Daniel mah Tan haha," sahut Reynald sambil menoyor kepala Daniel yang ada disampingnya.
"Nih gue kasih tau ya, punya muka cakep tuh dimanfaatin dengan baik. Masa muda lu itu harus berwarna. Perbanyak mantan, perbanyak gebetan buat diceritain ke anak cucu nanti hahaha," jawab Daniel, ia pun tertawa terpingkal pingkal.
"Kayanya kalau pun udah nikah lu gabakal berubah deh Niel," ucap Raynald bingung dengan jalan pemikiran sahabatnya yang satu ini.
"Btw, lu gimana sama Kayla, anak kelas XI Bahasa 2 yang montok bahenol dan mempesona itu?" Argen yang tadinya bungkam pun mulai membuka suara karena penasaran dengan kisah asmaranya Daniel yang tidak pernah berjalan dengan lancar.
"Ya gak gimana gimana lah boss, dia masih ada didaftar list gebetan gue urutan ke lima kok," timbal Daniel enteng.
"Bagong lu Niel, urutan pertama siapa emang?" tanya Titan penasaran.
"Argen dong hahaha," jawab Daniel seraya mengedipkan sebelah matanya.
Argen yang sedari tadi hanya menyimak pun angkat suara.
"Dih najis," ucap Argen. Enak saja masa iya muka nya yang terlalu tampan ini doyannya batang? Ga elit banget dong.
"Kalo menurut gue sih ya, lu cocok deh bos sama dede Aca," ucap Titan yang langsung diangguki oleh Reynald dan Daniel.
Memang hanya mereka bertiga yang memanggil Arsya dengan embel embel 'dede aca' kecuali Argen, menurutnya itu terlalu alay.
"I agree, kaya perpaduan yang lengkap kan? Acaa petakilan dan lu boss yang super duper cuek, ga kebayang gue kalo Aca sama si boss bersatu, kaya ada emesh-emeshnya gitu," saran Daniel.
Disisi lain, Arsya tengah termenung dalam lamunannya. Rasa sepi selalu menemaninya ketika sedang berada di rumahnya yang cukup luas.
Ayah dan bundanya sudah berpisah kala ia berusia 12 tahun. Saat ia berusia 14 tahun, sang bunda meninggal karena penyakit yang di deritanya. Mau tak mau ia menjalani hidup seorang diri tanpa ada sandaran yang kuat untuknya mengeluh.
Sebenarnya ia memiliki asistem rumah tangga, tetapi asistennya itu bekerja hanya dari pagi sampai pukul sembilan malam karena ia harus mengurus suami dan kedua anak kembarnya yang baru berusia lima tahun.
Kamar yang didominasi foto-foto aktor Korea dan Thailand lah yang menjadi saksi bisu segala kesedihannya. Bantal empuknya yang menjadi wadah air matanya, guling yang dijadikan tempat peluknya, dan dinding yang selalu menjadi sandarannya. Serta tak lupa boneka kecil pemberian Alanka lah yang menjadi teman berceritanya.
Menyedihkan bukan? Gadis remaja yang menjalani hidup seorang diri. Ayahnya telah menikah lagi dengan wanita kaya yang lebih muda dari sang bunda. Tak pernah sekalipun ayahnya itu menanyakan keadaan dirinya. Kadang ia berpikir, untuk ikut bundanya saja ke surga tetapi ia tak mau membuat bundanya kecewa, ia harus tetap hidup meskipun dalam kesendirian.
Arsya mengambil boneka kecil yang berada di meja belajar samping kasur empuknya. Boneka kecil sederhana tetapi diberikan oleh seseorang yang sangat istimewa. Dengan menceritakan keluh kesahnya pada boneka itu, ia akan merasa lebih tenang walaupun hanya sedikit.
"Alanka, kenapa kamu ga nemuin aku?"
"Alanka, aku sendirian sekarang, tak ada lagi suasana rumah yang hangat seperti aku kecil dulu."
"Alanka, kenapa Tuhan biarin aku buat hidup sendiri di dunia yang luas ini?".
"Keiko selalu berharap, semoga Alanka datang dan membawa Keiko dari rasa kesepian ini."
Setelahnya, ia menangis sejadi-jadinya sambil memeluk boneka. Ia sangat merindukan sahabat kecilnya, sahabat yang selalu ada untuknya, sahabat yang selalu menemaninya kapanpun dan kemanapun ia pergi. Ia benar-benar sangat merindukan sahabatnya. Hanya Alanka lah yang ia punya didunia ini, selain ayahnya yang tak pernah peduli padanya.
jangan lupa tinggalkan jejak ya readersss!!!❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Childhood
Genç KurguLOVE IN CHILDHOOD || A SHORT STORY BY IBABAAY "Ketika separuh kenangan, kembali bersama pemilik hatinya." ***** Setitik kisah persahabatan masa kecil yang dipadukan dengan perasaan cinta antara Arsyakayla Alexander dan Alanka Alkana Lavoisier. Perpi...