Kita berada dalam buku yang sama, tetapi dalam halaman yang berbeda🍁:~
^Februari2021
.
.
.
.
."Dede Aaacaa," panggil Daniel dari jarak yang lumayan jauh.
"Dalem sayang," balas Arsya dengan nada yang ia tirukan di tiktok.
"Dede Azulla," panggil Daniel lagi.
"Ayo dong jawab kaya Arsya," batin Daniel.
"Dalem saay.." balas Azulla gantung.
"Toon," sambungnya. Gadis dengan rambutnya yang tergerai rapih itu berlalu melewati Daniel begitu saja dengan memasang pandangan sinis diikuti oleh Arsya dan Avika yang sedari tadi menahan tawa.
"Dikit lagi anjir," keluh Daniel pelan, namun dapat terdengar oleh teman temannya.
"Dikit lagi kenapa Niel?" tanya Titan.
"Dikit lagi masuk ke hati tuh omongan Azulla. Untung gue orangnya gak gampang nyerah, suatu saat nanti lu bakal kesengsem deh sama gue Zull," tekad Daniel. Pandangan matanya lurus ke depan melihat cewek yang sedang mengantri, bertubuh seksi dengan memakai rok diatas lutut dan makeup yang cukup tebal.
"Mata lu Niel, kaya cacing kepanasan," ujar Raynald, tangan kanannya mengusap wajah Daniel yang ada disampingnya.
"Kalo lu gak bisa dapetin Azulla, cari yang lain lah, lu kan playboy alias fakboi indie," saran Argen.
"Wih tidak semudah itu ferguso,"" telak Daniel.
"Azulla tuh beda. Banyak cewek cewek yang gue baperin, dengan mudahnya mereka langsung baper. Tapi Azulla? Kalian liatkan? Dia malah kaya yang benci banget sama gue," jelas Daniel.
"Jadi, kalau lu udah dapet Azulla, lu bakalan berhenti jadi fakboi?" tanya Titan.
"Tidak semudah itu juga sahabat haha," telak Daniel lagi.
"Jadi fakboi itu udah suatu kebiasaan buat gue. Gue tanya ke kalian pada, kalau kalian punya 1 cewe, kalian bahagia gak kalau lagi berduaan?" tanya Daniel, tangannya dia masukkan ke dalam saku celana bergaya sok cool dengan memasang wajah angkuhnya.
"Bahagia," balas serempak, kecuali Argen.
"Nah..Satu aja bahagia, apalagi banyak hahaha," balas Daniel enteng dengan senyum yang merekah di wajahnya.
Sedangkan, Argen, Titan dan Raynald bersama sama menoyor kepala Daniel pelan. Sepertinya, sifat fakboi yang ada dalam diri Daniel ini tidak akan mudah untuk dihilangkan. Seringkali Daniel selalu mengajarkan kepada teman temannya ini tatacara menjadi fakboi, ada ada saja memang Daniel. Mau jadi fakboi aja harus ada tata caranya hahaha:v
****
"Bagaimana misi kamu? apakah berjalan dengan baik?" tanya seorang perempuan cantik dengan surau panjangnya.
"Hanya berjalan setengahnya saja, aku tak yakin bisa mengalahkannya. Sepertinya, jika ingin menghancurkan dia, kita harus menggunakan taktik yang pandai. Dia cukup berbahaya," kata lelakinya.
"Nanti kita atur saja. Aku akan membantumu. Aku yakin, suatu saat nanti dendam ku dan dendam mu akan menjadi dendam kita yang akan terbalaskan," balasnya dengan tersenyum simpul.
****
"Gimana bahu kanan lu?" tanya Arsya. Dia duduk di samping Argen yang kebetulan Titan, Raynald dan Daniel sedang berada di luar kelas bersama teman temannya yang lain. Sementara Argen, hanya diam di dalam kelas dengan menelungkupkan kepalanya di atas meja.
Yap, Arsya memang mengetahui rasa sakit pada bahu kanan Argen. Saat itu, Arsya melihat Argen sedang berkelahi dengan dua orang penjahat yang sedang mengolok-olok anak jalanan.
Dua lawan satu, bukan Argen namanya kalau dia kalah begitu saja. Bakat beladirinya telah tertanam saat dia masih TK sampai sekarang. Namun, setelah berkelahi, Argen selalu memegangi bahu kanannya. Arsya yang melihat kejadian itupun, dengan segera menghampiri Argen dan membawa Argen pergi ke rumah sakit.
"Mending lu ngundurin diri aja deh jangan maksain buat ikutan lomba dulu. Kasihan bahu lu itu udah lumayan parah, lu jangan mikirin terus orang, pikirin dulu diri lu sendiri," saran Arsya.
"JAUH JAUH DARI GUE," usir Argen kasar. Hal itu membuat seisi kelas yang tadinya sedikit gaduh menjadi hening.
"Gue ngomong baik baik sama lu Argen," sahut Arsya mencoba untuk sabar dan berkata lembut.
Argen mengangkat kepalanya, matanya menatap tajam ke depan. Arsya yang berada di sampingnya pun bergidik ngeri melihat mata tajam Argen yang sudah seperti itu.
"Gak usah peduli sama gue! Gue gak mau dipeduliin sama cewek kaya lo, bitch!" bentak Argen semakin keras.
"Jaga omongan lu Argen!" Arsya bangkit dari duduknya, menampar pipi kanan Argen lumayan keras, sehingga meninggalkan jejak lima jari dipipi kanan yang mulus itu.
Tak terima apa yang dilakukan Arsya padanya, Argen pun bangkit dari duduknya dan menghadap ke arah Arsya. Kedua tangannya mengepal dengan kuat. Sorot mata tajam nya mulai memerah. Ingin sekali ia menampar gadis di depannya ini, namun seolah olah seperti ada yang menahannya. Entah kenapa saat ia sedang merasa dipedulikan oleh Arsya, ia jadi teringat pada sosok wanita yang sangat ia sayangi dari dulu sampai sekarang.
Argen mendorong tubuh Arsya sampai mengenai dinding belakang kelas. Perlahan, ia mendekatkan dirinya tepat di depan wajah Arsya yang sedang ketakutan.
Seisi kelas tak ada yang berani berucap sepatah katapun jika si monster MIPA 5 sudah naik pitam. Namun ada sebagian orang yang merekam kejadian ini. Argen memajukan wajahnya hampir mengenai bibir mungil Arsya, namun ia belokkan tepat ke samping telinga Arsya. Hembusan nafas Argen terdengar dengan jelas oleh Arsya. Jantung nya semakin berdetak tak karuan. Kala Argen membisikkan sesuatu tepat di telinganya.
"Semoga Arsya besok masih bisa nafas ya Allah," gumamnya dalam hati.
"Sekarang lu aman bitch! jangan sok peduli sama gue, lu bukan siapa siapa gue. Temuin gue dibelakang taman sekolah setelah bel pulang berbunyi. Lima menit lu gak dateng, abis lu sama gue," bisik Argen. Ia menarik satu sudut bibirnya lalu pergi meninggalkan kelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/259529042-288-k601448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Childhood
Teen FictionLOVE IN CHILDHOOD || A SHORT STORY BY IBABAAY "Ketika separuh kenangan, kembali bersama pemilik hatinya." ***** Setitik kisah persahabatan masa kecil yang dipadukan dengan perasaan cinta antara Arsyakayla Alexander dan Alanka Alkana Lavoisier. Perpi...