Raynald berlari tergesa-gesa menyelusuri penjuru sekolah. Nafasnya terdengar sangat memburu, keringat dan air hujan bercampur menjadi satu dalam pahatan wajah tegasnya.
Begitu sampai di area parkiran sekolah, sepasang mata elang itu terfokus pada gadis yang sangat ia kenali tengah bersih keras memberontak dari cengkraman pria berperawakan kekar dengan gaya rambut panjang nan ikal yang terkuncir kuda.
"BANGST! LEPASIN DIA SEKARANG!!" teriak Raynald sangat lantang.
Gadis pemilik nama Arsya itu menoleh pada sumber suara. Sedikit bernafas lega dengan kehadiran Raynald. Ia yakin sahabat kekasihnya itu pasti akan menolongnya lepas dari cengkraman tangan kekar pria bak seorang preman.
"Tolongin gue Nald!" teriak Arsya dengan nafasnya yang terdengar ngos-ngossan.
"Gak usah sok jadi pahlawan! Berani mendekat, kaki lu gue bikin cacat!" ancam si pria di tunjukkan untuk Raynald. Wajahnya yang sangar begitu juga sorot matanya yang tajam mampu membuat Arsya bergidik ngeri.
Raynald sama sekali tak menghiraukan ancaman tersebut. Ia mengusap wajahnya, tak lupa juga dengan menggosok kedua matanya saat dirasa indera penglihatannya sedikit memburam lantaran air hujan yang terus menerus berjatuhan.
Dengan gagah dan berani, Raynald memberikan serangan tiba-tiba saat sang lawan tengah berusaha sekuat mungkin menghalau cengkraman Arsya yang terus memberontak.
Raynald melayangkan tubuhnya ke udara, bersamaan dengan kedua kakinya menendang kasar kepala dan perut sang lawan dengan sangat membabi buta.
"MATI LU ANJG!"
Pria berbadan kekar itu terbujur lemah di ambang batas kesadaran. Retina matanya lambat laun semakin memburam, disertai dengan kepala bagian belakangnya mengeluarkan tetesan darah hingga berdenyut sakit tak karuan.
Tendangan bertubi-tubi yang Raynald berikan membuat sang lawan terhempas ke belakang hingga mengenai tiang besi yang cukup besar.
Namun siapa sangka, serangan tiba-tiba Raynald justru malah memperkeruh suasana. Entah telah direncanakan atau tidak, pria berperawakan kekar dengan rambut panjangnya itu sempat mendorong kasar tubuh Arsya dengan kakinya saat Raynald melayang di udara.
Dalam sekali tendangan, tubuh ideal seorang model remaja itu terhempas ke belakang. Tendangan tiba-tiba yang mengenai perut ratanya berhasil membuat Arsya merintih kesakitan.
Gadis cantik itu melenguh, memanggil satu nama dengan nadanya yang melemah. "Rayy---" lirihnya terpaksa terpotong saat dari arah belakang seseorang lebih dulu membekap mulutnya dan mengangkat tubuhnya berlari menjauhi area parkiran.
Raynald menolehkan kepalanya ke belakang. "ARSYAA!!!"
"BERHENTI DISITU BAJINGAN!!!"
Baru beberapa centi Raynald berlari hendak mengejar Arsya di balik hujan yang masih menerjang, dengan sangat terpaksa langkahnya harus terhenti saat---
Dorrrrr
*****
Kedua geng motor itu akhirnya melakukan aksi baku hantam sesuai dengan niat awalnya. Melayangkan pukulan dan tendangan-tendangan pada setiap lawan.
Begitu juga dengan geng Revender yang memainkan senjata tajamnya dengan lihai.Namun sayangnya, selihai apapun mereka dalam memainkan senjatanya, geng Barnet sangat pandai mengindari setiap senjata yang seolah-olah akan membunuhnya.
Aksi baku hantam itu berlangsung cukup lama. Hingga kini, sudah terlihat beberapa anggota geng Revender yang terkulai lesu di atas tanah dengan senjata yang kini sudah beralih di genggam oleh para anggota geng Barnet.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Childhood
Teen FictionLOVE IN CHILDHOOD || A SHORT STORY BY IBABAAY "Ketika separuh kenangan, kembali bersama pemilik hatinya." ***** Setitik kisah persahabatan masa kecil yang dipadukan dengan perasaan cinta antara Arsyakayla Alexander dan Alanka Alkana Lavoisier. Perpi...