Berita hubungan Arsya dan Argen yang kini berpacaran sudah tersebar sampai ke penjuru sekolah. Arsya berjalan seorang diri menuju kelasnya, banyak pasang mata yang memperhatikannya dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Terlebih bagi kaum adam, yang menatap Arsya tanpa berkedip sekalipun.
"Oh jadi ini ceweknya Argen, cihh cantikan gue juga."
"Gue yakin tuh cewek gak mandang dari fisik doang, tapi dari ekonominya Argen juga yang tajir melintir itu hilih."
"Eh tapi diakan katanya model gaess."
"Model abal-abal kali hahaha."
"Depan belakang kek triplek gitu, harus periksa mata tuh si Argen."
"Peletnya ampuh ya mbak?"
"Tutor dong cara mainnya!"
"Cantik sih, tapi sayang."
"Sayang kenapa tuchh?"
"Badannya gepeng haha."
"Ada angin, langsung melayang kaya sampah."
"HAHAHAHA LAWAK LU."
Siall! Terasa panas sekali telinga Arsya mendengar berbagai macam umpatan dari beberapa penggemar Argen. Ingin sekali ia menyumpali mulut-mulut yang baru saja mengumpatnya dengan sepatu yang ia kenakan. Namun sial, seseorang dari arah belakang menepuk bahunya.
"Udah gak usah didengerin mulut orang yang gak berpendidikan," saran Titan.
Arsya menghela napas pelan menetralkan segala emosinya. Ia menoleh ke arah Titan yang kini ada di sebelah kanannya.
"Okeii abang Otan." Arsya menyunggingkan senyum manisnya, kedua tangannya mengacungkan jempol kepada Titan. Sementara Titan membalasnya dengan senyuman, dan satu tangannya terulur untuk mengacak-acak rambut hitam Arsya.
"Lu ga boleh ngambil kebahagiaan gue Sya, gue ga akan biarin itu semua terjadi," ucap seseorang yang sedari tadi memperhatikan Arsya dari jauh.
****
"Dia semakin berulah, kita harus cepat bergerak untuk memulai rencana kita yang telah tersusun sempurna," ucap seorang wanita di dalam toilet seorang diri dengan smirk khasnya.
"Baik, aku akan mengatur semuanya. Kau tunggu saja, semua akan berjalan dengan semestinya hahaha," balas pria dari balik telepon.
Seorang wanita itu menutup teleponnya, satu sudut bibirnya tertarik ke atas. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku dan segera pergi meninggalkan toilet.
*****
"Sialan boss, markas diserang. Anak-anak yang ada di markas cuman sedikit, mereka kewalahan ngadepin orang-orang bertopeng," kata Daniel ngoss-ngossan.
Yap, ketika Daniel sedang menuju ke kantin seorang diri, salah satu anggota geng Barnet meneleponnya memberitahu bahwa markas di serang hingga membuat ia panik lalu berlarian dari kantin menuju kelasnya.
Argen terbangun dari tidurnya mendengar ucapan Daniel barusan. Dengan segera, ia pergi meninggalkan kelas diikuti oleh ketiga temannya. Seluruh penghuni kelas tak menghiraukan mereka berempat. Bagi mereka, sudah biasa Argen dan para prajurit nya itu meninggalkan kelas tanpa izin terlebih dahulu. Namun kali ini ada yang berbeda, sebelum mereka pergi, Argen menghampiri meja Arsya terlebih dahulu.
"Titip Arsya, jangan biarin dia kemana-mana sendirian, temenin dia kemanapun dia pergi," pesan Argen kepada Azulla dan Avika, lalu langsung pergi meninggalkan kelas membuat Triple A menatapnya cengo.
![](https://img.wattpad.com/cover/259529042-288-k601448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Childhood
Teen FictionLOVE IN CHILDHOOD || A SHORT STORY BY IBABAAY "Ketika separuh kenangan, kembali bersama pemilik hatinya." ***** Setitik kisah persahabatan masa kecil yang dipadukan dengan perasaan cinta antara Arsyakayla Alexander dan Alanka Alkana Lavoisier. Perpi...