XV

173 53 9
                                    

Kita sejalan, tetapi tak searah☘️~

-kataku
.
.
.
.

Arsyakayla gemoi🐰
dugong!!

Argen Dugong🐽
besok kesekolah lebih awal!

Arsyakayla gemoi🐰
lu siapa ya ngatur ngatur gue?

Argen Dugong🐽
lu gak inget kesalahan lu apa?

nurut apa kata gue!

Menyebalkan. Itulah yang Arsya rasakan saat ini. Ia tak ingin membalas chat Argen lagi, segera mungkin ia memblokir kontak Argen lalu mematikan ponselnya dan menaruhnya di atas meja belajar.

Ia mengambil boneka pig yang tergeletak di atas meja belajar. Dipukulnya boneka itu berkali-kali membayangkan bahwa yang ia pukul adalah Argen, tak jarang juga ia merutuki Argen dengan kata-kata kasarnya.

"Sialan si dugong! Seenak jidat ngatur-ngatur gue!"

"Gue sumpahin gak ada yang mau sama dia!"

"Ganteng doang, kelakuan cosplay sama babi."

"Gak salah gue namain kontak dia Argen dugong hahaha."

"Amit-amit dah gue kalau punya cowok kaya dia, ish jauhkan Arsya dari orang kaya Argen dogung itu ya Allah."

Kurang lebih seperti itulah Arsya merutuki Argen dengan memukul boneka pig-nya. Kini, keadaan menjadi hening, hanya terdengar suara detak jam dinding yang selalu berputar kearah kanan, menunjukkan pukul 12 malam. Semakin larut dengan malam dan kesendirian. Yap, ia harus tidur sekarang. Tak mau bergulat dengan kesedihan jika sedang sendiri seperti ini. Lagipula besok ia harus berangkat lebih awal sesuai perintah Argen, mau tak mau ia harus menuruti monster MIPA5 nya itu.

*****

06.00 AM

Ruang kelas XI MIPA 5 masih sepi tak ada satu orangpun di dalamnya selain Arsya yang saat ini tengah mendudukkan dirinya di kursi depan ruang kelas.

Tak hanya XI MIPA 5 saja yang sepi, melainkan kelas lainnya juga. Mungkin, saat ini siswa yang lain sedang sarapan atau bahkan baru akan memulai ritual mandinya? Berbeda dengan Arsya yang sudah ada di depan kelas menunggu Argen yang semalam menyuruhnya datang lebih awal.

Arsya membuka ponselnya mengetikkan pin kunci layar dan membuka kolom chat nya dengan Argen. Ingin sekali ia mengirimkan pesan kepada Argen, tetapi semalam ia memblokir kontak itu, masa ia harus membuka blokirannya?Kan gengsi.

Dengan langkah gontai, Arsya menuju kantin yang kebetulan letaknya di samping XI MIPA 5. Sesekali cacing diperutnya terdengar, ia lupa tadi belum sempat sarapan karena terburu-buru.

"Mbak Ayuuu," panggil Arsya dengan sedikit berteriak.

Mbak Ayu yang sedang mencuci piringpun menghentikan kegiatannya dan segera menghampiri Arsya.

"Lah neng Arsya kok tumben berangkatnya pagi pisan?" tanya Mbak Ayu.

"Gapapa bi, Arsya cuma pengen ngerasain jadi anak rajin hehe," balasnya gurau.

Love in ChildhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang