jangan lupa vote
jangan lupa koment
tak tampol pala kalian kalo ga vote+koment!
mwehe becanda gaes :v
~Happy Reading~
*****
Arsya berjalan menunduk menyelusuri koridor sekolah. Shitt! Andai saja pak Leon tidak memanggilnya, mungkin sekarang ia tengah sibuk rebahan sambil marathon drama korea ditemani dengan camilan-camilan ringan.
Jari-jari lentik gadis itu bergerak lincah di atas layar ponsel. Ia mencoba kembali memesan taksi maupun ojek online, namun setelah beberapa menit kemudian, hasilnya nihil. Selalu sama seperti sebelumnya.
Argen?
Satu nama itu terlintas dibenak Arsya. Ia berfikir sejenak, apakah ia harus meminta Argen untuk menjemputnya? Mungkin itu tidak buruk.
Bukan manja atau Arsya tak bisa pulang sendiri, namun lihat saja cuacanya sekarang. Langit semakin gelap walaupun masih menunjukkan pukul 15.00 WIB. Di tambah lagi keadaan sekolah sudah sangat sepi. Sudah dapat di pastikan, bahwa hanya dirinya lah yang saat ini masih berada di dalam sekolah.
Arsya memejamkan kedua matanya seraya menghembuskan nafas berat. "Oke Arsya, buang gengsi lu. Dari pada kehujanan atau terjadi apa-apa sama diri lu sendiri, lebih baik telpon Argen," monolog Arsya meyakinkan diri.
Dengan sedikit ragu, Arsya membuka kembali ponselnya. Mencari satu nama dikontaknya untuk ia hubungi.
Masih memanggil, belum ada tanda-tanda berdering sama sekali. Gadis itu mendengus sebal tak karuan. Tak ingin menyerah dalam satu kali panggilan, Arsya kembali menelpon sang kekasih.
Satu kali panggilan.
Dua kali panggilan.
Tiga kali panggilan.
Empat kali panggilan.
Namun nothing! Argen sama sekali tak mengangkat panggilannya.
"Tuh anak kemana si? Sekolah bolos, batang idungnya gak keliatan. Giliran gue butuh, tiba-tiba ngilang. Gak guna banget jadi pacar!" gerutunya kesal.
Dengan perasaran sebal dan jengkel bercampur menjadi satu, Arsya mematikan ponselnya dan dimasukkan ke dalam tas selempang.
Ia kembali melanjutkan langkah kecilnya dirasa tetesan air menyapa kulit seputih susu gadis cantik itu.
Damn it! Kenapa harus turun hujan disaat dirinya belum pulang ke rumah?
*****
Dua geng motor yang sama-sama terkenal paling bringas di jalanan kini tengah berkumpul di sebuah tanah lapang yang luas dan sepi belakang SMA Bunga Bangsa. Meskipun butiran-butiran air hujan berjatuhan cukup deras, namun tak mampu membuat kedua geng itu memutuskan perlawanan.
Geng Ravender, geng motor beringas karena terkenal dengan strategi perlawanannya dalam memainkan senjata tajam. Selain itu juga, banyak anggota di dalamnya yang sering terjerat kasus narkoba, tindakan kriminal, pelecehan seksual, pembunuhan, hingga berakhir menjalani hidup di jeruji besi.
Geng motor yang akhir-akhir ini enggan menampakkan wujudnya di jalanan, club, maupun sirkuit, kini kembali hadir menantang geng Barnet, geng yang tak pernah takut akan tantangan sekalipun ancaman.
Argen memimpin paling depan, berhadapan dengan Dewa-ketua angkatan VIII geng Ravender-
Para anggota geng Barnet berkisar sembilan puluh orang berdiri di belakangnya dengan tangan kosong. Berbeda dengan Dewa dan para anggotanya, banyak yang membawa senjata tajam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Childhood
Roman pour AdolescentsLOVE IN CHILDHOOD || A SHORT STORY BY IBABAAY "Ketika separuh kenangan, kembali bersama pemilik hatinya." ***** Setitik kisah persahabatan masa kecil yang dipadukan dengan perasaan cinta antara Arsyakayla Alexander dan Alanka Alkana Lavoisier. Perpi...