Episode 5

77 17 4
                                    

"Dikejar waktu atau mengejarmu, keduanya ada dalam genggamanku."

***

Lelaki itu berbaring dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi di brankar rumah sakit. Di tangannya, atau lebih tepat di bagian pembuluh darah sudah terpasang jarum yang dihubungkan dengan selang menuju sebuah mesin filterisasi. Sesekali dia memandang ke mana darahnya mengalir. Ruangan ini sudah bagai rumah ke dua baginya, karena setiap dua kali dalam seminggu dia akan berada di sini dengan posisi yang sama.

Siapa sangka lelaki yang begitu terkenal aktif di Jewel High School tersebut setiap hari tengah berjuang melawan kematian. Selalu bermain basket, bertingkah seenaknya, menjahili sesama angkatan, bahkan adik atau kakak kelas. Kerap menjadi perhatian guru-guru karena penampilan dan tingkah yang kelewat santai membuat semua mata yang jika pertama kali bertemu dengannya akan mengatakan bahwa dia adalah lelaki idaman. Tidak terlalu sempurna karena dibumbu-bumbui dengan sedikit bad. Itu, 'kan, tipe idaman siswi zaman sekarang?

Ya, lelaki itu Keynand Melzi Arthama. Anak sulung dari Bu Anit dan Pak Himza. Terkadang dia menertawai semua orang yang mengidamkannya. Meski sebenarnya sekarat yang dia alami bukan lagi rahasia umum untuk penghuni JHS, bisa dibilang masih terlalu banyak siswi yang dengan terang-terangan memuji dan menyatakan bahwa mereka kagum. Hei, memangnya orang yang tengah sekarat patut untuk menjadi idaman banyak perempuan?

Tidak peduli mereka yang bodoh atau dirinya yang terlalu pengecut untuk menganggap bahwa dia memang hanya lelaki sekarat yang menunggu waktu pulang saja. Keynand hanya meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang akan membuat dia menyesal pada akhirnya. Seperti halnya jatuh cinta.

Semua ini bermula sekitar dua tahun lalu. Waktu itu dirinya masih duduk di bangku SMP. Memang sejak dulu Keynand memiliki tekanan darah di atas normal. Namun, hal itu tak pernah diduga dapat menjadi salah satu penyebab awal dia terkena penyakit ini. Gagal ginjal kronis.

Dia tidak tahu mengenai jelasnya gejala yang dialami, sebelum akhirnya melakukan tes di rumah sakit mengenai kondisi tubuhnya. Yang membuat akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, waktu itu adalah terjadinya pembengkakan pada area kaki.

Setelah pemeriksaan itu ... dunia Keynand seolah berubah dalam sekedipan mata. Harapan yang sudah disusun menjadi impian harus ambruk dan mungkin tidak akan pernah bisa ditata. Senyum yang selalu muncul di wajah sang ibu dan ayah, waktu itu hilang dalam sekejap, tersapu kabar dari seorang berjas putih. Dokter mendiagnosis kalau Keynand mengidap gagal ginjal.

***

Beruntung jadwal cuci darah Keynand berada di akhir pekan. Sisa hari Minggu dia gunakan untuk istirahat, supaya besok bisa kembali beraktivitas kembali. Sepulangnya dari rumah sakit, Keynand hanya berada di dalam kamar. Dia sebenarnya bosan, tetapi orang tua tidak memberinya izin keluar.

Akan tetapi, ada seribu satu cara di kepala Keynand supaya dia tidak merasa terlalu bosan. Beberapa menit yang lalu, dia menelepon keempat temannya untuk datang ke rumah. Tentu mereka tidak keberatan. Selain menemani Keynand, mereka juga mendapat bonus di rumah Keynand. Fasilitas lengkap tersedia, kapan lagi bisa main beramai-ramai dan gratis, bukan?

"NAN!" Suara paling keras itu milik Riko. Dia membuka pintu kamar Keynand sembari menyerukan kata tadi. Hal tersebut tentunya membuat Keynand terkejut.

Keynand masih merebahkan tubuhnya di kasur. Namun, ketika mendengar suara temannya yang berisik, dia langsung mengganti posisi menjadi duduk. Belum sempat dia mempersilakan masuk, mereka sudah berada di dalam kamar. Terlebih Riko yang tanpa basa-basi membuka pintu.

"Woho, Pangeran lagi bangun tidur, ternyata." Anand melebih-lebihkan ekspresi ketika matanya menangkap sosok Keynand. Dia mendekati temannya, kemudian mengusap rambut Keynand tanpa rasa bersalah.

Tabula Rasa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang