⭑Happy Reading⭑
***
Cahaya mentari masuk dari arah gorden kamar gadis itu, terlihat gadis itu masih tertidur pulas dengan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Tamara ayo cepat bangun, kamu hari ini sekolah," ujar Winda membangunkan Tamara sembari mendekati gadis itu.
"Ughh... Iya Bunda, Tamara bangun," lenguh Tamara dengan nada yang masih lesu, tetapi harus tetap memaksakan untuk bangun.
"Ya sudah kamu mandi, selesai mandi langsung kebawah untuk sarapan. Bunda tinggal kebawah ya," ucap Winda sambil memperhatikan anaknya, lalu pergi meninggalkan Tamara.
Tamara langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, selesai itu gadis itu langsung memakai seragam sekolahnya dan menuju kebawah untuk sarapan bersama keluarganya.
"Morning Bunda, Ayah," ucapnya sambil duduk di samping Winda.
"Morning," balas Juanda. "Morning too sayang," balas Winda sambil tersenyum kearah putrinya itu. "Ayo dimakan," lanjutnya.
Mereka menyantap hidangan yang ada di depan mereka, tanpa ada percakapan apapun.
"Tamara kamu mau pergi sekolah bareng Ayah atau mau dianter sama Mas Jayak?" tanya sang Ayah sambil menatap putrinya.
"Hm, Tamara berangkat sekolah bareng sama ayah aja ya," jawab Tamara dengan nada yang bersemangat dan antusias.
"Ya sudah, kalau begitu cepat habiskan sarapannya kita berangkat," ucap sang Ayah yang sudah menghabiskan sarapannya lebih dahulu.
"Oke selesai," kata Tamara setelah menyelesaikan sarapannya dan bergegas untuk pergi sekolah.
"Ayo kita berangkat sekarang," ajak Juanda yang kini sudah siap juga untuk berangkat bekerja sekaligus mengantar Tamara.
Tamara mendekat ke sang Bunda "Bunda, Tamara berangkat sekolah dulu ya," ujar Tamara berpamitan sembari mencium punggung tangan Winda.
"Hati-hati ya di jalan," ucap Winda yang tersenyum melihat anak dan suaminya, tak lupa ia mencium punggung tangan sang suami.
"Ayah, Tamara sekolah dulu ya," ucap Tamara ketika sudah sampai di depan gerbang sekolah, dan berpamitan dengan Juanda.
Juanda pun tersenyum "Iya, kamu belajar yang rajin ya, supaya nilai kamu lebih meningkat!" kata Juanda menyemangati Tamara.
"Oke Ayah!" Tamara mencium punggung tangan sang Ayah, lalu dibalas anggukan oleh sang Ayah.
Tamara berjalan menuju kelasnya, dan di koridor ia bertemu dengan sahabatnya.
"Tamara, tungguin," teriak Lisa dengan penuh semangat. Dia adalah Alyisa Factriasy atau yang sering disapa dengan panggilan Lisa, dia adalah satu-satunya sahabat Tamara.
"Kalem Sa, kalem. Gak usah teriak-teriak," kata Tamara memperingati Lisa.
Lisa hanya membalasnya dengan senyuman yang tak berdosa dan meneruskan perjalanan mereka menuju kelas.
***
Di sisi lain, baru saja ada seorang lelaki yang turun dari mobil yang ia kendarai. Ya, lelaki itu adalah Anggika Putra Wijaya.
Terdengar suara riuh dari orang-orang di sekolah. Padahal Gika juga seperti siswa-siswa lainnya.
"GANTENG BANGET ANJIRR!"
"FIKS, GIKA JODOH GUE!"
"GAK KUAT ADEK KAK!"
"KAK GIKA GANTENG BANGET!"
Ya, seperti itulah kira-kira suara yang di dengar oleh Gika. Dia tidak menghiraukannya, dia tetap berjalan menyusuri koridor dan berjalan menuju ke kelas.
"Kenapa sih orang-orang pada heboh kalau liat lo?" tanya Leo sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
Leo Arganda, dia adalah salah satu sahabat Gika yang sudah berteman sejak lama.
Gika tak menjawabnya, ia malah terus melanjutkan perjalanan menuju ke kelas dan meninggalkan Leo yang masih terdiam di tempat.
Kringgg kringg.... Terdengar suara bel sudah berbunyi dan para murid-murid memasuki kelas mereka masing-masing.
Suasana di kelas 11 IPA 2 sekarang sedang senyap, karena akan ada ulangan dadakan yang akan dilaksanakan di kelas ini
Lisa mendekat ke arah Tamara. "Ra, lo serius banget belajarnya," ujar Lisa sambil menatap Tamara yang sedang menghapal materi untuk ulangan yang nanti diadakan.
"Harus, kan kita mau ada ulangan. Ya belajar lah," jawab Tamara yang masih fokus ke buku-buku yang ada di hadapannya tanpa melihat Lisa.
"Bosen tau belajar mulu," gerutu Lisa sambil meletakkan buku di atas kepalanya. "Gue liat sama lo aja ya Ra ntar," lanjut Lisa sambil tersenyum kearah Tamara.
Tamara membuang nafasnya pelan dan menggeleng. "Gak ada, gak ada," tolak Tamara. "Belajar dulu, nanti kalau ada yang gak bisa baru liat," lanjut Tamara memberi pengertian kepada Lisa.
Tamara tidak mau jika Lisa meminta jawaban dengan cara cuma-cuma, kalau begitu kapan Lisa akan serius dalam belajar jika selalu mendapat keringanan dari Tamara.
"Gue dari tadi udah belajar, tapi gak ada yang masuk ke otak gue Ra," gerutu Lisa kesal sambil menatap malas buku-buku yang ada di hadapannya.
"Lo mah gitu, emang gak ada niatan belajarnya." Tamara hanya bisa menggeleng pasrah melihat kelakuan sahabatnya ini, Lisa hanya memanyunkan bibirnya.
Kringgg kringg.... Suara bel berbunyi dan menandakan bahwa sudah jam istirahat, para murid-murid keluar dari kelas mereka dan mereka menuju ke kantin.
"Ra, mau makan apa? Biar gue pesenin," kata Lisa sambil menunggu jawaban dari Tamara.
"Mie ayam sama es teh aja," jawab Tamara, dibalas anggukan oleh Lisa "Tunggu sebentar." Lalu Lisa meninggalkan Tamara sendirian dan bergegas untuk memesan makanan.
Di sisi lain, ada seorang lelaki yang dari tadi memperhatikan gadis yang sedang duduk sendiri itu. Ya, itu Gika yang sedari tadi menatap Tamara.
Entah mengapa Gika yang sedari tadi tak melepaskan pandangannya dari Tamara.
"Ngeliat apaan lo?" tanya Leo kepada Gika, dan mengarahkan pandangannya ke arah tatapan Gika tuju.
"Gak ada," elak Gika, agar tidak di perpanjang oleh Leo.
Leo pun tak menghiraukannya lagi. "Lo mau makan apa? Biar gue yang pesen," ucap Leo.
"Apa aja," jawab Gika membalas Leo.
Leo langsung beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Gika untuk memesan makanan, tanpa menjawab ucapan Gika tadi.
Karena Leo sudah pergi. Gika kembali melirik ke arah Tamara yang sedang memakan makanannya. Gika sedikit tersenyum melihat Tamara yang di anggap sangat lucu di matanya.
***
Gimana part pembuka ini?
Kalian tau cerita ini darimana?
Jangan lupa vote dan komen.
Aku tau, kalian pasti tau caranya menghargai karya orang.See you next chapter.
🌷 24 februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGIKA
Teen Fiction(Belum Direvisi) 💌 𝓜𝔂 𝓕𝓲𝓻𝓼𝓽 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂 Ternyata dari pertemuan pertama sudah membuat Gika jatuh hati kepada seorang gadis bernama Tamara. Anggika Putra Wijaya most wanted di SMA Jayasakti itu terlihat sangat cuek dan dingin kepada gadis-gad...