49. Nekat

128 18 8
                                    

Bel pulang sudah berbunyi. Hari ini Tamara akan di antar pulang oleh Gika, karena Gika masih mengambil mobilnya, Tamara memilih untuk menunggunya di halte depan sekolah.

Entah mengapa Gika tak kunjung datang. Sudah hampir lebih dari lima menit Tamara menunggu. Saat dirinya masih menunggu Gika, tiba-tiba ada mobil yang stop di hadapannya.

Sopir taksi itupun keluar dari dalam mobil dan menghampiri Tamara. Tamara pun berdiri ketika sopir itu mendekatinya.

"Neng Tamara ya?" tanya sopir itu menebak nama Tamara.

Tamara tak menjawabnya langsung, Tamara kini bingung kenapa orang yang ada dihadapannya ini tau namanya.

"Iya, itu saya." Tamara memberikan diri untuk menjawab pertanyaan yang tadi belum sempat ia jawab.

"Silahkan masuk Non." Sopir itu membukakan pintu mobil dan menyuruh Tamara untuk masuk kedalamnya.

"Saya gak pesan taksi Pak." Padahal Tamara tidak sama sekali memesan taksi. Tapi mengapa ada taksi yang menghampirinya dan menyuruhnya masuk?

"Taksi ini di pesan pacarnya, Non." Mendengar itu Tamara tambah menjadi bingung. Gika yang memesankan taksi untuknya? Lalu kemana Gika pergi?

Tamara tak bisa percaya begitu saja. Kalaupun Gika yang memesankan taksi ini untuknya, pasti Gika akan memberikan kabar terlebih dahulu.

Kini Tamara sedang siaga, sedikit menjauhkan dirinya dari orang yang ada dihadapannya ini, menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

"Maaf Pak, mungkin salah orang. Saya tunggu jemputan sopir saya saja," kata Tamara menolaknya.

Sopir itupun mengangguk mengerti. Lalu sopir itu memberikan kode seseorang yang ada di belakang Tamara.

Tamara tersentak kaget ketika ada orang dari belakang menutup mulutnya menggunakan kain, hingga membuat Tamara kesulitan bernapas.

Dengan sekuat tenaga, Tamara berusaha mengamankan dirinya agar bisa terlepas. Namun, semuanya hanya sia-sia karena kini Tamara sudah di bawa masuk ke dalam mobil.

Tidak sengaja Leo yang baru melewati jalan itu menghentikan mobilnya ketika samar-samar melihat itu Tamara. Dengan pergerakan cepat, Leo langsung berlari untuk menyelamatkan Tamara.

Leo berhasil menangkap satu orang pelaku, tetapi satu pelakunya lagi sudah kabur membawa Tamara pergi.

"Tamara mau dibawa kemana?" tanya Leo tanpa memberikan pukulan ke orang itu.

Pelaku itu tertawa jahat dan tidak meresponnya. Karena geram pelaku tidak menjawab, akhirnya Leo mendaratkan pukulan kepada orang itu.

"Kenapa?" tanya Gika ketika mendapati Leo yang tengah memukul orang yang tak ia kenal itu siapa.

Gika melirik ke arah halte untuk mencari Tamara, namun Gika tak melihat keberadaan Tamara di sana.

"Tamara di culik, buruan lo kejar. Taksi warna putih plat belakangnya 09GAB." Leo tak tahu pasti berapa plat nomornya, yang ia ingat adalah itu.

Gika syok mendengarnya, tak percaya. Namun dengan pergerakan cepat Gika langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk bisa mengejar mobil itu.

Tamara berada di dalam sebuah rumah, dengan tangan dan kaki yang di ikat dengan tali. Tamara menatap orang-orang di sekitarnya yang ia tak tahu mereka siapa.

"Apa mau kalian? Kalian siapa?" Tamara memberanikan diri untuk membuka mulut. Tamara tidak boleh takut kepadanya mereka, karena dengan takut itu hanya membuat mereka senang, merasa menang.

ARAGIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang