32. Tragedi

99 20 10
                                    

Setelah selesai dari kebun teh, mereka semua langsung menuju ke perkampungan yang di bicarakan oleh Tamara tadi.

Hampir saja tadi tidak jadi, karena Sasa.

Sasa menolak ingin ikut mereka kesana, dengan alasan jauh takutnya melelahkan. Alhasil ia pun tetap ikut bersama mereka, karena tak mau ditinggal sendirian dan ia pun tak akan pernah rela jika Gika dan Tamara pergi begitu saja tanpa ada dia.

Suasana perkampungan ini sangat menyenangkan hati, sejuk, rindang dan ramai terlihat anak-anak kecil yang sedang bermain.

Tamara mempercepat jalannya dan menghampiri gerombolan anak-anak yang sedang bermain bersama.

"Halo, kakak boleh gabung sama kalian?" Tamara datang dan menyapa semua anak-anak yang disana, tak lupa memberikan senyumannya.

"Kak Tamara, ya?" tebak salah satu orang anak itu. Tamara pun mengangguk, "Iya, kamu Jean ya?"

"Iya kak, aku Jean," ucapnya bersemangat, "Kak Tamara kemana aja udah jarang main kesini?" tanya Jean ke Tamara.

"Kakak lagi sibuk sekolah, ini kakak baru sempat main lagi," balas Tamara. Jean hanya mengangguk mendengar ucapan Tamara.

"Kak Tamara, Jean boleh peluk kakak?" ucap Jean meminta izin kepada Tamara. Tamara pun tersenyum serta mengangguk, "Boleh banget sini," balas Tamara dan merentangkan kedua tangannya.

Beginilah Tamara, ia sangat menyukai anak kecil. Terlebih Jean, ia dan Jean sudah cukup lama kenal dari sejak pertama ia sering berkunjung ke perkampungan ini.

"Masa kak Tamara doang yang di peluk," sindir Lisa kepada Jean melihat Jean hanya menyapa Tamara saja, sedangkan dia di acuhkan.

Jean pun langsung melepaskan pelukannya dari Tamara dan berlari memeluk Lisa juga. "Jean kangen kak Lisa juga," ungkapnya dalam bekapan Lisa.

Lisa tersenyum mendengar ucapan Jean tadi, seketika mood nya sudah kembali membaik. "Kakak juga kangen," balas Lisa sambil mengeratkan pelukannya.

"Jean, kenalin ini temen kakak," ucap Tamara memperkenalkan Vando. "Namanya kak Vando."

"Hai kak Vando." Vando membalasnya dengan senyuman.

"Ini kak Sasa."

"Hai kak Sasa." Sasa hanya membalasnya dengan senyum yang tak ikhlas dan kembali memanyunkan bibirnya.

"Ini kak Leo."

"Hai kak Leo," sapa Jean. "Halo jagoan," balas Leo sambil mengelus pucuk kepala Jean.

"Ini--" ucapan Tamara terpotong ketika melihat Gika. Tidak mungkin Tamara harus bilang ke Jean kalau Gika adalah pacarnya atau Tamara bilang ke Jean kalau Gika itu temannya? Ahhh, Tamara pusing sendiri.

"Hai Jean, nama kakak Gika," ucap Gika memperkenalkan dirinya sendiri kepada Jean.

"Iya, Jean, kak Gika namanya," ulang Tamara memberi tahu Jean sambil tersenyum.

"Halo, kak Gika."

Gika, Tamara dan yang lainnya turut serta sedikit membantu warga-warga yang ada disini. Setelah selesai membantu warga, mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon, di dekat rumah Jean.

Sekaligus mengajari anak-anak disana tentang pelajaran dari sekolah mereka. Tak lupa, mereka juga bermain bersama.

"Jean, jangan lari-larian, kakak capek," lirih Tamara mengejar Jean lalu terduduk dibawah.

Lisa mendekat kearah Tamara yang sedang terduduk lesu karena bermain lari-larian bersama Jean. "Jean, sini main sama kakak." Lisa memanggil Jean untuk mengajaknya untuk bermain bersama.

ARAGIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang