5. Rasa Suka

425 86 31
                                    

⭑Happy Reading⭑

***

Tamara kaget melihat lelaki itu yang sedang meneduhi dirinya dengan jaket miliknya.

"K-kok, ngapain lo disini?" Tamara memberanikan membuka suara, walaupun terlihat sedang gugup.

"Nafas kali, gugup banget," ucap Gika meledek melihat raut wajah Tamara yang sedang gugup.

Tamara memukul lengan Gika, "Gak ada yang gugup," elak Tamara dan menormalkan kembali detak jantungnya.

Gika hanya tersenyum melihat kelakuan gadis ini yang sedang salah tingkah, "Ngapain disini?" tanya Gika sambil menatap lekat Tamara.

"Dihukum," ucap Tamara jujur dan memalingkan wajahnya dari Gika.

"Dihukum karena telat masuk kelas?" tanya Gika menebak.

Tamara pun menggeleng pelan, "Enggak, gue disini dihukum gara-gara gak ngerjain tugas," ucap Tamara berbohong kepada Gika.

Gika menggeleng tak percaya mendengar ucapan dari Tamara. Mana mungkin seorang murid seperti Tamara tidak mengerjakan tugas? Kalaupun Tamara tidak mengerjakan tugas, pastinya bukan Tamara sendiri yang tidak mengerjakan tugas.

"Gak mungkin banget lo ga ngerjain tugas." Gika menggantung ucapannya, "Lo kan murid pinter," lanjutnya.

"Emangnya orang pinter selalu ngerjain tugas gitu? Lagian, tau darimana kalau gue pinter? Kita sebelumnya gak kenal," ucap Tamara sedikit heran sambil memandang Gika dengan serius.

"Atau jangan-jangan-" Tamara menggantungkan perkataannya.

"Jangan-jangan apa?" tanya Gika penasaran karena Tamara menggantungkan perkataannya.

Tamara tersenyum jahil untuk menggoda Gika, "Lo pengemar rahasia gue?" tanya Tamara bersemangat tentunya diiringi dengan tawanya.

Gika menggeleng, "Siapa sih yang gak kenal sama lo, lagian juga lo anak emas guru-guru disekolah." Entah ini pujian atau ejekan yang diberikan Gika untuk Tamara.

"Enggak, gue bukan anak emas, gue anak Bunda sama Ayah," tegasnya, pasalnya memang Tamara tidak suka apabila ada orang yang memanggil nya dengan sebutan 'anak emas'.

Gika melirik jam tangannya, "Perasaan bel baru bunyi, lo telat gak sampai lima menit. Masa di hukum sih," heran Gika sambil melirik gadis itu dan mengalihkan pembicaraan mereka.

"Siapa gurunya?" tanya Gika. "Bu Yulia," balas Tamara memberi tahu.

"Ayo ke kelas, biar gue yang ngomong," ajak Gika sambil menarik tangan Tamara dengan lembut.

Tamara hendak menolak, "Enggak-enggak, lo pergi aja gak apa-apa, biar gue jalanin hukumannya," tolak Tamara. "Nanti ada yang liat," peringat Tamara melihat Gika yang masih berada ditempat.

"Gak apa-apa, ayo," Gika tetap kekeuh untuk mengajak Tamara. Tamara menepuk tangan Gika, "Gika, gue gak mau. Nanti ada yang liat," ucap Tamara sedikit ketakutan dan melihat-lihat disekitarnya.

"Kalian berdua sedang apa?" ucap seseorang diseberang sana. Sontak Gika dan Tamara langsung menoleh ke arah tersebut.

"Nah kan," ucap Tamara pasrah.

***

"Kalian sedang apa di lapangan, berdua?" Guru tersebut sedang mengintrogasi Tamara dan Gika yang sedang terpergok sedang berduaan ditengah lapangan.

ARAGIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang