Hari ini adalah hari pembagian nomor dan ruangan, persiapan untuk UAS di SMA Jayasakti.
Setelah ruangan serta nomor telah di bagikan ke seluruh siswa-siswi, siswa-siswi pun telah di izinkan apabila ingin pulang.
Hari ini Gika mengajak Tamara makan di restoran dan jalan-jalan. Sedikit refreshing sebelum bergelut dengan soal-soal ujian yang akan di adakan senin besok.
"Selesai makan mau ke mana?" tanya Gika ditengah perjalanan, melihat Tamara sedang memakan camilan di dalam mobil.
Tamara menoleh ke arah Gika, "Makan aja belum," balasnya sambil mengunyah keripik.
Setelah sampai di tempat tujuan, Gika melepaskan seat belt Tamara, lalu keluar lebih dulu dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Tamara.
Tamara tersenyum hangat melihat tingkah Gika yang sangat berbeda, seperti tidak biasanya Gika seperti ini kepada Tamara. Tapi, Tamara menyukainya.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Gika aneh melihat Tamara yang dari tadi hanya senyum-senyum melihatnya.
"Emangnya gak boleh senyum?" tanya Tamara jahil. Gika menggeleng, "Gak boleh, orang-orang nanti fokus ke kamu," balasnya sambil mencubit hidung Tamara.
Tamara dibuat kaget dengan perlakuan Gika tadi, dan tak lupa memamerkan senyumnya kepada Gika.
"Udah di bilang jangan senyum-senyum juga," ucap Gika melihat Tamara masih tersenyum.
Tamara pun mengganti senyumannya menjadi tertawa. "Kamu salah minum obat ya, kemarin?" tanya Tamara tertawa, sambil memegang dahi Gika sedikit berjinjit agar bisa memegang dahi Gika.
"Enggak lah," elak Gika sambil menurunkan tangan Tamara dari dahinya. "Ayo masuk," ajak Gika dan menggandeng tangan Tamara menuju ke dalam restoran. Tamara mengangguk dan mengikuti langkah Gika.
Gika mempersilahkan Tamara untuk duduk di bangku yang telah di sediakan, Tamara melihat-lihat menu yang ada di restoran ini.
"Mau makan apa?" tanya Gika. Tamara mengalihkan pandangannya ke arah Gika, "Apa aja deh, samain aja sama kamu," balas Tamara.
Gika mengangguk dan langsung memesankan menu makan mereka.
Setelah menunggu beberapa menit, pesanan pun datang, dan mereka langsung menyantapnya.
Gika menatap Tamara yang sedang fokus menghabiskan makanannya. "Kan, udah mau kelas 12 ya, kamu kepikiran buat lanjut kuliah kemana?" tanya Gika kepada Tamara.
Tamara dibuat kaget dengan pertanyaan Gika tadi, sampai-sampai tersedak. "Eh, Ra?" Lalu Gika memberikan minum untuk Tamara.
Tamara langsung menetralkan deru nafasnya. "Maaf-maaf, aku kaget tadi," elak Tamara pada Gika. "Kaget?" ulang Gika.
Tamara mengangguk, "Iya, kaget. Kaget aja gitu tiba-tiba nanya gitu," balas Tamara.
Gika hanya mengangguk mendengarnya, "Tapi, gak salah kan, nanya gitu?" tanya Gika.
"Enggak kok, enggak salah. Cuman aku belum kepikiran aja mau lanjut kemana, lagian masih lumayan lama kan," jelas Tamara sambil tersenyum agar tidak terlalu terlihat gugup.
"Oke, mau pulang sekarang?" tanya Gika.
Sebelum menjawab pertanyaan Gika, Tamara melihat jam yang melingkar ditangannya lalu mengangguk, "Ayo, udah mau sore."
***
Hari pertama UAS di SMA Jayasakti.
"Mau ke kantin gak?" tanya Lisa ketika pengawas telah keluar dari ruangan mereka. "Enggak, gue di kelas aja," tolak Tamara sambil membuka buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGIKA
Teen Fiction(Belum Direvisi) 💌 𝓜𝔂 𝓕𝓲𝓻𝓼𝓽 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂 Ternyata dari pertemuan pertama sudah membuat Gika jatuh hati kepada seorang gadis bernama Tamara. Anggika Putra Wijaya most wanted di SMA Jayasakti itu terlihat sangat cuek dan dingin kepada gadis-gad...