31. Liburan

100 22 4
                                    

Pagi ini mereka semua sudah siap untuk pergi berlibur ke puncak. Kini mereka semua sedang berada di rumah Tamara, ada Gika, Lisa, Leo, Vando dan Sasa.

"Bawa dua mobil aja, pake mobil gue sama Gika," ucap Leo kepada mereka semua. "Jadi, satu mobil tiga orang," lanjutnya memberi arahan.

"Lo, ikut gue," ucap Leo sambil menunjuk Lisa.

Lisa melongo, "Enggak ah, sama lo mulu," tolak Lisa sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Ya udah, gue tinggal." Leo langsung masuk kedalam mobilnya tanpa menghiraukan Lisa lagi.

Lisa hanya menggerutu dalam hati sambil melangkahkan kakinya malas menuju ke arah mobil Leo.

Lisa memberhentikan langkahnya, kembali mundur dan mendekat kearah Sasa. "Masuk ke mobil, bareng gue Leo," kata Lisa.

"Gue mau di mobil Gika," tolak Sasa sambil membuang pandangannya dari Lisa. "Enggak, enggak, gak boleh satu mobil sama Gika lo," omel Lisa kepada Sasa.

"Biarin aja, gak apa-apa kalau dia mau satu mobil sama Gika," ucap Tamara mempersilahkan jika Sasa ingin satu mobil dengan Gika.

"Tuh kan, gak masalah," sindir Sasa ke Lisa. Lalu langsung berjalan menuju ke mobil Gika dan hendak duduk di depan.

"Eh, duduk belakang lo, Tamara di depan," kata Lisa memperingati Sasa. Enak saja Tamara duduk di belakang sendirian sedangkan Sasa duduk di depan dengan Gika.

Dikasih hati, malah minta jantung.

"Gak apa-apa kan kalau gue duduk depan?" tanya Sasa kepada Tamara menjadi sok baik karena ingin mendapatkan sesuatu.

"Lo udah di ajakin harusnya makasih, jangan malah ngelunjak," peringat Leo kembali keluar dari mobil. "Kalau gak mau nurut gak usah ikut," lanjutnya sambil berseder di mobilnya.

"Iya-iya," kesal Sasa berjalan sambil menghentakkan kakinya berpindah berjalan menuju ke kursi belakang.

Vando, berada di mobil Leo bersama Lisa.

Sesampainya di puncak mereka langsung mengeluarkan barang bawaan mereka dan memasukannya ke Fila.

Lisa sedang mengecek kamar yang ada di Fila nya itu, disana terdapat tiga kamar. Jadi yang digunakan hanya dua kamar saja.

Perempuan bersama dengan perempuan dan yang laki-laki juga bersama laki-laki.

"Kita pakai dua kamar ya," kata Lisa memberi tahu. "Yang cewek satu kamar, yang cowok juga begitu."

"Laper juga nih," ucap Leo tiba-tiba sambil melirik ke arah Lisa.

"Apaan liat-liat gue?" tanya Lisa tak santai. "Kerjaan lo makan mulu," sorak Lisa.

"Udah-udah, gak usah ribut," tegur Tamara.

Kini mereka semua sedang berada di dalam Fila, duduk di bagian depan sambil menikmati pemandangan sekitaran puncak.

"Bahan makanan kemarin udah sampai disini kan, Sa?" tanya Tamara kepada Lisa. Lisa pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ya udah, gue masak dulu buat kalian semua," kata Tamara sambil hendak bangkit dari duduknya menuju ke dapur.

"Nah, gitu dong, kayak Tamara, baik, gak kayak lo, marah-marah mulu kerjaannya," ejek Leo kepada Lisa.

Lisa pun melototkan matanya, "Gak usah bacot lo."

"Aku bantu," ucap Gika tiba-tiba dan berdiri mendekati Tamara.

"Emang lo bisa bantu?" tanya Leo tak sadar, Gika selama ini mana bisa masak. Ya, walaupun hanya untuk membantu sih. Leo sedikit kurang yakin dengan sahabatnya ini.

ARAGIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang