51. Kandas

148 19 9
                                    

Siap baca chapter 51 ini?

Baca sambil dengerin playlist di bawah ini ya

♬ Playlist Now ♬
Merasa Indah - Tiara Andini

|| 51. KANDAS ||

*****

"Aku terlalu bodoh karena selalu membuatmu kecewa, hingga akhirnya aku pun merasakan kekecewaan dan kehilangan."
-Anggika Putra Wijaya

*****

Sudah hampir satu bulan ini Tamara dan Gika tidak ada komunikasi sama sekali setelah tahu Tamara akan melanjutkan pendidikan di luar negeri.

Tamara tahu Gika kecewa, tapi Tamara tidak pernah berpikir jika Gika akan kecewa sedalam ini. Sampai-sampai tidak memberikan kabar dan saat bertemu di sekolah pun seperti orang tak kenal.

Di dalam hubungan memang harus bisa menanamkan rasa percaya kepada satu sama lain, agar hubungan berjalan baik.

Tamara juga punya perasaan, Tamara juga tak mau di perlakukan seperti ini dengan Gika. Tamara tahu ini salahnya, tapi apa tidak bisa Gika memaafkannya atau mendengar penjelasan Tamara?

"Gika, aku mau bicara." Tamara berhenti tepat di depan Gika, Leo, dan Viera.

Selama hampir satu bulan hubungan mereka tidak baik, Gika selalu bersama dengan Viera. Bahkan tak jarang Tamara melihat Gika memperlakukan Viera seperti tak biasanya.

"Dengerin dulu penjelasan Tamara. Lo udah menghindar dari Tamara selama ini." Selama ini Leo selalu berusaha membujuk Gika untuk bertemu dan mendengar penjelasan Tamara. Tapi Gika tak mendengarkan saran darinya.

Gika rasa ini sudah saatnya Gika berhenti menghindar dan mulai memperbaiki semuanya. Karena selama ini Gika memang seperti orang yang tidak kenal dengan Tamara.

Gika pun selalu merasa bersalah jika terus menerus menghindar dari masalah ini.

Tamara mengajak Gika ke taman sekolah untuk membicarakan suatu hal yang akan selesai hari ini juga.

"Kemana aja selama ini? Semarah itu kamu sama aku sampai-sampai liat aku kayak gak kenal." Lagi-lagi kecewa yang datang ke Tamara.

"Kamu terlalu egois, seakan kamu merasa paling tersakiti. Sampai kamu lupa kalau aku juga pernah tersakiti lebih dari ini." Tamara pernah kecewa dengan Gika, tapi Tamara tetap menganggap Gika dan selalu mendengar penjelasan dari Gika.

Sedangkan Gika? Tidak pernah berusaha memperbaiki semuanya.

Tamara sudah geram melihat tidak ada respon apapun yang keluar dari Gika. "Punya mulut itu di gunain."

"Maaf." Itulah satu kata yang keluar dari mulut Gika. Tamara menggeleng, Tamara tidak butuh maaf dari Gika.

"K-kita, kita memang udah gak sepaham dan sejalan lagi." Gika menatap mata Tamara yang sekarang menahan tangisnya.

"Aku memang salah, tapi apa salahnya buat kamu dengerin penjelasan aku atau kamu tagih penjelasan itu." Tatapan ini kembali terlihat di mata Gika, tatapan kecewa.

"Atau memang kamu udah gak peduli lagi dengan hubungan ini?" tanya Tamara meminta jawaban dari Gika.

"Kenapa diem aja?" tanya Tamara dengan air mata yang mengalir. Mengapa Gika sekarang sangat berbeda dengan Gika yang Tamara kenal dulu. Dimana Gika yang dulu?

ARAGIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang