Hari ini Tamara dan Gika memutuskan untuk bertemu di sebuah cafe yang tidak jauh dari sekolahan.
Tadinya mereka ingin bertemu berdua saja. Namun, Tamara memutuskan untuk mengajak Lisa, seperti biasa, ada Lisa pasti aja juga Leo.
"Gimana kalian selama ujiannya?" tanya Leo disela-sela makannya.
Mereka bertiga pun sontak langsung menoleh ke arah Leo yang memberikan pertanyaan. "Lancar," jawab Tamara.
"Lo tau jawabannya," balas Gika pada Leo.
Leo hanya menganggukkan kepalanya paham, "Lo pasti juara umum lagi Ra," tebak Leo.
Karena seperti biasa, nama Tamara yang selalu terpampang jelas di mading, menunjukkan bahwa ia juara umumnya.
"Jelas dong, nilai Tamara itu dari tahun ke tahun itu naik, bukan turun." Ini bukan Tamara yang membalas perkataan Leo tadi, malah yang membalasnya itu adalah Lisa.
Leo mengangkat kedua alisnya, "Ngapain lo yang nyaut?"
"Ya gue tau, makanya gue jawab," balas Lisa tak mau kalah. Leo hanya memilih tidak membalasnya lagi.
"Mau lanjut kemana nih kalian?" tanya Leo kepada mereka akan melanjutkan pendidikan mereka kemana.
Tamara tersentak kaget dari pertanyaan Leo tadi, bahkan sampai tersedak makanan. "Kenapa?" tanya Gika sambil memberikan minum kepada Tamara.
Tamara menggeleng, "Maaf, gak ada apa-apa kok," elak Tamara kepada Gika.
Ini bukan pertama kalinya Tamara dibuat kaget dengan pertanyaan ini dan Gika merasa ada hal yang sedang di sembunyikan Tamara.
Karena setiap membahas akan kelanjutan pendidikan mereka, pasti Tamara menghindari topik itu. Sedangkan Lisa tau kenapa Tamara tadi memberikan respon seperti itu.
"Kalau gue belum kepikiran buat lanjut kemana," jawab Tamara berbohong agar tidak terlalu canggung.
"Sama, gue juga." Lisa pun ikut menyetujui ucapan Tamara.
"Lo?" tanya Leo kepada Gika. "Yang pasti tetep di Indonesia," balas Gika seadanya.
"Gue harap, kita semua bakal masuk ke universitas yang kita mau," ucap Leo berharap yang terbaik untuk mereka semua.
"Liburan bareng kuy." Leo menyarankan agar mereka bisa berliburan bersama. "Kemana?" tanya Tamara.
"Kalian mau nya kemana? Gue sih gas aja," jawab Leo santai.
"Puncak gimana?" saran Lisa. "Kebetulan bokap gue punya Fila disana, jadi bisa disana," lanjutnya.
"Gue sih setuju setuju aja." Leo menyetujui saran dari Lisa tadi. "Kalian gimana?" tanya Leo kepada Tamara dan Gika.
Tamara menatap Gika sejenak. Lalu melihat Gika mengangguk Tamara pun turut menyetujuinya.
***
Setelah pulang dari cafe Gika langsung mengajak Tamara untuk pulang ke rumah.
"Ra," panggil Gika, namun belum dapat balasan dari Tamara yang dari tadi hanya diam menatap ke luar jendela.
Lalu Gika meraih tangan Tamara dan menggenggamnya, Tamara pun tersadar dan langsung melihat ke arah Gika.
"Kenapa dari tadi diem aja?" tanya Gika dengan tangan yang masih menggenggam tangan Tamara.
"Enggak apa-apa kok," balas Tamara sambil tersenyum. "Yakin?" tanya Gika memastikan.
"Yakin," jawab Tamara meyakinkan Gika. "Kalau ada masalah atau ada yang mau diceritain, ceritain aja, jangan dipendam sendiri," kata Gika memberikan saran kepada Tamara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGIKA
Teen Fiction(Belum Direvisi) 💌 𝓜𝔂 𝓕𝓲𝓻𝓼𝓽 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂 Ternyata dari pertemuan pertama sudah membuat Gika jatuh hati kepada seorang gadis bernama Tamara. Anggika Putra Wijaya most wanted di SMA Jayasakti itu terlihat sangat cuek dan dingin kepada gadis-gad...