Malam ini mereka memutuskan untuk duduk di teras depan Fila dan memilih bermain truth or dare.
Untuk keadaan Tamara sekarang sudah membaik, ia pun juga ikut bermain truth or dare ini. Tadinya Gika tidak mengizinkan Tamara ikut bermain.
Gika menyuruh Tamara untuk istirahat saja, tapi tetap saja Tamara ingin ikut bermain daripada bosan dikamar.
Botol kini tengah berputar dan, yah, terhenti didepan Gika. Dengan cepat Leo memberikan pertanyaan, "Truth or dare?" tanyanya bersemangat.
"Truth." Gika hanya membalasnya dengan malas, sesungguhnya ia sangat bosan bermain hal seperti ini.
"Lo, tadi siang pelukan sama Sasa kan? Kok bisa?" Tanpa pikir panjang, Leo langsung memberikan pertanyaan itu ke Gika. Karena jujur, Leo penasaran dengan jawaban Gika, apakah dia jujur atau tidak.
Mendengar pertanyaan dari Leo pun Gika langsung menatap tajam kearah Leo. Didalam pikirannya sekarang adalah 'Bagaimana dia bisa tau?' dan belum lagi jika Tamara salah paham.
Orang-orang yang ada di sana pun beralih menatap kearah Gika menantikan jawaban yang keluar dari mulut Gika, tak terkecuali Tamara.
Sedangkan Sasa hanya memilih diam dan menundukkan kepalanya, dari kejadian tadi dia terlihat menjadi sedikit lebih diam.
"Iya, Sasa yang peluk gue duluan tadi." Gika mengatakan kejadian yang sebenarnya kepada semua orang. "Gue balas pelukan dia, karena dia tadi nangis," lanjut Gika.
"Kenapa Sasa nangis?" Kini Vando yang memberikan pertanyaan kepada Gika karena membuat cukup penasaran.
"Next." Gika memutar botol tersebut dan berhenti di depan Leo.
"Dare." Leo memilih dare.
"Nyanyiin satu lagu buat Lisa," ucap Tamara dengan cepat memberikan dare untuk Leo.
"Loh, kok gue?" tanya Lisa heran.
"Bebas kan lagu apa aja?" tanya Leo kepada Tamara dan balas anggukan dari Tamara.
"Ekhmm, Lisa jangan marah-marah."
"Nanti gue aniaya."
"Digebukin sama warga."
Selesai menyanyikan itu untuk Lisa, Leo langsung tertawa dengan puas. Lisa pun tak tinggal diam dia pun langsung melemparkan kacang ke arah Leo sambil menatapnya dengan tatapan sinis.
"Gila, lo!" Maki Lisa kepada Leo dengan memanyunkan bibirnya.
"Sorry-sorry, ngakak banget gue," balasnya sambil tertawa.
Mereka yang ada disana pun ikut tertawa melihat kelakuan Lisa dan Leo, kecuali Sasa.
"Harusnya lo itu nyanyi lagu yang sweet gitu buat Lisa," ledek Tamara sambil tertawa.
"Tapi lagi itu cocok banget buat Lisa, dia kan suka marah-marah orangnya," jawab Leo dengan enteng.
Mendengar ucapan dari Leo pun Lisa langsung melototkan matanya, "Anak setan lo!" tukas Lisa.
"Tuh kan, kan, marah." Leo tetap meledek Lisa. Tiada hari tanpa membuat Lisa marah.
"Next," ucap Lisa menyudahi kekonyolan ini dan langsung memutar botol itu lagi.
"Gue lagi?" tanya Gika sambil menatap mereka semua.
"Iya dong, kali ini harus dare," balas Leo, sebenarnya Leo sudah ada jebakan untuk Gika.
"Oke." Jawab Gika dengan yakin dan semoga Leo tidak memberikan tantangan yang aneh-aneh.
"Cium kening Tamara." Leo langsung memberikan tantangan itu kepada Gika. Dia ingin lihat, apakah Gika akan menerimanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAGIKA
Teen Fiction(Belum Direvisi) 💌 𝓜𝔂 𝓕𝓲𝓻𝓼𝓽 𝓢𝓽𝓸𝓻𝔂 Ternyata dari pertemuan pertama sudah membuat Gika jatuh hati kepada seorang gadis bernama Tamara. Anggika Putra Wijaya most wanted di SMA Jayasakti itu terlihat sangat cuek dan dingin kepada gadis-gad...