15. Calon Menantu

208 45 9
                                    

Update nih, nemenin kalian malem mingguan wkwk.

Vote dan komen di setiap paragraf ya dulu yuk!

⭑Happy Reading⭑

***

Terlihat banyak murid-murid yang berlalu lalang keluar dari lokasi sekolah, karena sudah jam pulang sekolah. Tamara tengah menunggu Gika didepan gerbang sekolah.

"Tamara, gue nebeng dong. Supir lagi gak bisa jemput," ucap Lisa yang baru saja sampai di samping Tamara. "Biasanya bawa mobil sendiri," balas Tamara.

"Gak boleh nih?" tanya Lisa. Tamara menggeleng menghadap Lisa. "Gue bareng Gika, mau kerumah Gika. Jadi gak balik bareng supir Sa," jelas Tamara.

"Oh gitu, yaudah," bas Lisa dengan tak bersemangat.

"Biasanya juga bawa mobil sendiri lo, ini kenapa enggak?" tanya Tamara, karena tidak biasanya Lisa tidak membawa mobil miliknya ke sekolah.

Lisa tersenyum malas dan menjawab pertanyaan Tamara. "Gak tau tu Mama, masa gak dibolehin bawa mobil. Gak jelas banget," gerutu Lisa.

"Ya udah sih, naik taksi apa susahnya," saran Tamara. "Jangan kayak orang susah gitu," lanjutnya.

Lisa memutar bola matanya dengan malas. "Kalau ada yang gratis kenapa harus bayar, ya kan?" ucapnya sambil nyengir tak berdosa.

"Udah ah, gue duluan ya. Naik taksi aja." saran Tamara, lalu di angguki oleh Lisa, "Iya, hati-hati ya."

"Bye," ucap Tamara, lalu masuk kedalam mobil Gika dan Gika langsung melajukan mobilnya menuju ke rumahnya.

Lisa menatap mobil Gika yang sudah menjauh dari tatapannya, lalu ia menghela nafas pelan. "Enak banget punya doi."

"Kasian, jomblo," ejek Leo yang berada dalam mobilnya, sambil tertawa memperhatikan Lisa.

"Dih, kenal?" ucap Lisa lalu meninggalkan Leo menuju ke halte depan.

***

"Dirumah kamu ada siapa aja?" tanya Tamara pada Gika yang masih fokus mengendarai mobilnya.

Gika menoleh kearah Tamara, "Mama, mungkin. Papa kerja," jawabnya, lalu kembali fokus dengan pandangan kedepan.

Tamara mengangguk paham. Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, akhirnya mobil Gika sudah sampai didepan gerbang rumah kediaman Wijaya.

Tamara keluar dari mobil, melihat dan memperhatikan rumah Gika.

"Ngapain bengong? Ayo masuk," ajak Gika sambil menarik tangan Tamara dengan lembut. Tamara mengangguk, lalu mengikuti Gika masuk kedalam rumahnya.

Yang pertama kali Tamara lihat saat memasuki rumah itu adalah, cat dinding yang berwarna putih dan terlihat foto keluarga yang terpajang di dinding.

"Kamu anak tunggal ya?" tanya Tamara sambil menatap foto tersebut. Lalu Gika mengangguk sebagai jawaban.

"Mana, kok sepi?" tanya Tamara, melihat rumah Gika sepi. "Di dapur, mungkin," jawab Gika, lalu mengajak Tamara ke dapur.

ARAGIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang