23. Happy Day

145 32 15
                                    

Setelah sampai di rumah, Tamara langsung turun dari mobil dan mendekat ke pos satpam rumahnya.

"Pak, nanti kalau ada orang ini yang dateng ke rumah, bilang aja dirumah lagi gak ada siapa-siapa," ucap Tamara memberi tau, sambil menunjuk foto Gika.

Satpam itu mengangguk mengerti mendengar perintah dari Tamara, "Baik, non," ucapnya mengerti.

Lalu Tamara langsung masuk kedalam rumah, yang ia lihat rumahnya sangat sepi. Ia tidak menemukan ada orang dirumah.

"Assalamualaikum, Bunda," ucap Tamara sambil memanggil dan mencari keberadaan Winda didalam rumah.

Sudah mencari ke sudut ruangan, namun Tamara tidak menemukan keberadaan Winda disana. Lalu Tamara mengecek ponselnya, untuk menelpon Winda.

"Bunda, diamana?"

"Bunda lagi di bandara sayang."

"Ngapain?"

"Ayah mau berangkat ke Bali, cuma dua hari, jadi Bunda anter ke Bandara."

"Ayah pergi-pergi mulu, lagian tumben Bunda ikutan anter."

"Ayah ada urusan bisnis, soalnya Bunda sekalian mau ke rumah sakit, jenguk temen Bunda."

"Oh, ya udah, Tamara tutup ya."

Setelah menutup panggilan, Tamara langsung menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Setelah selesai mengganti pakaiannya, Tamara langsung turun menuju ke dapur, ia sangat lapar, jadi ia memutuskan untuk makan.

Disisi lain, Gika sedang mengendarai mobilnya, rencananya Gika akan berkunjung ke rumah Tamara.

"Kalau kata Mama tadi Tamara ada di Deket gerbang komplek, bisa jadi Tamara liat kalau Sasa pulang bareng," ucap Gika sambil mengetuk-ngetuk setir.

"Kalau iya, masalah tadi aja belum selesai, masa mau nambah lagi," lirih Gika.

Mobil Gika sudah sampai di depan rumah Tamara, ia menuruni mobil dan menuju ke pos satpam. Biasanya gerbang tidak tertutup, tapi sekarang gerbang tertutup. Apa tidak ada orang? Pikir Gika.

"Permisi, Pak," ucap Gika sopan saat sampai di pos satpam rumah Tamara.

"Mangga, den, ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam itu.

"Tamara nya ada?" tanya Gika, "Non Tamara nya lagi gak ada den, dirumah juga gak ada siapa-siapa," ucap satpam itu berbohong, sesuai keinginan Tamara.

"Kalau boleh tau, kemana ya?" tanya Gika lagi.

"Saya kurang tau den, soalnya gak ngomong mau kemana," balas satpam itu lagi-lagi berbohong.

Gika mengangguk, lalu sedikit melirik sekilas ke arah rumah Tamara. Memang sepi, mungkin memang benar kalau di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Pikir Gika.

"Makasih pak, permisi," ucap Gika, lalu segera meninggalkan rumah Tamara.

"Bener kan, Gika kesini," gumam Tamara, sambil mengintip Gika dari jendela. "Maaf ya, aku udah bohongin kamu," ucapnya dengan rasa bersalah.

Lalu ia duduk di sofa ruang tamu, sambil menunggu Winda pulang.

Tiba-tiba ponsel Tamara berbunyi, ada orang yang menelpon.

gika is calling...

"Ngapain sih nelpon segala," gumamnya sambil menatap ponselnya. "Angkat gak ya?" Pikirannya.

Lalu Tamara memutuskan untuk mengangkatnya.

"Kenapa?" tanya Tamara.

"Lagi dimana?"

ARAGIKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang