13🐠

2.2K 173 3
                                    

***

Sebulan setelah ditinggal pergi oleh Papanya kini Kayra menjadi berubah. Kayra menjadi anak yang lebih pendiam, ketika di sekolah pun ia memilih menulikan pendengaranya dari semua cacian dan makian yang ia dapat. Kayra tidak mau membalas atau hanya sekedar memberikan penjelasan, biarkan waktu yang menjawab -fikir Kayra.

Pagi ini adalah hari pertama setelah PAS terakhir dilaksanakan. Kayra berjalan menuju kelasnya dengan lesu dan kepala yang ditundukan. Masih sama! Semua siswa masih memandangnya rendah.

"Kayra!" Panggil Eric sambil menghampiri, namun tidak ada sahutan dari Kayra. Eric mendekat, "Kay?" Sahut Eric sambil menepuk pundak Kayra.

Kayra terperanjat kaget.

"Eh iya ada apa? Kenapa?" Jawab Kayra dengan menengok samping kanan.

"Gue udah tau orangnya Kay!" Jawab Eric semangat.

"Siapa?"

"Ayo ikut gue." Eric menarik tangan Kayra dan membawa ke kelasnya.

Ketika Kayra datang semua sorot mata tertuju pada Kayra, dengan berbagai macam pandangan.

"Abaikan!" Bisik Eric.

Eric mendudukan Kayra di bangku sebelah, lalu ia membuka tasnya dan mengeluarkan laptop dari dalam tasnya. Eric mengotak atik kemudian muncul angka dan juga huruf yang tidak dimengerti, Kayra pun pusing melihatnya. Sampai Eric meng-klik satu tautan muncullah apa yang ingin Eric perlihatkan.

"Kay, dia orangnya." Tunjuk Eric.

"Sherin?"

"Iya Kay, dia yang udah nyebarin video lo dan dia juga yang buat isu-isu miring tentang lo." Jelas Eric.

"Tapi soal Papa, siapa yang kirim pesan ke Papa?"

"Pas kemarin lo pingsan maaf gue ambil ponsel bokap lo dan gue lacak nomor yang kirim pesan itu, walau udah di-block gue masih bisa lacak identitas pemilik kartu itu dan benar Sherin yang kirim."

"Tapi nomor Papa?" Kayra terheran, dari siapa Sherin tau nomor Papanya selain rekan bisnis dan keluarga tak ada yang tau hal itu.

"Sherina Taishon putri dari Bryan Taishon pemilik perusahaan TSN Corporation merupakan rekan bisnis Papa lo termasuk Papa gue juga jadi gue tau itu. Besar kemungkinan Sherin tau nomor Papa lo dari bokapnya." Jelas Eric secara rinci.

"Lo tau semuanya?" Kagum Kayra.

"Iya." Eric tersenyum, "Gue tau karena gue calon penerus bokap gue jadi ya gue pasti taulah perusahaan mana yang kerja sama dengan perusahaan bokap salah satunya ya perusahaan bokap lo dan Sherin."

"Ohh gitu." Kayra mengaguk.

"Gue juga udah tutup semua akses Sherin jadi dia gaakan bisa nyebar-nyebar berita tentang lo lagi."

"Makasih banyak ya Ric, lo Sampai bantuin gue sejauh ini." Ucap Kayra dengan mata yang berkaca-kaca.

"Santai selagi gue bisa, lo udah gue anggap sebagai adek gue jadi lo gausah sungkan sama gue." Eric mengelus rambut Kayra, dan menghapus air mata Kayra.

"Adek?" Kening Kayra mengerut.

"Iya, lo mirip sama adek gue yang udah gaada jadi gue anggap lo sebagai adek. Gak apa-apa?"

Kayra menggeleng dan tersenyum.

"Gak apa-apa gue seneng, gue juga ingin rasain punya Abang dan disayang." Ucap Kayra tulus.

"Next lo mau ngelakuin apa ke Sherin?" Tanya Eric sambil merapihkan mejanya.

Kayra yang ditanya menggelengkan kepalanya.

Me and Baby NemoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang