Bukan seberapa berat ujiannya, tapi seberapa besar rasa sabarnya.
***
Hari demi hari, minggu demi minggu sudah Kayra lalui dengan baik meski terkadang rasa sedih kerap menghampiri tapi Kayra berhasil untuk tidak larut didalamnya. Tak henti-hentinya juga Liana terus mengganggu kerap datang ke rumah Kayra meminta Kayra untuk memaafkan dirinya.
Bukan Kayra jahat, bukan Kayra tega jika fisik yang terluka mungkin dengan cepat Kayra bisa memaafkan tapi bagaimana dengan hati juga batinnya? Lambat laun Kayra pasti akan memaafkan tapi itu semua butuh waktu bukan?
Seperti pagi ini misalnya. Ketika Kayra sudah siap untuk berangkat sekolah dan membawa Nemo untuk dititipkan kepada Riska, Langkahnya terhenti melihat Liana sudah berdiri manis di depan pagar.
Kayra membuka pintu pagar yang kecil kemudian berjalan melewati Liana, namun langkahnya dihadang.
"Sayang?" Ucap Liana.
Kayra menghela nafas lelah. Masih kurangkah dia mengambil Papanya dan sekarang dia selalu mengganggunya dengan dalih kata 'maaf'. Kayra berbalik dan menatap dingin sosok didepanya ini.
"Apa lagi sih? Mau ngemis kata maaf? Ok gue maafin tapi detik ini juga lo jangan pernah temui gue lagi. Udah cukup lo ambil Papa dalam hidup gue dan stop ganggu gue lagi."
Ketika hendak melangkah, tanganya dicekal oleh Liana.
"Kay ngga bisakah kamu berbicara dengan lembut pada Mama?" Ucapnya lirih.
"Ngga!"
"Kay-"
"Udah ya, gue cape."
Setelah mengucapkan itu Kayra menghempaskan tangannya yang dicekal lalu pergi dari hadapan Liana. Liana terdiam dengan apa yang dia dengar.
"Apa seburuk itu Mama dimatamu Kay? Apa sejahat itu?" Ucapnya lirih.
***
Setibanya di sekolah Kayra langsung berjalan menuju kelasnya, namun langkahnya kembali dihadang oleh seseorang.
"Adeuu tadi emaknya sekarang anaknya." Ucapnya pelan dengan mata yang melirik malas.
"Ututuk gimana nih berbulan-bulan ditinggal Papa sendiri? Enak gak? Pasti kesepian dong ya? Papanya disana ketawa-ketawa bahagia sedangkan anaknya yang malang ini kesepian. Kesian banget sih lo kay."
"Udah ngomongnya?"
Niat awal ingin membuat Kayra meradang namun mendengar nada santai dari Kayra malah membuat dia sendiri yang terpancing.
"Kesian banget sih lo Kay bertahun-tahun dibohongin sama bokap sendiri, terus ditinggal sendirian demi kebahagiaan bokap dengan keluarga barunya. Aduh nasibmu malang sekali, kasian gue jadinya."
"Gue lebih kasian sama lo udah gak diaku sama bokap terus gak dibela lagi hahaha."
"Kayra anjing!"
"Weh slow dong kan lo duluan yang mulai. Lo nyerang gue balas dong masa iya gue cuman diam aja."
Jawaban Kayra berhasil membuat lawannya benar-benar terpancing emosi. Darimana Kayra bisa tau itu semua? Jelas waktu pertengkaran kala itu, Kayra sudah bisa menebak dan tebakannya benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Baby Nemo
Teen FictionTAMAT || BELUM REVISI, TIDAK SESUAI EYD. *** "Dia suka sama lo, lo jadi Mamanya gue jadi Papanya. Ini perintah bukan penawaran dan tidak menerima penolakan!" *** Anda penasaran? Sama saya juga wkwkw. Kuy atulah dibaca ceritanya, kalau udah dibaca ja...