***
Tepat satu bulan lamanya operasi telah dijalankan namun masih belum ada tanda jika Kayra akan sadar. Setiap hari pula Naoval selalu mengunjungi Kayra tak jarang Naoval mengajak Kayra berbicara meski ia tau itu tidak akan mendapat jawaban.
Seperti pagi ini, sebelum berangkat sekolah Naoval selalu menyempatkan diri untuk menemui Kayra.
"Hay, pagi Kay?" Sapa Naoval.
Naoval duduk di kursi samping brankar Kayra, tangan kanannya menggenggam tangan Kayra yang terasa dingin sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mengelus pipi mulus Kayra.
"Gimana mimpi apa tidurnya?" Naoval terus mengajak Kayra berbicara meski tak pernah mendapat jawaban.
"Masih betah tidur hem? Lo emang ga rindu sama Nemo? Lo gamau buka mata untuk liat perkembangan Nemo selama satu bulan ini? Gue pengen Lo buka mata Kay, setidaknya ini untuk Nemo."
"Kata Bunda sekarang dia usianya tepat satu tahun, dan saat ini gue lagi ujian akhir semester juga lo gamau bersaing sama gue seperti biasanya?"
"Lo tau? Gue rindu sama lo, gue ingin lihat lo buka mata, gue ingin lihat canda tawa lo lagi, gue rindu Kay benar-benar rindu."
Tak terasa air mata Naoval menetes, rasa sesal dan juga rindu beradu menjadi satu. Sesak rasanya melihat seseorang yang teramat sangat disayanginya tak kunjung membuka mata.
"Jujur gue sayang sama lo Kay, gue cinta sama lo. Karena itu gue mohon lo bangun agar gue bisa menebus semua kesalah gue dan membahagiakan lo. Bangun Kay."
Tak kuasa menahan perasaan sesalnya, Naoval bangun dan mengecup kening Kayra .
"Maaf untuk mata yang selalu dibuat menangis, dan maaf untuk hati yang selalu tersakiti. Wahai jiwa yang selalu dinanti kehadirannya, jiwa yang selalu dirindukan."
Naoval menyatukan keningnya dan kening Kayra.
"Gue tau kesalahan gue terlalu banyak, bahkan janji gue selalu gue ingkari, maaf Kay karena itu gue mohon lo bangun agar gue bisa mengganti semuanya."
Naoval kembali duduk dan memandangi wajah tenang Kayra, tanpa Naoval sadari ada seseorang yang mendengar semua penyesalan Naoval.
Cklek!
"Assalamu'alaikum."
Dengan cepat Naoval menghapus air matanya.
"Waalaikumussalam Tante."
"Naoval engga sekolah?"
Tanya Liana sambil meletakkan perlengkapan dirinya dan Kayra.
"Ini mau Tante."
"Sudah jam tujuh lho, nanti telat. Sedang ujian bukan?"
"Iya Tante, hari ini hari terakhir. Yasudah kalau sudah jam tujuh Val berangkat ya Tan, kalau Kayra sadar jangan lupa hubungi Val."
"Pasti Tante kabari ya."
Kemudian Naoval pamit dan pergi ke sekolah. Liana mendekat dan duduk di kursi yang tadi diduduki Naoval.
"Sayang, apa kamu tidak mau membuka mata? Bukalah matamu dan lihat seberapa besar rasa sesal dalam diri Naoval, dia bahkan tak segan menangis didepan kamu sayang. Bangun nak, semua orang menanti kehadiranmu kembali."
Liana menggenggam tangan Kayra sesekali mengecupnya.
"Banyak orang yang menyesali perbuatannya terhadapmu, dan ingin memperbaikinya termasuk Mama dan Papa. Bangun sayang, buka mata kamu nak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Baby Nemo
Teen FictionTAMAT || BELUM REVISI, TIDAK SESUAI EYD. *** "Dia suka sama lo, lo jadi Mamanya gue jadi Papanya. Ini perintah bukan penawaran dan tidak menerima penolakan!" *** Anda penasaran? Sama saya juga wkwkw. Kuy atulah dibaca ceritanya, kalau udah dibaca ja...