20🐠

2K 180 3
                                    

Manusia memang selalu menuntut hak lebih namun selalu lupa akan kewajiban.

Happy Reading.
***

Malam pun tiba, setelah tersadar dari pingsannya Kayra menjadi murung dan terkadang menangis dalam diam namun dengan setianya Naoval selalu berada disampingnya.

Seperti sekarang, Naoval dengan telaten mengompres pipi kanan Kayra yang bengkak akibat tamparan keras Mahendra juga mengobati sudut bibirnya yang membiru.

Naoval mengompres sambil sesekali menghapus air mata Kayra yang terjatuh, dan terkadang juga Naoval mengelus lembut pipi Kayra sambil berkata,

"Kay, gaboleh ngelamun hey." Namun Kayra tidak bergeming.

"Keluarga lo mungkin sekarang sedang diambang kehancuran, tapi lo gak boleh kaya gini. Lo harus kuat, mana Kayra yang hebat? Yang selalu tampil gagah dan berani. Buktikan bahwa lo bisa hidup mandiri, selama ini lo selalu sendiri lo bisa laluin kan? Bangkitlah jadi Kayra yang lebih hebat lagi dan menciptakan rasa sesal yang mendalam untuk Papa lo. Gue yakin dengan begitu Papa lo pasti kembali kesisi lo dengan sendirinya asal lo juga mau memaafkannya."

Benar! Kehancuran sebuah keluarga sangatlah berpengaruh besar bahkan untuk ukuran manusia hebat sekalipun.

Pengkhianatan, kekecewaan, kesedihan bahkan kekerasan semua menjadi satu menyisakan setitik luka bahkan dengan berjalannya waktu pun luka itu akan semakin membesar.

Setelah ini Kayra akan seperti apa? Terpuruk? Tidak! Kayra tidak akan menjadi selemah itu. Benar kata Naoval, Kayra harus bangkit jangan terpuruk. Bukankah akan banyak orang yang bertepuk tangan bahkan menertawakan jika Kayra menjadi lemah? Tidak, Kayra tidak akan menjadi seperti itu!

Karena ucapan Naoval kini sedikit demi sedikit pemikiran Kayra mulai terbuka, hatinya mulai kembali menguat, dadanya mulai melapang, dan sabarnya mulai meningkat. Kayra menoleh pada Naoval dengan seulas senyuman.

"Thanks lo udah ada disaat gue seperti ini."

"Karena itu janji gue."

Kayra langsung berhambur pada pelukan Naoval, Naoval pun membalasnya dan berkata,

"Jadilah yang lebih kuat lagi. Lo boleh terpuruk tapi gaboleh hancur, lo boleh jatuh tapi lo harus bangkit lagi. Cukup sepintas saja lo mengecap rasanya kepedihan, selebihnya lo harus bahagia dengan atau tanpa keluarga. Yakin jika memang kebahagiaan itu diciptakan buat lo, Papa juga pasti kembali dengan sendirinya. Lo kuat, lo hebat, lo pasti bisa laluin ini semua."

"Gue bisa!" Ucap Kayra yakin.

"Gue percaya itu."

Beberapa menit saling berpelukan, merasakan kehangatan dan kenyamanan yang tersalurkan dari diri masing-masing sampai mereka tidak sadar bahwa sendari tadi ada seseorang yang menguping sekaligus melihat Livestreaming acara peluk-pelukkan ala dua remaja itu.

"Ehem! Enak ya peluk-pelukkan, anaknya dititipin eh emak bapaknya malah mesra-mesraan."

Mereka terkejut sekaligus malu cepat-cepat mereka melepas pelukan dan tersenyum lebar pada sang ibunda tercinta.

"Eh Bunda, damang?" Tanya Naoval dengan cengiran.

"Alhamdulillah damang, duh Bunda jadi kangen Ayah nih liat kalian pelukan gitu."

Me and Baby NemoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang