18.

7.5K 271 1
                                    

Keesokkan harinya Rona masih enggan membuka matanya walaupun sudah mendengar bunyi suara alarmnya. Dia malah semakin memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya pada guling di sampingnya. Tapi tiba-tiba dia merasa aneh  seperti ada yang menarik pinggangnya hingga dia semakin dekat dengan gulingnya. Lalu Rona memberanikan diri untuk membuka sebelah matanya, dia terkejut saat tak sengaja melihat wajah suaminya yang sangat dekat dengan wajahnya. Rona melihat ke arah depan tepat itu dada Kendra bukan guling. Wanita ini sedikit bergerak hingga membuat pemilik tangan kekar yang melingkar di tubuhnya sedikit terganggu.

Aduh gimana ini? Pikir Rona bingung, dia tidak ingin mengganggu suaminya. Tapi dia menjadi canggung dengan posisi mereka saat ini. Sebenarnya Kendra sudah bangun sejak tadi, tapi dia enggan untuk melepaskan pelukannya pada sang istri. Dia hanya merasa nyaman dan dia juga merasa dengan posisi seperti ini, Kendra berasa sedang melindungi Rona. Maaf Rona tapi bisakah sebentar lagi. Batin Kendra tersenyum simpul sambil melirik ekspresi istrinya saat ini.

Flashback

Saat mati listrik semalam Rona terus memegangi lengan Kendra, kemanapun pria ini melangkah. Bahkan jika dia tertinggal satu langkah saja akan bersuara memanggil nama suaminya. Rona tau ini mungkin terlalu berlebihan, tapi apa boleh buat dia benar-benar takut dengan kegelapan seperti ini.

" Kendra..." Seru Rona saat suaminya berjalan sedikit cepat.

" Kenapa??" Tanya Kendra heran.

" Pelan-pelan jalannya," pinta Rona dengan suara takutnya. Maka tangan Kendra langsung memeluk bahu istrinya agar dia tidak merasa takut lagi.

Sesampainya di kamar Rona masih saja memegangi lengannya, bahkan Kendra yang ingin ke kamar mandi saja tidak boleh. Tapi apa boleh buat Rona harus melepaskan genggaman tangannya sejenak agar suaminya bisa buang air kecil dulu.

" Kendra... Kamu tidur di sini aja." Pinta Rona sambil menepuk sisi ranjang yang sangat dekat dengan dirinya.

" Iya udah, sekarang kamu tidur ya." Setuju Kendra lalu berbaring tepat di samping istrinya dan sedikit memiringkan tubuhnya agar menghadap sang istri.

Grreepppp....

Jantung Kendra seakan berhenti sejenak dengan sikap istrinya, yang tiba-tiba sudah memeluknya dan merapatkan tubuhnya padanya. Rona juga berguman jika dirinya sangat takut saat mati listrik seperti ini, biasanya dia akan tidur dengan sang kakak. Tapi sekarang yang dia punya hanya Kendra jadi dia tidak ingin berjauhan dengannya. Pria ini tersenyum mendengar pengakuan istrinya, jadi apa boleh buat dia lalu membalas pelukan Rona dengan sesekali mengelus punggung wanita di dalam pelukannya.

" Kamu nggak perlu takut Na, aku nggak akan ninggalin kamu kok." Ujar Kendra dengan suara lembutnya.

" Kaya gini terus ya, sampai aku tidur." Pinta Rona dan merapatkan kembali tubuhnya pada suaminya.

" Iya," lalu Kendra mencium puncak kepala istrinya.

Beberapa saat kemudian Kendra merasakan hembusan nafas Rona yang teratur mengenai dadanya. Di dalam kegelapan Kendra berusaha meraba wajah istrinya dan mengusapnya pelan. Dia susurin wajah cantik istrinya yang sudah terlelap dalam dekapannya. Lalu dia menaikkan selimut hingga menutupi tubuh keduanya, Kendra juga berharap posisi ini tidak akan berubah sampai besok pagi.

" Selamat malam Rona." Bisik Kendra pelan dan mulai memejamkan matanya.

Flashback off

Dengan pelan-pelan Rona melepaskan pelukan Kendra di tubuhnya, tapi kenapa pria ini selalu merasa ada yang mengusiknya? Rona jadi ragu untuk melepaskan pelukan suaminya, tapi dia benar-benar canggung dengan posisinya saat ini. Tak lama kemudian Kendra membuka matanya dan menatap Rona yang sedang menatap kearah langit-langit kamar ini. Dia biarkan sejenak sampai akhirnya Rona tersadar jika suaminya sudah terbangun. Dengan cepat Rona bangkit dari tidurnya tapi sayang tangan Kendra masih memelukmya, jadi dia hanya bisa bangun sampai duduk saja.

Bersemi di pelaminan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang