" selama aku pergi kamu tidur dirumah terus atau nginep juga dirumah mama?" Tanya Kendra yang sudah tenang setelah efek rayuan istrinya tadi.
" Aku lebih sering tidur di rumah mama daripada di rumah." Jawab Rona yang masih setia bersandar di bahu suaminya dengan manja.
" Jadi rumah ini kamu kosongin?" Tanya Kendra lagi.
" Iya, soalnya kan ini udah musim hujan. Aku cuma takut aja kalo tiba-tiba mati lampu. Kamu kan tau aku paling takut kalo pas mati lampu." Terang Rona menatap suaminya.
" Kamu nggak marah kan?" Tanya Rona memastikan jika suaminya tidak akan menjadi es lagi dan Kendra hanya menggeleng.
Karena memang benar apa yang dikatakan oleh istrinya, Rona sangat takut jika mati lampu. Dia tidak bisa tidur sendiri, bahkan Kendra tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi pada istrinya. Pasti Rona akan menangis ketakutan dalam kegelapan dan sendiri di rumah ini. Lagi pula tempat berlindungnya selain Kendra adalah mama, papa dan kak Melisa, jadi dia memakluminya. Tugasnya juga lama, mungkin Rona juga merasa kesepian jadi dia memilih lebih sering menginap di rumah orang tuanya dibandingkan dirumah mereka sendiri.
" Owh iya Ken, papa nanyain terus soal cucu. Aku jadi nggak enak sama papa, takut kalo tiba-tiba aku punya adik kan nggak lucu. Masa adik aku seumuran sama anak kita nanti." Cerita Rona yang dilema setiap ditanya masalah cucu untuk Ridho. Pria disebelahnya hanya tersenyum mendengar curhatan istrinya, dia terlihat sangat tidak rela jika memiliki adik diusianya sekarang.
" Emangnya kalo kita sekarang punya anak, kamu udah siap?" Tanya Kendra memastikan.
" Ya sebenarnya belum sepenuhnya sih. Tapi daripada punya adik, mending kita aja yang punya anak." Jawab Rona apa adanya.
" Kamu yakinin dulu aja diri kamu. Kalo udah yakin bilang sama aku." Saran Kendra tersenyum dan mengusap kepala istrinya.
Dia hanya tidak ingin nanti istrinya tertekan setelah memiliki anak. Karena di luar sana banyak ibu muda yang mentalnya terganggu gara-gara tidak siap memiliki anak diusianya saat ini. Belajar dari lingkungan sekitar dan mencegahnya memang lebih baik dibandingkan mengambil resiko setelahnya. Kalo Kendra yang ditanya sudah siap menjadi seorang ayah atau belum, pasti jawabannya sudah. Karena sebenarnya dia juga sangat menginginkan kehadiran seorang anak dalam keluarga kecilnya sebagai pelengkap kebahagiaannya dalam berumah tangga.
" Kamu nggak tidur Na?" Tanya Kendra karena istrinya masih saja menempel padanya.
" Aku masih pengen begini sama kamu." Tutur Rona sambil memeluk suaminya dan menyandarkan kepalanya di dada Kendra. Sudah lama juga mereka tidak sedekat ini dan Rona tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.
" Kamu kangen sama aku?" Tanya Kendra penasaran.
" Menurut kamu? Hampir sebulan tau kita nggak ketemu. Ya wajarlah kalo aku kangen, emang kamu nggak?" Jawab Rona sedikit ketus. Pertanyaan macam apa ini? Seharusnya Kendra tau tanpa harus bertanya jika istrinya sangat merindukannya. Bahkan Rona sering bermimpi bertemu dengan suaminya.
CUP
" Bibirnya nggak usah maju kaya gitu." Cibir Kendra setelah berhasil mengecup bibir Rona yang terlihat lucu saat marah.
Rona lalu membenamkan wajahnya di dada Kendra karena malu. Mungkin pipinya sekarang sudah semerah tomat, telinganya terasa panas setelah bibirnya dikecup oleh suaminya. Kendra terkekeh melihat kelakuan istrinya sekarang, ah... Rasanya Kendra ingin menggigit pipi Rona karena gemas sendiri.
" Aww... Kendra..." Protes Rona saat Kendra menggigit bahunya dengan gemas. Rona juga memukul pelan kepala suaminya yang nakal ini. Sejak mereka sudah melakukan hubungan suami-istri waktu itu, Kendra sekarang lebih berani untuk melakukan skin touch dengan dirinya. Bahkan bukan hanya Kendra tapi Rona juga ikut berani melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
عاطفيةBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.