2 hari yang lalu Kendra baru saja pulang dari Garut, setelah hampir seminggu menetap di kota dodol itu. Wajah tampannya masih terlihat sedikit kusam karena tugas yang diberikan cukup membuatnya sering terpapar sinar matahari dan jam tidur yang tidak beraturan. Rona yang baru saja pulang kerja disuguhi dengan tertidurnya Kendra di depan televisi yang masih menyala. Ya hari ini Rona pulang cukup larut dan Kendra memang memiliki inisiatif untuk menunggu istrinya sampai pulang.
Karena kasian melihat posisi tidur suaminya yang kurang nyaman, akhirnya Rona membangunkan Kendra. Dia tepuk pelan beberapa kali pipi pria ini dan memanggil namanya, supaya Kendra cepat bangun. Kendra menangkap tangan halus yang menepuk pipinya tadi dan membuka matanya secara perlahan, lalu dia segera bangkit setelah menyadari jika yang membangunkannya adalah Rona. Wanita ini tersenyum dan ikut duduk di samping suaminya.
" Ken, kan aku udah bilang kalo kamu ngantuk ya tidur dikamar aja. Jangan di sofa, kaki kamu tuh nggantung." Ceramah Rona.
" Aku nungguin kamu." Ucap Kendra.
" Ya udah, sekarang kan aku udah pulang. Jadi kamu pindah ke kamar ya. Owh iya kamu udah makan?" Pinta Rona karena dia kasihan pada suaminya, pasti sangat lelah hari ini.
" Udah kok, ya udah ayo kekamar aja." Ajak Kendra lalu menarik lengan istrinya.
Sesampainya di kamar mereka, Kendra langsung merebahkan tubuhnya kembali ke ranjang, yang bisanya menjadi tempat tidur Rona. Melihat suaminya yang mungkin sudah kepalang ngantuk jadi dia tidak memprotesnya, lagi pula ranjang ini milik bersama jadi tidak apa bertukar tempat. Rona lalu masuk kedalam kamar mandi tak lupa membawa setelan baju tidurnya, ya dia masih malu untuk berganti pakaian di depan suaminya. Mungkin karena diantara mereka belum pernah melihat satu sama lain dalam keadaan naked.
" Ken, aku mau ikut kursus masak boleh nggak?" Tanya Rona berharap suaminya belum tidur.
" Emh... Kamu serius?" Tanya Kendra lalu memiringkan tubuhnya agar bisa melihat istrinya.
" Iya, ya aku kasian aja sama kamu. Udah capek-capek pulang kerja masih harus masak." Terang Rona juga melihat suaminya.
" Emangnya kamu nggak capek kalo pulang kerja?" Tanya Kendra heran. " Ya aku sih boleh-boleh aja, asalkan kamu bisa bagi waktu dengan baik dan nggak bikin kamu capek banget." Setuju Kendaraan dengan syarat demikian.
Kalo di pikir-pikir sih memang jadwal Rona masih belum menentu, kadang dia pulang sore kadang juga pulang malam. Memang masih perlu di pertimbangkan lagi, tapi setidaknya dia sudah mendapat izin dari suaminya.
" Na, aku nggak mau nuntut kamu buat bisa masak. Aku nggak mau kamu terbebani karena hal ini." Ungkap Kendra dengan yakin pada istrinya. Dia tidak ingin jika nanti Rona ikut kursus malah akan mengganggu waktunya dan dia akan merasa terbebani.
" Kamu pikir-pikir lagi aja ya." Saran Kendra lalu memejamkan matanya sambil satu lengannya dia letakkan di atas dahi.
Aku nggak mau Na, kamu jadi terbebani dalam hal ini. Cukup kamu setia sama aku aja udah cukup. Batin Kendra sebelum akhirnya benar-benar terlelap. Sedangkan Rona masih memikirkan perkataan suaminya, ya memang benar apa kata Kendra kemungkinan jika dia ikut kursus masak akan menggangu waktunya. Bahkan jadwalnya beberapa hari kedepan, dia akan lebih sering pulang malam dan pasti sampai rumah dia akan memilih tidur.
Pukul 7 pagi Kendra yang sudah siap dengan pakaian dinasnya menatap ranjangnya. Ya istrinya masih tertidur pulas di sana, apa karena semalam pulang terlalu larut jadi jam segini dia belum bangun? Ntahlah tapi Kendra akan mencoba membangunkan istrinya, siapa tau dia ada jadwal pagi hari ini.
" Na, bangun. Ini udah jam 7. Kamu ada jadwal pagi nggak?" Ujar Kendra sambil menepuk-nepuk pipi Rona dengan halus.
" Aaaa... Aku masuk siang Ken. Maaf ya aku nggak bisa bikin sarapan hari ini." Jawabnya dengan suara setengah sadar tanpa berniat membuka matanya terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
RomansaBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.