" daripada lo nyuruh gue jadi calon suami pura-pura lo. mending lo jadi istri beneran gue aja."
Kalimat itu terus berputar di kepala Rona dia bingung haruskah dia percaya dengan semua ini? Aduh gue harus jawab apa? Tanyanya dalam hati gelisah. Apalagi sekarang mereka satu mobil, karena Kendra yang memintanya untuk pulang bersama. Lagi pula jalan pulang mereka juga searah dan ingat Rona tidak membawa kendaraan hari ini. Sebenarnya Kendra tidak memaksa Rona untuk menjawab tawarannya tadi sekarang, tapi kenapa malah terlihat lucu ya saat Rona menjadi gelisah begini. Sesekali dia juga melirik gadis cantik disampingnya.
Kendra berani menawarkan hal tadi bukan berarti dia tidak berpikir dulu ya. Sejak tadi dia terus memperhatikan gerak-gerik dan cara gadis ini berbicara. Pemuda ini rasa Rona memang gadis baik-baik dan ya kalian tau Rona adalah tipe ideal polisi muda ini.
" Nggak usah terlalu dipikirin. Gue bakalan nunggu sampai lo bilang yes or no." Ujar Kendra yang merasa iba dengan keadaan Rona sekarang.
" Kalo gue jawabnya masih bulan depan gimana?" Tanya Rona memastikan apakah ucapan pemuda ini benar.
" Ya gue bakal tungguin dan gue juga nggak akan deketin cewek lain, sebelum dapat jawaban dari lo." Jawab Kendra tenang karena dia tipe laki-laki setia dan memegang ucapannya.
" Lo serius??!" Rona menatap dalam-dalam mata pemuda disebelahnya.
" Gue berani bilang kaya gitu, karena gue yakin sama lo." Tekan Kendra lalu menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah gadis ini.
Kendra tersenyum melihat tingkah Rona yang semakin gugup karena pernyataannya. Terbukti dari cara gadis itu keluar dari mobilnya dan berlari kearah rumahnya. Lucu. Satu kata yang berhasil keluar dari mulut Kendra saat ini.
Sedangkan Rona bergegas pergi ke kamar kakak perempuannya dan langsung masuk tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu. Hingga membuat Melisa terkejut karena masker wajahnya jadi retak akibat adiknya. Rona langsung duduk di atas ranjang kakaknya tanpa berniat meminta maaf atas ulahnya baru saja.
" Lo kenapa sih?" Omel Melisa kesal.
" Kakak-kakak gue mau cerita. Tapi lo jangan kaget ya." Ujar Rona menarik lengan kakaknya agar duduk disebelahnya.
" Apaan sih." Heran Melisa kesal.
Lalu Rona mulai menceritakan jika hari ini dia telah dilamar oleh seseorang yang baru saja dia jumpai. Lebih kagetnya lagi, karena profesi yang di anut oleh Kendra. Melisa lalu memaki adiknya karena tidak menerima lamar itu.
" Aduh kakak, jangan kencang-kencang nanti kalo papa denger gimana?" Kesal Rona yang tidak suka dengan mulut toa kakaknya.
" Ya habis lo bego banget sih. Jodoh udah di depan mata malah lo ulur." Maki Melisa.
" Kak, kita itu baru kenal. Wajar dong kalo gue syok. Lagian emang kakak mau gue langkahin?" Terang Rona juga kesal.
" Ya daripada lo sama si tukang martabak yang selingkuh itu." Bela Melisa dengan membandingkan mantan pacar adiknya.
" Nggak tau ah kak. Lo nggak memberi solusi cuma malah bikin gue makin pusing." Lelah Rona dan beranjak dari kamar kakaknya.
" Tapi awas ya kalo kakak sampai bilang ke papa. Gue bikin lo nggak jadi kawin sama si Sapri." Ancam gadis di ambang pintu ini dengan sorot mata yang tajam.
Malam ini Rona juga tidak bisa tidur karena terus memikirkan ucapan Kendra tadi. Hah rasanya Rona ingin mati saja jika begini, tapi itu bukanlah pilihan yang tepat karena dia masih ingin hidup. Karena saking runyamnya pikirannya dia sampai berhalusinasi melihat Kendra tidur di sebelahnya. Seketika dia mengumpat dan membenamkan wajahnya kedalam selimut, namun seperkian detik kemudian dia mengintip dari cela selimutnya. Ternyata itu hanya halusinasinya saja, hah lega rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
Roman d'amourBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.