5.

9.3K 439 2
                                    

Pukul 6 sore Rona baru saja tiba di rumah. Hari ini memang syuting dihentikan lebih cepat karena memang hari ini adalah syuting terakhir di lokasi tadi. Rona mengambil paper bag yang berisi bajunya, lalu masuk kedalam rumah disana sudah ada Dina dan Melisa yang masih sibuk dengan urusan dapur. Karena melihat anaknya yang tampak lelah, Dina menyuruh Melisa untuk membantu adiknya mempersiapkan diri.

" Lo udah bilangkan sama Kendra kalo acaranya jam 7?" Tanya Melisa saat mereka tiba di kamar Rona.

" Udah kok." Jawabnya pelan karena Rona sangat lelah.

Setelah itu dia pergi mandi sambil memikirkan acara lamaran nanti. Tapi kenapa dia tidak merasa deg-degan ya? Mungkin nanti saat acaranya dimulai. Selesai mandi dia lalu mengganti pakaiannya dengan baju yang dia beli tadi. Rona memilih gaun warna biru dongker, berbahan brokat tule selutut, dengan garis leher yang memamerkan bahu mulusnya dan semakin cantik karena pas ditubuh gadis ini. Kemudian dia mulai merias dirinya sedangkan Melisa hanya bertugas merapikan rambutnya saja.

" Kak, kok gue mulai deg-degan ya?" Ungkap Rona saat jam di ponsel menunjukkan tujuh kurang lima belas menit lagi.

" Udah tenang aja lo, nih makan dulu biar nggak pingsan pas dilamar." Ucap Melisa setengah meledek sang adik yang memang sudah menunjukkan ekspresi wajah yang berbeda dari beberapa menit yang lalu.

Untuk mengurangi rasa gugupnya Rona memilih untuk pergi ke teras belakang rumah. Dia mondar-mandir tak tenang, kenapa sekarang dia semakin deg-degan dan tangannya terasa sangat dingin. Padahal dia sudah jelas menerima lamaran pemuda itu, ah apa mungkin karena sekarang dia akan dilamar di depan keluarganya? Mungkin bisa jadi.

Assalamualaikum

Mata Rona melotot saat mendengar suara salam dari teras depan rumahnya. Segera dia berjalan menuju kedalam rumah dan mengintip dari balik dinding pemisah ruang tamu dan keluarga. Terlihat Ridho menyambut beberapa orang yang dirasa adalah keluarga dari Kendra. Kok Kendra ganteng banget sih. Pujinya saat melihat pemuda yang mengenakan atasan batik  yang warnanya kebetulan senada dengan gaunnya. Rona merasa heran, padahal mereka tidak janjian menggunakan warna pakaian yang sama. Apa ini yang disebut dengan jodoh? Dia menggelengkan kepalanya mengusir pikiran aneh disana, mungkin ini hanyalah sebuah kebetulan saja jadi jangan terlalu dipikirkan.

" Mel, panggil adikmu." Pinta Ridho setelah semua tamunya duduk di ruang tamu.

Sedangkan Rona segera berjalan kearah sofa dan pura-pura tidak tau jika keluarga Kendra sudah datang. Melisa yang tadinya akan pergi ke teras belakang rumahnya, merubah langkahnya menuju sofa di ruang keluarga. Adiknya nampak masih gugup terlihat dari cara dia duduk saat ini.

" Oey, dipanggil papa tuh. Calon lo ganteng banget anjir..." Ujar Melisa tersenyum kagum dengan pilihan adiknya.

" Duh, gue gugup banget ini kak gimana dong." Keluh Rona memegangi lengan kakaknya.

" Udah -udah, gini aja gugupnya gimana pas ijab qobul?" Hem memang Melisa tidak membantu dirinya.

Baiklah Rona meyakinkan dirinya lagi dan berjalan beriringan dengan Melisa menuju ruang tamu. Di sana sudah ada Kendra yang tersenyum kearahnya dan dia balas dengan senyuman yang sedikit kaku, karena gugup. Ridho segera menyuruh anak gadisnya untuk duduk di sebelah Kendra, setelah Rona selesai bersalaman dengan anggota keluarga Kendra, agar acara bisa segera dimulai. Sebenarnya Kendra sedikit terpesona dengan Rona malam ini, namun dia berusaha menetralkan ekspresi wajahnya menjadi biasa saja.

Acara pun dimulai dengan ucapan wakil dari Kendra yang menyampaikan maksud dan tujuan mereka datang ke rumah ini adalah melamar Rona untuk Kendra. Sebelum menerima lamaran ini Ridho bertanya pada Rona apakah dia bersedia menjadi pendamping hidup pemuda tampan disebelahnya? Dan gadis ini menjawab iya. Jadi Ridho menyimpulkan jika lamaran keluarga Kendra resmi diterima.

Bersemi di pelaminan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang