Lanjut...
Happy Reading 😁
Setelah operasi berjalan dengan lancar Kendra lalu dipindahkan ke ruang rawat inap. Sejak semalam Rona enggan menutup matanya, rasanya dia tidak akan tenang sebelum melihat suaminya sadar. Sampai pesan Ridho pun dia abaikan, karena saking khawatirnya pada kondisi suaminya.
" Dek, lo makan dulu ya. Biar Kendra di jaga sama papa. Nih kakak juga udah bawain baju ganti buat kamu." Pinta Melisa dengan halus.
" Nggak kak, aku masih mau disini. Nanti kalo Kendra bangun gimana?" Tolak Rona dengan alasannya.
" Nanti papa kasih tau. Udah ya, kamu mandi trus makan. Jangan sampai kamu juga ikutan sakit ya." Ingat Ridho sambil mengusap kepala anaknya.
" Ya udah, tapi papa janji ya. Kalo ada orang yang namanya Shafa dan Gania, mau jenguk Kendra jangan diizinin ya." Setuju Rona dengan syarat demikian.
Akhirnya Rona keluar kamar setelah mandi dan Ridho juga menyanggupi permintaan anaknya. Rona dan Melisa lalu pergi keluar rumah sakit untuk mencari makanan. Karena Melisa tau adiknya tidak mau makan jika mencium bau obat-obatan, apalagi melihat orang sakit.
" Nih pakai make up kakak, biar nggak pucet lo. Masa iya suaminya bangun istrinya kaya orang tipes." Canda Melisa tapi sayang adiknya hanya tersenyum simpul.
" Gue tau lo lagi cemas. Tapi, lo itu juga harus sehat dek. Kalo lo ikutan sakit nanti siapa yang jagain Kendra, yakali gue dek." Nasehat Melisa perhatian pada adik sematawayangnya.
" Iya kak, makasih." Balas Rona pelan.
" Mama... Kita jenguk om ganteng yuk, Gania pengen lihat om ganteng." Ajak Gania saat ibunya akan mengajaknya pergi ke tempat kerjanya.
" Sayang, tapikan kemarin tante Rona nggak ngebolehin kita ke sana lagi. Nanti kalo tante Rona marahin Gania kaya kemarin gimana?" Ujar Shafa sebenarnya dia juga ingin tau bagaimana kondisi terkini penyelamat anaknya kemarin. Tapi dia juga memikirkan bagaimana sikap Rona nanti saat mereka tiba di rumah sakit.
" Nggak apa-apa ma, Gania kan salah jadi kalo tante Rona marahin aku nggak apa-apa. Aku pengen lihat om ganteng aja kok." Sanggah Gania dia sangat berharap bisa melihat Kendra lagi.
" Nanti ya nak, mama pikir-pikir dulu." Jawab Shafa bingung.
Nanti kalo aku datang trus Rona marah-marah gimana? Ah... Nanti malah bikin istirahat Kendra ke ganggu. Pikir Shafa dengan permintaan anaknya. Mungkin Gania tidak apa-apa jika dimarahi oleh Rona lagi, tapi hati dia sebagai seorang ibu akan merasa sakit saat melihat anaknya di marahi oleh orang lain. Apa lagi Gania masih terlalu kecil untuk memahami masalah seperti ini.
" Udah tau belum suaminya Rona kecelakaan. Katanya sih karena nolongin anak kecil." Ujar Agus yang entah kenapa lebih up to date tentang Rona.
" Kapan?"
" Kemarin sore, nggak sengaja kemarin gue lihat om Ridho sama tante Dina ke rumah sakit. Gue tanya dong kenapa, ternyata mantu idamannya kecelakaan." Terang Agus singkat.
" Jengukin lah." Ajak Robbi.
" Ya kalo udah di bawa pulang aja, lo nggak lupakan gue phobia selang infus." Ingat Fatur. Siapa yang menyangka jika pemuda bertubuh tinggi ini pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan gara-gara selang infus.
Sejak kembali makan tadi Rona masih setia duduk disamping ranjang rawat Kendra. Dia berharap suaminya akan segera sadar, rasanya belum tenang jika priannya belum membuka matanya sekarang. Pintu ruangan terbuka menampilkan Ridho yang baru saja dari luar sambil menenteng beberapa makanan dan minuman untuk Rona. Kemudian di susul oleh Dina untuk menggantikan Melisa yang kini sudah pergi bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
RomanceBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.