22.

5.4K 244 5
                                    

" mas sekarang aku mau tanya. Kak Rona nikah itu karena di jodohin apa mereka emang udah deket setelah kalian putus?" Tanya Safira yang masih penasaran dengan jawaban itu.

" aku nggak tau pasti Fir. Tapi mas pernah lihat Rona bilang kalo cowok itu adalah calon suaminya. Awalnya mas nggak percaya tapi pas Joni ngasih undangan itu, mas jadi yakin kalo setelah putus Rona emang deket sama cowok." Jawab Ardi apa adanya pasalnya dia juga kurang tau apakah mereka di jodohkan atau tidak. Yang membuat dia heran adalah, kenapa tanggal pernikahan mereka begitu cepat dan terkesan mendadak. Dia yang sudah menjalin hubungan selama 4 tahun saja belum berani mengajak Rona menikah, padahal apapun tentang wanita itu dia tau. Berbeda dengan Kendra yang mungkin tidak ada 3 bulan mengenal Rona dan mereka bisa menikah.

" Jangan-jangan kak Rona hamil duluan. Makanya dia nikah." Ucap Safira asal karena tidak percaya jika mantan pacar kakaknya sudah menikah.

" Hus... Kamu itu kalo ngomong. Nggak mungkin Rona kaya gitu." Sanggah Ardi yang tidak ingin adiknya berpikir negatif soal mantan pacarnya. Meskipun mantan tapi Ardi masih menyimpan rasa untuk wanita itu. Walaupun tidak akan pernah terbalaskan, tapi setidaknya Rona pernah mengisi ruang kosong di hatinya.

Sesampainya di rumah Kendra masih tetap diam dan itu membuat Rona heran. Kenapa dengan suaminya? Dia ingin bertanya tapi dia juga ragu. Karena saat ini suaminya sedang fokus pada beberapa berkas penting hasil penyelidikannya dan dia juga sibuk pada layar laptopnya. Sekali lagi Rona memperhatikan suaminya yang terlihat serius membaca berkas di tangannya.

" Emh Ken, kamu mau aku buatin kopi?" Tawar Rona ragu.

" Nggak usah, kamu lanjutin aja pekerjaan kamu." Tolak Kendra tanpa melihat lawan bicaranya saat ini.

" A... Aku udah selesai kok. Kalo nggak mau di bikinin kopi, aku pijitin aja ya. Kayanya hari ini kamu capek banget." Tawar Rona lagi, karena dia tidak ingin suasana menjadi canggung jadi dia memikirkan beberapa cara untuk mencarikan suasana.

Tapi saat Rona akan mengulurkan tangannya ke bahu suaminya, tangan Kendra dengan cepat memberikan tanda jika dia tidak ingin di pijat. Rona lalu menarik kembali tangannya, ada perasaan aneh saat suaminya menolak tawarannya. Kendra kamu kenapa? Tanya Rona pada dirinya sendiri. Karena tidak biasanya pria disebelahnya menolak tawarannya, bahkan kadang malah Kendra sendiri yang memintanya.

" Aku ke kamar dulu ya." Pamit Rona setelah penolakan suaminya.

Ternyata kamu juga nggak peka Na. Batin Kendra sambil menatap punggung istrinya yang semakin menjauh. Sedangkan Rona masih berpikir kenapa suaminya diam dan terkesan cuek padanya.

" Apa gue ada salah ya sama dia? Emh... Tapi apa??" Guman Rona bingung.

Lalu dia memikirkan cara untuk membuat Kendra tidak diam lagi. Sejenak dia berpikir sampai akhirnya dia menemukan ide bagaimana cara merayu suaminya. Setelah mencuci wajahnya dan memakai skincare, Rona membuka lemari pakaiannya. Matanya menyusuri susunan pakaian yang tertata rapi di sana, sampai akhirnya dia tertarik dengan satu gaun tidur yang dia rasa cocok untuknya.

Tak lama Kendra masuk kedalam kamar, dia melihat istrinya tengah sibuk merapikan tempat tidur mereka. Tak sengaja matanya tertuju pada penampilan istrinya malam ini, cukup terbilang menggoda karena gaun tidur yang Rona kenakan. Pakaian itu membuat Rona semakin terlihat seksi dan ya itu sukses membuat Kendra sedikit tergoda tapi dia tahan. Kendra lalu membaringkan tubuhnya keranjang tanpa berniat menanggapi penampilan istrinya malam ini. Rona yang melihat hal ini hanya bisa tersenyum getir, ternyata usahanya tidak berhasil.

" Ken, kamu kenapa sih dari tadi diam terus? Aku ada salah sama kamu?" Ungkap Rona yang sudah tidak tahan lagi dengan diamnya Kendra, itu membuat tanda tanya besar di benaknya.

" Nggak ada. Aku cuma lagi kepikiran sama kerjaan aja." Sahut Kendra tanpa berniat memandang wajah istrinya, yang jelas sedang menatapnya.

Mungkin karena tidak puas dengan jawaban suaminya, Rona lalu setengah bangun dan menatap suaminya. Dia meletakkan salah satu tangannya di sisi Kendra sebagai tumpuan, agar bisa berhadapan dengan Kendra yang sedang berbaring. Mata mereka saling bertatap, saat Kendra akan mengalihkan pandangannya tangan Rona dengan cekatan menahannya.

" Na, aku mau tidur jadi jangan ganggu aku ya." Pinta Kendra lalu mengalihkan tangan istrinya dari wajahnya.

" Tapi aku mau dipeluk sama kamu." Ucap Rona dengan suara manjanya. Kendra memejamkan matanya sejenak, lalu menarik tubuh Rona agar mendekat padanya. Dengan sigap Rona langsung melingkarkan salah satu tangannya ke perut suaminya. Dia juga bersikap manja dengan cara semakin menenggelamkan kepalanya ke dada bidang Kendra.

Keesokkan paginya Rona meraba sisi ranjangnya, saat dia menyadari orang yang dia cari tidak ada matanya terbuka. Dia mencoba mengembalikan kesadaran dulu setelah itu melihat ke sekeliling kamar, ternyata Kendra sudah pergi. Terlihat dari seragam dinasnya yang sudah tidak ada di gantungannya. Rona menghela nafasnya lesu, sebenarnya ada apa dengan Kendra saat ini?

" Aaaaaaa.... Kendra kenapa sih bikin gue mikir aja. Udah tau otak istrinya kadang lola malah di kasih teka-teki kaya gini." Gerutu Rona sebal dengan sikap suaminya saat ini.

" Ck. Udah ah mau mandi gue." Rona pun langsung beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi di kamarnya.

Saat dia akan melepaskan gaun tidurnya semalam, mata Rona melihat sebuah kotak persegi panjang berwarna biru  tergeletak di atas rak peralatan mandinya. Rona baru ingat jika kemarin dia ingin mencoba untuk melakukan tes kehamilan, ya karena ini sudah 2 minggu pasca dia dan Kendra melakukan itu. Akhirnya Rona mengambil kotak biru itu dan membukanya, ya siapa tahu hasilnya positif jadi dia tidak perlu takut memiliki adik lagi. Selesai mandi dia mengambil tes pack nya tadi, dia lihat disana hanya tertera satu garis saja dan itu berarti negatif hasilnya.

" Huh, mungkin emang belum waktunya." Guman Rona.

" Tumben lo berangkat sendiri Na?" Tanya Fatur saat Rona baru saja tiba di lokasi syuting hari ini.

" Iya, suami gue berangkat pagi banget tadi. Nggak tau ada acara apa, mana nggak pamitan lagi." Jawab Rona malas.

" Ya elah bucin amat lo. Apa lo udah jatuh cinta sama dia?" Heran Fatur. Mendengar itu Rona jadi membatin apa mungkin ya gue udah mulai suka sama dia? Tapi dia juga tidak bisa menjamin jika apa yang dia rasakan saat ini memanglah sebuah rasa cinta.

" Ye biji boba, malah diem aja." Tegur Fatur menonyor bahu Rona sedikit keras sampai wanita disebelahnya mengaduh sakit.

" Udah ah, gue mau ketemu Robbi." Elak Rona kemudian pergi meninggalkan Fatur.

Pukul 4 sore Kendra baru saja tiba di kediamannya melihat garasi rumahnya, memang belum ada tanda-tanda istrinya pulang. Dia lalu masuk kedalam rumah, menyalahkan beberapa lampu karena di luar mendung jadi mempengaruhi pencahayaan di dalam rumah. Seharian ini Kendra masih saja mendiami Rona, bahkan pesan-pesan yang dia kirimkan untuknya tidak ada yang dia balas. Kendra hanya membaca beberapa pesan itu tanpa berniat menanggapinya, maaf Na. Batin Kendra setelah membaca pesan Rona sore ini, lalu dia pergi ke kamarnya untuk membersihkan dirinya.

" Apa ini?" Tanyanya saat melihat tes pack di meja kamarnya.

" Garis satu, ini bukannya tes pack ya?" Tanyanya lagi, dia sedikit bingung dengan benda ini. Akhirnya dia mencarinya di internet tentang garis satu itu.

" Jadi kalo garisnya cuma satu negatif, kalo dua positif. Berarti ini negatif, ini punya Rona atau siapa?" Gumannya bingung, tapi kemarin istrinya tidak bilang jika dia akan mencoba melakukan tes kehamilan. Kalo di pikir-pikir jika bukan Rona lalu siapa lagi?

" Kenapa dia ngelakuin tes hamil, apa tadi pagi dia ngerasa ada tanda-tanda kaya orang hamil?" Pikirnya heran, karena tadi pagi dia lebih memilih berangkat lebih dulu untuk menghindari istrinya. Ya Kendra jelas masih marah pada Rona soal kemarin, bukan marah tapi Kendra hanya merasa istrinya terlalu berlebihan saat khawatir pada Yuni.

Bismillahirrahmanirrahim semoga kalian cepat punya momongan biar pak Ridho nggak bikin anak lagi.

Trus kalian berdua sebagai peran utama jangan marahan dong, nanti baby nya nggak cepat jadi.

-vita

Bersemi di pelaminan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang