20.

14K 287 0
                                    

Suara burung yang bercicit dan cahaya matahari yang mulai terasa hangat, membuat pagi hari ini terlihat cerah. Sepasang mata terpaksa membuka matanya karena ulah sinar matahari yang memaksa masuk lewat cela jendela kamarnya. Tubuhnya menggeliat karena masih enggan untuk bangkit dari ranjangnya, dia masih ingin tidur karena beberapa bagian tubuhnya terasa pegal. Lalu dia melirik ke arah bawah ada sebuah tangan yang senantiasa memeluknya dari belakang dengan erat. Dia tersenyum melihat hal ini, lalu dia usap lembut lengan kekar di perutnya. Hingga sang pemilik tangan semakin mengeratkan pelukannya pada wanita di sampingnya.

" Morning my wife." Bisik Kendra di telinga Rona dengan lembut dan membuat Rona membalikkan badannya menghadap suaminya.

Kendra mengecup sekilas kening istrinya juga bibir ranum di depannya, manis sama seperti semalam. Sedangkan Rona yang malu langsung membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya, tapi pria ini malah suka dengan hal ini. Kemudian dia setengah bangun agar bisa memandangi wajah gadisnya yang sekarang adalah wanitanya, karena ulahnya semalam membuat istrinya menjadi seperti pagi ini. Ya tubuh keduanya hanya berbalutkan selimut tebal sedangkan pakaiannya sudah bercecer di lantai, mungkin semalam mereka terlalu bersemangat melakukannya.

" Kamu kenapa?" Tanya Kendra karena Rona enggan menatapnya.

" Aku malu Ken," jawab Rona sambil melirik arah lain.

" Hey, kenapa harus malu? Aku udah lihat semuanya. Jadi.... Lihat aku sekarang." Tutur Kendra dengan lembut supaya istrinya mau melihatnya. Dengan terpaksa Rona mengalihkan perhatiannya pada wajah yang tepat di depannya saat ini. Bibir pria dia depannya melengkung ke atas, membuatnya juga tersenyum simpul tapi itu terlihat manis.

Cup

Kendra kecup sekilas bibir ranum milik Rona lalu membelai lembut wajah lelahnya. Dia tersenyum kembali saat melihat beberapa bekas merah di leher dan bahu mulus Rona, ternyata wanita ini benar-benar sudah menjadi miliknya. Tangannya mengusap lembut bahu mulus disebelahnya dan menurunkan selimut sedikit sampai dada Rona sedikit terekspose. Pria ini jadi teringat bagaimana dia memperlakukan istrinya semalam, memang sedikit kasar dan terkesan bernafsu sekali.

" Mata ini, hidung ini, bibir ini dan tubuh ini mulai sekarang adalah milikku." Bisik Kendra lembut di telinga Rona, hingga pipi wanitanya bersemu karena malu dan tersipu mendengar penuturan suaminya.

" Kendra...." Protes Rona saat Kendra menggodanya dengan mencium lehernya.

" Udah ah, aku mau mandi." Ujar Rona lalu mendorong pelan tubuh Kendra agar menjauh darinya. Namun Kendra hanya tersenyum menanggapi sikap istrinya, mungkin Rona menang masih malu dengan kejadian semalam. Maka pria ini mempersilahkan istrinya untuk pergi mandi terlebih dahulu. Dengan terburu-buru Rona meraih gaun tidurnya yang tergeletak di samping ranjangnya dan memakainya untuk menutupi tubuh polosnya, setelah itu dia berlari ke arah kamar mandi dengan cepat.

Terimakasih Rona kamu telah menjaganya untuk ku dan terimakasih kamu sudah menyerahkan diri padaku. Batin Kendra saat melihat bercak merah di sprei ranjangnya, ya dia telah menggadisi istrinya semalam hingga wanita itu menjadi miliknya. Sedangkan yang didalam kamar mandi terus tersenyum saat mengingat kejadian semalam, bagaimana Kendra memperlakukannya dan bagaimana Kendra menyentuhnya. Rona berkaca di cermin kamar mandi, lihatlah bekas tanda kepemilikan suaminya menghiasi leher, bahu dan beberapa bagian tubuh lainnya.

" Ternyata Kendra bar-bar juga ya." Gumannya pelan sambil menyentuh salah satu tanda merah di sana.

Selesai mandi Rona lalu pergi keluar kamar dia lupa tidak membawa baju ganti tadi, seperti biasanya dia akan melihat kondisi kamar dulu apakah sepi atau tidak. Melihat tidak ada siapa-siapa maka kaki kecil Rona melangkah keluar kamar dan langsung membuka pintu lemari untuk memilih pakaian. Setelah itu dia melihat ranjangnya yang masih berantakan, hah dia teringat lagi dengan adegan semalam. Lalu dia menarik selimut tebalnya, matanya terfokus pada bercak merah di sprei. Hah udah nggak prawan lagi gue. Batin Rona sambil tersenyum, ya dia menyerahkan diri pada suaminya pria yang menjadi takdirnya sekarang.

Bersemi di pelaminan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang