Tinggal seminggu lagi pernikahan Rona dan Kendra akan dilangsungkan. Semua persiapan sudah hampir matang dan hari ini mereka mulai menyebarkan kartu undangan pernikahan. Dimulai dari orang-orang yang satu tempat kerja dengan mereka, lalu beberapa teman masa sekolahnya dan orang-orang penting dari pihak setiap keluarga.
" Na, lo juga undang si Ardi?" Tanya Salma setelah menerima undangan dari sahabatnya.
" Iya, ya gue mau pamer aja. Kalo gue bisa bahagia sama orang lain." Jujurnya menatap Salma.
" Gila lo, trus calon lo tau niat lo ini?" Tanya Salma.
" Ya dia taunya Ardi mantan gue aja. Dia nggak tau kenapa gue bisa putus sama si kanebo itu." Terang Rona yang memang masih sangat benci dengan mantan pacarnya itu.
" Trus lo nggak ada niatan buat cerita ke dia?" Lagi Salma bertanya untuk memastikan otak sahabatnya tidak rusak.
" Ya kalo dia tanya gue ceritain. Tapi kalo nggak ya udah." Jawab Rona tenang karena masa lalu tidak harus selalu dibahas kan?
Salah satu tujuan Rona mengundang sang mantan adalah untuk membuat pemuda itu menyesal karena sudah meninggalkannya. Ya tapi tidak sepenuhnya untuk itu, dia juga ingin membuktikan jika dia bisa bahagia walau bukan dengan Ardi. 4 tahun yang sulit dia lupakan akan segera dia hapus dengan lembaran baru bersama Kendra, ya pemuda yang telah memilihnya menjadi pendamping hidup. Maka dia akan berusaha menjadi istri yang baik untuk Kendra Atmaja dan akan menjadi permaisuri dalam kerajaannya nanti.
Syuting hari ini cukup lama bahkan jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Untungnya besok dia sudah mengambil cuti menikah selama 2 Minggu. Ya memang begitu ketentuan dari perusahaan tempatnya bekerja, yang akan menikah akan diberikan cuti selama 2 minggu. Jadi besok dia masih bisa menyebarkan undangan kepada teman-teman lamanya dan bisa beristirahat lebih nyaman tanpa memikirkan pekerjaan terlalu pusing.
" Dek, bangun Kendra di bawah tuh." Ujar Melisa pada adiknya yang masih tertidur pulas di ranjang.
" Emh... Gue masih ngantuk kak." Guman Rona malas.
" Ih, lo nggak kasian apa sama dia. Dia udah daritadi tau nunggin lo, udah bangun cepet mandi. Kalo nggak bangun gue panggilin mama hlo." Ancam Melisa hingga adiknya mau bangun dari ranjangnya dan pergi berlari ke kamar mandi.
Hah ngapain sih Kendra jam segini ke rumah. Batinnya heran sambil menyisir rambutnya. Setelah selesai dengan penampilannya dia turun kebawah dan menghampiri Kendra yang sudah duduk manis di ruang tamu bersama Dina. Segera dia duduk di sebelah Kendra dan mamanya mulai beranjak dari ruang tamu.
" Ada apa, pagi-pagi ke rumah?" Tanya Rona tanpa ada basa-basi kapan dia datang.
" Kamu lupa? Kan kamu yang minta dianterin nyebar undangan." Ingat Kendra dengan pesan Rona kemarin sore.
" Astaga, maaf aku lupa Ken. Ya udah aku ambil undangannya dulu." Rona menepuk jidatnya dan berlari ke kamarnya untuk mengambil beberapa undangan serta tasnya.
Setelah berpamitan dengan Dina mereka lalu pergi meninggalkan rumah. Tapi sebelum mereka beraksi menyebarkan kartu undangan, Rona bertanya apakah calon suaminya sudah makan? Dan Kendra hanya menggeleng. Jadi Rona mengajak Kendra untuk sarapan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatannya.
" Mel, kalo menurut kamu Kendra itu gimana?" Tanya Dina.
" Ya kalo menurut Mel sih, dia baik, bertanggung-jawab dan dia lebih dewasa daripada si biji ketumbar." Jawab Melisa yang kadang suka ngawur memanggil adiknya.
" Alhamdulillah deh kalo gitu, mama jadi nggak ragu lagi buat ngelepasin Rona sama Kendra." Terang Dina dan tersenyum.
" Beruntung banget ma, si Rona itu bisa dapat calon suami kaya Kendra. Nggak ngelarang dia buat kerja meski udah nikah, nggak kaya Sam." Ujar Melisa yang kadang heran dengan pacarnya kenapa melarangnya bekerja setelah menikah? Kenapa? Apa yang salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
RomansaBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.