Sore ini Rona pulang lebih awal hingga membuat Kendra yang sedang mencuci motornya terheran-heran. Ya karena beberapa hari terakhir ini istrinya sering pulang malam dengan wajah yang lesu, tapi kali ini sedikit berbeda. Dia menghampiri wanitanya saat melihatnya mengeluarkan sebuah kardus yang lumayan besar dari bagasinya. Kardus apa? Kendra mengambil alih benda besar dari tangan Rona yang sepertinya cukup keberatan dengan isi kardusnya. Rona tersenyum simpul menanggapi perhatian suaminya, meskipun dia tau pasti kini Kendra sedang bertanya-tanya.
" Ini apa Na?" Tanya Kendra yang penasaran dengan isi didalam kardus ini.
" Itu barang-barang aku yang di kantor." Jawab Rona lalu berjalan ke arah rumah dengan langkah pelan.
" Kenapa di bawa pulang?" Tanya Kendra lagi sambil mengikuti langkah istrinya. Rona lalu menoleh setelah memasuki rumahnya sambil tersenyum.
" Kontrak aku udah habis, trus nggak aku perpanjang lagi. Jadi hari ini adalah hari terakhir aku kerja di sana Ken." Jelas Rona lalu menghela nafasnya, sebenarnya dia belum ingin berhenti tapi ada sesuatu yang membuatnya yakin dengan keputusannya ini. Ya semoga saja ini akan menjadi keputusan yang terbaik untuknya.
" Ke... Kenapa nggak di perpanjang?" Heran Kendra lalu meletakkan kardus tadi di lantai.
Rona memejamkan matanya sejenak merangkai kata-kata yang tepat untuk menjelaskan keputusannya. Kendra semakin penasaran dengan alasan istrinya, bukankah Rona masih ingin berkarir? Sedangkan wanita cantik ini juga belum hamil lalu dimana letak salahnya?
" Aku berhenti kerja, karena aku ngerasa udah cukup untuk berkarir."
" Ya... Mungkin sekarang waktunya aku fokus sama keluarga aku dan selalu ada buat kamu. Lagian.... Kalo aku kerja terus nanti nggak cepet dapat baby nya dong." Rona tersenyum saat mengatakan baby.
" Soalnya kata dokter...." Kendra meletakkan jari telunjuknya di bibir Rona dengan tiba-tiba. Mengakibatkan Rona tidak bisa melanjutkan ucapannya, dia tersenyum dengan sikap suaminya.
" Kan aku udah bilang, kalo kamu belum siap jangan di paksa kaya gini." Tegur Kendra yang merasa jika istrinya sangat keras kepala tentang hal ini. Percuma rasanya setiap hari dia membahasnya, alasan macam apa ini.
" Ken.... Dengerin aku dulu. Aku emang berhenti kerja, tapi bukan berarti aku nggak bisa berkarir di rumah. Aku masih bisa jadi penulis kok, ya meskipun itu freelance tapi nggak apa-apa kok." Balas Rona sambil memegang lengan Kendra.
" Untuk baby, nggak tau kenapa aku ngerasa kalo aku udah siap aja. lagian kata dokter, kalo kita sama-sama capek bakalan lama juga punya baby nya. Jadi ya aku aja yang berhenti kerja, kan mencari uang itu tugas suami." Lanjut Rona dengan tutur kata yang lemah lembut sehingga membuat Kendra sedikit terharu dengan keputusan istrinya.
" Makasih sayang..." Ucap Kendra sambil memeluk erat istrinya. Dia bahagia jika memang itu alasan Rona berhenti bekerja. Kendra tidak menyangka jika istrinya memiliki pemikiran seperti itu, bahkan dia saja tidak berpikir sejauh ini. Pria ini pikir Rona akan berhenti bekerja jika memang benar-benar sudah hamil, nyatanya dia malah memberikan waktu untuk mempercepat memiliki momongan.
Akhirnya setelah sekian lama tidak makan malam bersama, kini mereka berdua bisa menikmati makan malam bersama juga. Rasanya memang menyenangkan bisa makan malam dengan istrinya, biasanya Kendra maupun Rona akan makan malam sendiri-sendiri. Karena Rona juga sering pulang larut malam dan terkadang Kendra sudah tertidur di sofa sambil menunggu istrinya pulang. Tapi kali ini mungkin dia yang akan sering pulang malam, karena tadi dia baru saja mendapatkan tugas dengan jam yang lebih lama dari kemarin.
Selesai makan malam kini keduanya menikmati waktu bersantainya sambil menonton acara di televisi. Obrolan manis pun mulai tercipta sampai-sampai televisinya di anggurkan, karena keasyikan mengobrol sendiri. Kendra terus tertawa dengan cerita istrinya, memang Rona wanita yang tidak bisa diam selalu ada topik untuk mereka bahas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
RomansaBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.