" makasih bang Aska, bang Morgan,bang Andre. Udah mau jengukin Kendra." Ucap Rona ramah saat teman-teman Kendra datang berkunjung ke rumah sakit.
" Iya Rona sama-sama. Lagian kan Kendra partner kerja kita, jadi ya harus solid lah." Jawab Morgan.
" Oh iya Ken, motor lo udah gue pulangin. Tadi yang nerima ibu-ibu gitu, mirip Rona... Nyokap lo ya Na?" Ujar Aska yang memang dimintai tolong langsung oleh Rona untuk mengurus kendaraan suaminya pasca kecelakaan waktu itu.
" Iya, mungkin soalnya katanya mama tadi mau ke rumah. Makasih ya bang Aska." Balas Rona dan Aska hanya mengangguk.
Lama mengobrol akhirnya 3 pria tadi beranjak dari duduknya dan berpamitan, karena masih ada pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Rona mengantar teman-teman Kendra sampai kedepan ruangan, sekali lagi dia ucapkan terimakasih atas rasa simpati teman-teman seprofesi suaminya. Tak lama datanglah seorang perawat yang membawakan sebuah dus yang Rona rasa itu adalah kue. Perawat itu menerangkan jika tadi ada titipan untuk pasien atas nama Kendra Atmaja, Rona lalu melihat dus di dalam plastik itu. Kokoa cake. Sepertinya Rona mengenali nama toko ini, tunggu Rona ingat-ingat dulu. Ah... Benar ini adalah toko kue yang pernah dia lihat saat sedang membuntuti suaminya waktu itu. Bukannya Kendra pernah keluar dari toko ini sama Gania dan Shafa ya? Apa wanita itu kerja di sana? Ingat Rona mencoba mengulang rekaman otaknya beberapa waktu yang lalu. Sepertinya memang betul jika Shafa bekerja di sana, terlihat beberapa kali wanita itu masuk kedalam toko dalam jangka waktu yang lama.
" Emh... Sus, kebetulan kue di ruangan saya masih banyak soalnya banyak yang jengukin suami saya tadi. Jadi kue ini buat suster aja, di terima ya sus." Ucap Rona karena sadar jika kue ini pasti dari Shafa, hanya wanita itu yang tidak bisa memberikan langsung sesuatu pada Kendra.
" Tapi bu, inikan untuk suami ibu." Tolak sang perawat.
" Nggak apa-apa sus, daripada nggak kemakan malah mubazir. Lagian tadi ibu saya juga bawa kue dari rumah." Alasan Rona agar kue itu tidak bisa masuk kedalam ruangan suaminya. Sama seperti buket bunga kemarin, saat menerimanya dan si perawat sudah pergi. Diam-diam Rona langsung membuang buket itu kedalam tong sampah yang cukup besar di rumah sakit ini. Akhirnya perawat tadi menerima pemberian dari Rona, sayang juga jika nanti hanya jadi pajangan.
Kayanya Rona selalu tau kalo itu dari aku. Sesal Shafa yang berdiri tidak jauh dari ruang Kendra, namun Rona tidak bisa melihatnya. Dengan terpaksa dia pergi dengan keadaan yang kecewa, kenapa harus Rona yang menerimanya?
Setelah beberapa hari menginap di rumah sakit akhirnya sore ini Kendra sudah diizinkan pulang oleh dokter, karena kondisi Kendra yang sudah membaik. Tak lama setelah Rona selesai merapikan beberapa barangnya, datanglah teman-teman Rona yang ingin menjenguk bagaimana kondisi terkini pak polisi ganteng ini. Dengan senang hati Rona menyambut kedatangan teman-temannya.
" Hallo... Pak polisi gimana keadaannya?" Tanya Agus lalu menjabat tangan Kendra.
" Ya begini, Alhamdulillah udah baikan. Tinggal pemulihan bagian bahu aja." Jawab Kendra sambil menyentuh bahunya yang masih terasa nyeri jika di gerakan.
" Na, suami lo kok awet banget sih gantengnya? Gue jadi minder deh duduk sebelah dia." Ungkap Fatur yang memang duduk disebelah Kendra.
" Makanya glow up dong, jangan jajanin cabe-cabean terus." Ledek Salma dan tertawa.
" Ye lu nggak tau sih, betapa pedihnya mata gue pas ngetik naskah sampai perih nih. Bikin muka gue keripik gini." Bela Fatur.
" Keriput Catur." Sanggah Robbi.
" Fatur."
Memang selalu begini jika teman-teman Rona berkumpul, tidak ada yang benar otaknya. Setelah puas merampok makanan di rumah Rona, 4 orang tadi lalu pulang ke rumah masing-masing. Dengan alasan tidak ingin mengganggu momen romantis pasangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
RomanceBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.