Pagi yang cerah udara kota Jakarta sedikit dingin karena sisa hujan semalam yang cukuplah deras. Hingga berita di televisi menginformasikan, jika beberapa daerah di ibu kota terkena banjir akibat jumlah curah hujan yang tinggi. Rona yang tengah fokus mengepel pun sesekali melirik ke arah layar televisi, untuk melihat daerah mana saja yang terdampak banjir.
" Ini pasti rumahnya bapak Fatur Cahyono kebanjiran." Tebak Rona saat sang reporter menyebutkan dimana lokasi dia berdiri sekarang.
" MBAK NANA... SAYUR....!!!!" suara lantang dari luar membuat Rona sedikit kaget. Ya itu adalah suara tukang sayur langganan Rona semenjak menjadi ibu rumah tangga, segera dia letakkan alat pelnya dan meraih dompet di dekat televisi. Rona lalu berjalan menuju depan rumahnya, ternyata tukang sayurnya sudah di sana bersama beberapa ibu-ibu yang lainnya.
" Aduh mbak Rona, sekarang sering pakai daster ya. Dulu kalo jam segini udah rapi mau berangkat ke kantor." Ujar ibu-ibu berbaju hijau.
" Iya boro-boro belanja di tukang sayur, bisa masak buat sarapan aja udah Alhamdulillah." Timpal ibu-ibu yang sedang memilih sayuran.
" Ah ibu bisa aja. Mang udang yang saya pesen kemarin ada?" Tanggap Rona yang mulai akrab dengan ibu-ibu tersebut, karena sering nimbrung saat membeli sayur.
" Ini mbak Nana..." Bapak tukang sayur ini memang lebih akrab memanggil Rona dengan sebutan Nana, katanya agar lebih mudah saat memanggilnya.
Selesai berbelanja dan sedikit bergosip dengan ibu-ibu di daerah perumahannya, Rona lalu bergegas pulang. Dia melihat alat pelnya sudah berpindah tempat ke dinding yang biasanya Rona gunakan untuk menjemur pel. Ah pasti Kendra sudah bangun dan dia melihat pekerjaannya belum selesai. Karena ini hari Minggu dan Kendra sudah benar pulih, meskipun belum diizinkan tugas ke lapangan lagi. Tapi Pria ini tetap menjadi Kendra yang seperti hari Minggu pada umumnya, membantu kegiatan rumah tangga istrinya.
" Kamu belanja apa?" Tanya Kendra saat Rona meletakkan kantong plastik berisi belanjaannya.
" Aku lagi pengen makan udang." Ujar Rona seperti mengkode suaminya agar memasak untuknya.
" Oke, hari ini kita belajar masak udang pedas manis. Kalo tumis kangkung sama gorengan kan udah bisa." Setuju Kendra lalu memakai clemeknya.
" Tunggu aku siapin kertas dulu." Cegah Rona saat Kendra akan menyiapkan bumbu masakannya.
Setelah siap Kendra mulai menyebutkan bumbu yang digunakan untuk membuat udang pedas manis. Pria ini berkata dengan sangat jelas sehingga membuat Rona cepat paham, lagi pula jika tidak paham dia malu. Bayangkan guru masakanya saja suaminya, jadi dia harus benar-benar paham dalam sekali peraktek.
" Nah kalo bumbunya udah wangi plus agak kering gini, baru deh masukin udang aduk sebentar sampai warna udangnya berubah. Baru deh tambahin air secukupnya." Terang Kendra lalu menyuruh istrinya untuk mengaduk-aduk masakan ini.
" Suami idaman." Puji Rona lalu tertawa karena suaminya menjadi salting.
" Cobain, udah pas belum?" Suruh Kendra.
" Ah.... Mantap. Pokoknya resepnya pak Kendra bisa dilihat di story ibu Rona ya. Jangan lupa follow Instagram kita di bawah ini." Canda Rona seperti sedang membawakan acara masak-masak dan Kendra adalah kokinya.
Mereka lalu tertawa dengan candaan receh ini, bisa-bisanya istrinya melawak seperti ini. Memang candaan Rona itu adalah sesuatu yang candu untuk Kendra. Bahkan saat dia pergi bertugas dengan jarak yang jauh dan waktu yang lama, dia sangat merindukannya dan ingin mendengar suara wanitanya.
" Ken, gimana kalo tiap minggu kita bikin vlog. Ya tentang keseharian kita aja sih, biar nggak gabut juga aku." Ajak Rona saat keduanya sedang menikmati makan paginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
RomanceBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.