" aku berangkat tugas dulu ya, kamu hati-hati di rumah." Pamit Kendra pada istrinya.
" Iya, kamu juga hati-hati jangan sampai ketahuan oke." Balas Rona tersenyum lalu mencium tangan suaminya.
CUP
" Emh... Biar semangat." Ucap Rona malu Setelah mencium bibir suaminya. Kendra tersenyum dan mengusap puncak kepala istrinya, memang manis wanitanya.
Setelah itu Kendra mulai menaiki motornya dan siap untuk bertugas. Selama 2 hari ini Rona hanya disibukkan dengan kegiatan sebagai ibu rumah tangga saja. Ya memang banyak waktu kosongnya jika dia sedang tidak memiliki ide untuk menulis. Sebenarnya dia sudah merencanakan beberapa kegiatan di luar untuk mengurangi waktu senggangnya. Misalnya ikut les masak, tapi semalam dia sudah berdiskusi dengan suaminya. Kata Kendra dia akan diajari memasak oleh suaminya saat pria itu libur kerja, jadi dia akan memiliki guru privat yang spesial.
Kota Jakarta hari ini memang sudah mendung sejak tadi pagi, tapi belum ada tanda-tanda akan turun hujan. Kendra masih menikmati kopinya di sebuah caffe, sambil matanya terus mengintai seseorang yang tidak jauh darinya. Sesaat kemudian orang yang dia intai pun keluar caffe bersama teman-temannya dan Kendra juga segera keluar dari caffe. Tapi saat dirinya baru keluar tiba-tiba ada yang memanggilnya 'om ganteng' sehingga mau tak mau dia harus menoleh sejenak.
" Om Ganteng mau kemana?" Tanya Gania saat Kendra menatapnya.
" A... Om mau pulang." Jawab Kendra berbohong, lagi pula siapa yang akan mengatakan yang sebenarnya bisa-bisa anak kecil ini nanti malah keceplosan.
" Ma... Kenalin ini om ganteng yang sering aku ceritain. Ganteng kan?" Ucap Gania sambil tangannya menggenggam tangan ibunya.
" Shafa!??" Kejut Kendra saat melihat ibu dari Gania. Wajah di depannya langsung mengingatkan Kendra pada kejadian masa lalunya saat SMA.
Flashback
Rania Shafa Lina adalah cinta pertama sekaligus pacar pertama Kendra Atmaja semasa sekolah dulu. Gadis yang sering dipanggil Shafa itu dulu sangat menarik perhatiannya sejak duduk di bangku kelas X SMA. Wajahnya yang manis dan kulitnya yang bersih serta memiliki tutur kata yang lemah lembut, mampu menggetarkan hati salah satu pemuda tampan di sebelahnya.
Kendra sudah lama mengincar gadis itu sejak masa orientasi siswa, saat gadis itu tidak sengaja diminta oleh kakak tingkatnya untuk membacakan puisi karyanya. Suara itu langsung menghipnotis Kendra yang sejak tadi hanya sibuk mendengarkan obrolan teman satu gugusnya. Bibir yang terus tersenyum dan mata yang belok, membuat siapapun tidak ingin berhenti memandangnya.
Beberapa bulan kemudian setelah memasuki hari-hari sebagai siswa SMA. Kendra datang ke kelas gadis itu dan mengajaknya bertemu di taman belakang sekolah setelah pulang sekolah nanti. Ya Kendra menyatakan perasaannya pada Shafa saat itu juga dan pernyataan cintanya pun di terima oleh si gadis. Dengan syarat Shafa tidak ingin ada yang tau tentang hubungan mereka, karena dia takut nanti malah menimbulkan masalah. Sebenarnya Shafa tau jika pemuda didepannya adalah salah satu cowok populer di sekolahnya dan banyak kakak kelas ataupun teman satu angkatnya yang mengidolakan Kendra. Maka saat Kendra menyatakan perasaannya dia memilih untuk merahasiakannya.
Namun lama-kelamaan hubungan mereka tercium oleh kalangan murid perempuan di sekolahnya. Hal itu membuat Kendra lovers garis keras, langsung beramai-ramai membully Shafa. Awalnya Shafa masih tahan dengan bullyan dari para teman-temannya, tapi lama-lama bullyan mereka kadang menggunakan kekerasan. Selama 2 bulan dia bertahan tanpa berani mengadu pada Kendra, karena dia juga takut jika nanti mengadu fans Kendra akan semakin menjadi-jadi.
" Ken, aku mau kita putus." Ucap Shafa tiba-tiba.
" Apa?!!! Tapi kenapa Sha? Aku salah apa?" Kejut Kendra yang tidak mengerti dengan ucapan pacarnya. Jelas dia kaget tidak ada api dan tidak ada asap tapi gadisnya bisa berkata seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersemi di pelaminan ✔️
RomanceBerawal dari ketemu mantan di penertiban lalu lintas, Rona langsung nilang status polisi disebelahnya. Niatnya ingin mengajak kerjasama malah diajak nikah sama pak polisinya.