One

84.1K 5.1K 271
                                    

GIMANA PERASAAN KALIAN DAPET NOTIF DARI STORY INI?
.
.
.
VOTENYA JANGAN DILUPAIN!
.
.
.
PELANGINYA MANA CUY🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈
.
.
.
SHARE CERITA INI. AJAK TEMAN KALIAN NGEHALU DI SINI🍒

***

-Negoisasi

Tak ada satupun cahaya masuk ke dalam kamar yang didominasikan warna abu-abu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada satupun cahaya masuk ke dalam kamar yang didominasikan warna abu-abu. Gorden tertutup menghalau sinar matahari masuk- membiarkan kamar remang-remang.

Suasana kamar menjadi suram dan sunyi. Di atas ranjang di temani lagu Reckless milik Madison Beer serta figura foto kedua orang tuanya, terdapat seorang gadis menangis pilu.

"Ke-kenapa kalian ninggalin Lara sendirian? Kenapa, Bu, Yah." Gadis itu melampiaskan emosinya pada bantal guling.

"Lara sendirian. Lara takut." Bantal guling ia peluk erat. Wajahnya tersembunyi di sana hingga suaranya terdengar samar.

Dua hari setelah mengantar kedua orangtuanya ke tempat peristirahatan, ia langsung masuk ke dalam kamar— menumpahkan kesedihannya sendirian bersama temaramnya lampu di kamar.

Ditinggalkan oleh kedua orang tua? Siapa yang akan diam tanpa mengeluarkan air mata? Apalagi Lara yang merupakan anak tunggal, tak memliki adik ataupun kakak, hanya orang tua yang ia miliki. Namun, Tuhan lebih sayang pada kedua orang tuanya.

Tok tok tok.

Tangannya bergerak menghapus air mata ketika pintu diketuk. Gadis bernama Lara Anindija tersebut terdiam sebelum si pengetuk pintu bersuara.

"Tante boleh masuk?" Tanpa Lara jawab sosok wanita dewasa yakni sahabat Ibunya masuk membawa makanan.

"Lara, makan ya. Dari kemarin perut kamu enggak diisi." Wanita dewasa memiliki nama Eva menaruh nampan di atas nakas.

Gelengan lesu membuat Eva menghela napas. Anak dari almarhumah sahabatnya selalu menolak ketika ia menawarkan makan. Pasti gadis itu sangat terpukul akan kematian kedua orang tuanya.

"Kamu jangan sedih terus, kasian Ibu sama Ayah kamu di sana. Pamali loh kalo ditangisin terus." Beliau mengusap surai Lara yang sudah lepek akibat dua hari ini Lara tidak beranjak dari tempat tidurnya.

"Tante.... " Tangisan Lara meluruh serta isakan di pelukan Eva.

Begitu Lara memeluknya sambil menangis, Eva juga sama. Air matanya terjatuh melihat kondisi Lara yang memprihatinkan ini.

"Kamu jangan ngerasa sedih, Nak. Ada tante sayang, Tante yang bakalan temenin kamu." Eva berusaha tak mengeluarkan isakannya.

Lara menggeleng di pelukan Eva. "Enggak Tente, Tante pasti sibuk,"

L for Langgeng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang